PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY : STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016

Authors

  • Sindy Oktaviani
  • . Yunilma
  • . Meihendri

Abstract

Good Corporate Governance merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan dalam
menjaga keberlanjutan usahanya, sesuai dengan konsep Triple Bottom Line yakni, profit,
people dan planet. Hal ini diimplementasikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau
dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengungkapan corporate social
responsibility merupakan pengungkapan wajb (mandatory disclosure) yang diatur dalam UU
No.40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 dan
PSAK No.1 Tahun 2015, namun tahun 2017 PROPER menunjukkan bahwa terdapat 130
perusahaan mendapatkan peringkat merah 5 diantaranya perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Penelitian ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi dan teori good corporate
governance. Stakeholder menurut Freeman (1984) adalah sebuah organisasi, grup atau
individu yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi tujuan organisasi tersebut. Teori
legitimasi merupakan usaha perusahaan menempatkan diri dengan lingkungan, sosial dan
masyarakat yang dilandasi dengan kontrak sosial. Good corporate governance menurut world
bank adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat
mendorong kinerja perusahaan guna menghasilkan nilai ekonomi yang berkesinambungan.
Sampel penelitian ini adalah 50 perusahaan munufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2016, teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan 9 variabel yaitu, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, ukuran komite audit, frekuensi rapat komite audit dan keahlian
keuangan komite audit.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, frekuensi rapat
komite audit dan keahlian keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility. Kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan kepemilikan asing,
umur perusahaan dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
Kata Kunci : Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Ukuran Komite Audit, Frekuensi
Rapat Komite Audit, Keahlian Keuangan Komite Audit

Published

2018-08-17