PENGARUH DISCLOUSURE, FINANCIAL DISTRESS DAN LIKUIDITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

Abstract

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting untuk para penggunanya dalam mengambil keputusan-keputusan terkait perusahaan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan dibutuhkan investor sebagai media komunikasi untuk mengetahui informasi mengenai kodisi keuangan perusahaan. Para pemakai laporan keuangan sangatlah memperhatikan pernyataan yang diberikan auditor, dimana pernyataan audit merupakan salah satu gambaran atau penilaian auditor terhadap kondisi perusahaan apakah dapat bertahan hidup atau tidak untuk masa depan Giting dan Tarihoran, 2017 [1]. Apabila ada keraguan mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan, maka auditor harus mengungkapkan pada laporan audit, yaitu opini audit Going Concern Jalil, 2019 [2]. Perusahaan yang mendapatkan opini going concern adalah perusahan yang sedang mengalami penurunan pendapatan atau kinerja yang terus merug Nugroho, 2018 [3]. Fenomena yang terjadi saat ini sesuai data per Januari 2020, terdapat beberapa emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki opini kelangsungan usaha (going concern) dengan kata lain terdapat beberapa perusahaan yang kelangsungan usahanya masih dipertanyakan. BEI menghapus pencatatan saham BORN karena mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha (going concern) emiten ini tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai