PENGARUH CAPITAL INTENCITY RATIO, FREE CASH FLOW DAN KOMPENSASI BONUS TERHADAP MANAJEMEN LABA
Abstract
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh capital intencity ratio, free cash flow dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba. Beberapa tindakan manajemen laba seperti kasus Toshiba Corporation yang terjadi di Jepang pada tahun 2015 dalam kasus ini Toshiba terlibat skandal penggelembungan keuntungan perusahaan sebesar 151,8 milyar yen. Sementara kasus yang terjadi di Indonesia adalah kasus PT. Kimia Farma terjadinya mark up terhadap laba pada tahun 2001. Pada audit tanggal 31 Desember 2001 manajemen Kimia Farma melaporkan laba bersih Rp 132 milyar tetapi setelah dilakukan audit ulang laba bersih Kimia Farma adalah Rp 99,56 milyar atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar.
Teori dalam penelitian ini menggunakan teori keagenan. Teori ini menjelaskan hubungan yang terjadi antara principal dengan agent. Teori ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Dimana principal sebagai investor dan manajer sebagai agent.
Populasi dalam penelitian yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Total sampel sebanyak 61 perusahaan. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017.
Terdapat 3 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa (1) Capital intencity ratio berpengaruh terhadap manajemen laba (2) Free cash flow tidak berpengaruh terhadap manajemen laba (3) Kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa capital intencity ratio berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan free cash flow tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata Kunci : Manajemen Laba, Capital Intencity Ratio, Free Cash Flow, Kompensasi Bonus