DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENERAPKAN PIDANA TERHADAP TERDAKWA SEBAGAI JUSTICE COLLABORATOR DI KASUS KORUPSI (Studi Putusan No. 124/Pid. Sus/TPK/2015/PN. JKT) PST.)
Abstract
ABSTRACT
Â
The provisions of justice collaborator are regulated in the Supreme Court Circular Number 04 of 2011 concerning the treatment of justice collaborator. One of the crimes against justice collaborator is to involve judges in the decision no. 124 / Pid. Sus / TPK / 2015 / Pn. JKT. PST. The problem in this study is 1) What is the criminal application of the defendant as a justice collaborator in a criminal case of corruption in case No. 124 / Pid. Sus / TPK / 2015 / Pn. JKT. PST? 2) What is the judge's consideration in the application of criminal justice as a collaborator in the case of Corruption in case No. 124 / Pid. Sus / TPK / 2015 / Pn. JKT. PST? This study uses a normative approach. The source of the data used was secondary data. Data was collected by document study and then analyzed qualitatively. The study concluded that: 1) Based on SEMA number 4 in 2011 (number 9 letter c) the Defendant was convicted of the lightest special or criminal conditional trial among the defendants. So the defendant received waivers in the form of a prison sentence of 2 years with a fine of Rp. 200,000,000 (two hundred million rupiah). 2) Whereas before the Panel of Judges passed a decision, first consider the aggravating matters and matters which relieve the defendant.
Â
Keywords: Legal Consideration, Application, Criminal Justice, Justice Collaborator
References
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Amarudin, H.Zainal Asikin,2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo.
Andi Hamzah, 1986, Korupsi di IndonesiaMasalah dan Pemecahannya, Jakarta, Gramedia,
Igm Nurdjana, 2003, Wewenang Polri Dalam Penindasan KKN, Yogyakarta.
Mardani,2009, Hukum Acara Perdata Peradilan dan Mahkamah, Jakarta: Sinar Grafika.
Marwan Mas, 2014, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta : Ghalia Indonesia,
Nur Rasaid, 1996, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika.
__________, 2008,Hukum Acara Perdata, Cet. 5, Jakarta: Sinar Grafika.
Robert Klitgaard, 2001, Membasmi Korupsi, Cet. II Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
R. Wiyono, 2012,Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Sinar Grafika.
Soenarto Surodibroto, 2007,KUHP Dan KUHAP Dilengkapi Yurisprudensi Mahkamah Agung Dan Hoge Raad, Jakarta ,Radja Grafindo Persada.
Soeparmono. 2005, Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi. Bandung: Mandar Maju.
Sudarto, 1977, Hukum Pidana 1, Bandung: Alumni
B. Peraturan Perundang- undangan
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang United Nations Convention Against Corruption tahun 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi).
Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (whistleblower) Di Dalam Perkara Pidana Tertentu.
Putusan No. 124/ Pid. Sus/ TPK/ 2015/ Pn. JKT. PST.
C. Sumber- sumber Lainnya
Febri Diansyah, Kematian Whistleblower, dari http:// news.okezone.com /read/2011/03/31/58/440804/kematian-whistleblower.
Romli Atmasasmita,PeranJustice Collaborator Dalam Pembuktian Tindak Pidana Korupsi http://news.detik.Com/read/2011/10/11/225302/1741925/10/
Teten Sang Pemoela. Fenomena Politik suap Kepala Daerah Masalah dan Solusinya, http;//www.kompasiana.com
Utari, dalam Jurnal Listyo Yuwanto , “Profil Koruptor Berdasarkan Tinjauan Basic Human Valuesâ€, Integritas, Volume. 1 No.1, November 2015.
