FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI NON MAKANAN PADA 19 KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT

Abstract

Menurut BPS Sumbar rata rata pengeluaran masyarakat untuk konsumsi non makanan relatif mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai dengan 2020 yang lalu. Jumlah konsumsi non makanan terendah mencapai Rp 456.827 di tahun 2016, seiring dengan semakin menurunnya nilai mata uang Rupiah mendorong komoditi non konsumsi cenderung terus mengalami kenaikan, sehingga mengakibatkan pengeluaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin tinggi. Ditahun 2020 jumlah rata rata pengeluaran masyarakat untuk konsumsi non makanan Rp 789.856. Meningkatnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi non makanan juga mengisyaratkan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat pada 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Wahyuningsih (2017) mengungkapkan konsumsi non makanan berkaitan dengan aktivitas menghabiskan manfaat sebuah produk diluar makanan. Konsumsi yang dimaksud berkaitan dengan konsumsi barang dan jasa diluar makanan seperti pendidikan, layanan kesehatan hingga konsumsi kebutuhan sekunder seperti membeli mobil, sarana pendidikan dan sebagainya. Menurut Setiani (2021) meningkatnya konsumsi pangan atau makanan pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Ketika jumlah anggota keluarga dalam sebuah keluarga semakin banyak, dan pada umumnya anggota keluarga berada dalam usia sekolah maka pengeluaran untuk kebutuhan pangan akan semakin tinggi, hal yang sama juga berlaku untuk pertumbuhan ekonomi, ketika sebuah daerah memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka semakin besar pengeluaran masyarakat untuk melakukan konsumsi pangan atau makanan .