ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KUALITAS LABA DI INDONESIA DAN MALAYSIA
Abstract
Â
Laba merupakan suatu akun yang selalu dijaga dan diamati oleh pihak perusahaan, terutama investor dan para pengguna laporan keuangan. Peningkatan laba akan selalu menunjukkan bahwa laporan keuangan tersebut mempunyai daya tarik. Laba yang tinggi dan stabil memberikan gambaran bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dan patut untuk diapresiasi. Namun, ada beberapa kegiatan dari manajer yang menjadikan laba sebagai akun yang sering digunakan dalam hal yang tidak baik dengan cara yang tidak baik juga. Manipulasi laba merupakan sebuah cara untuk menaikkan dan menurunkan laba sehingga laba tersebut stabil dan baik. Laba yang stabil dan baik menunjukkan kualitas laba yang baik dan bagus pula.
Penelitian ini menggunakan Agency Theory dimana teori ini menjelaskan bahwa ada kepentingan dari masing-masing individu. Kepentingan ini menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Manajer merupakan orang yang lebih mengetahui laporan keuangan sehingga dia berlaku oportunitik. Salah satu perilaku oportunistiknya adalah manajemen laba (manipulasi laba).
Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat komparatif. Penelitian komparatif yaitu penelitian yang membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini membandingkan manajemen laba dan kualitas laba di Indonesia dan Malaysia. Variabel yang ada di penelitian ini yaitu variabel independen yaitu manajemen laba dan kualitas laba. Sedangkan, objek yang dibandingkan yaitu negara Indonesia dan Malaysia.
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia. Sampel penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia tahun 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan www.bursamalaysia.com. Penelitian ini menggunakan alat ukur discretionary accruals (DA) untuk manajemen laba dan Earning Response Coefficient (ERC) untuk Kualitas laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tidak terdapat perbedaan manajemen laba antara Indonesia dan Malaysia, dan 2) terdapat perbedaan kualitas laba antara Indonesia dan Malaysia. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya konvergensi IFRS Tahap II tidak akan menjadikan manajemen laba di Indonesia dan Malaysia berbeda, namun dalam segi kualitas laba didapatkan berbeda antara Indonesia dan Malaysia. Dalam hal ini, konvergensi IFRS Tahap II membuat laba yang dilaporkan semakin berkualitas sehingga kualitas labanya menjadi berbeda jika diperbandingkan.
Kata Kunci:
Teori Agen, Manajemen Laba, Kualitas Laba, Indonesia, Malaysia