ANALISIS YURIDIS PENANGKAPAN KAPAL ILEGAL FISHING OLEH TNI-AL Terhadap KAPAL VIETNAM DI PERAIRAN NATUNA BERDASARKAN UNCLOS 1982

Authors

  • Reynaldo Reyna Reynaldo

Abstract

ABSTRACT

 

Illegal fishing is an illegal fishing act. But until now the problem of Illegal fishing still cannot be eradicated. A country that already has advanced technology in the defense and security sector must also have been exposed to the crime of Illegal fishing. (1) What is the regulation of fishing rights according to UNCLOS 1982? 2) how is Juridical Analysis of the capture of Illegal fishing Vietnam by the Navy? The research method used in this research is the normative legal writing method with secondary data sources, which consist of secondary legal materials, primary legal materials, and tertiary legal materials. Data collection techniques are with Study Documents that are analyzed qualitatively. Research results 1) To find out the regulation of fishing rights according to UNCLOS 1982. national law in Indonesia defines the rights and responsibilities of the state in the use of the world's oceans, set guidelines for the business, environment and management of marine natural resources. 2) To find out a juridical analysis about the capture of Vietnamese illegal fishing vessels by Navy ships. In juridical cases, illegal fishing is tried based on the violations committed, then only sentenced. The provision of sentencing in the Law has not had a deterrent effect and cannot recover state losses. The government, in this case the Ministry of Maritime  Affairs and Fisheries, the Indonesian Navy, the Prosecutors' Office needs to issue a decision based on an economic perspective. Like Minister Regulation No. 37 of 2017 concerning operational standards for the law enforcement task force on the eradication of illegal fishing (Illegal Fishing).

 

   
Keywords: Crime, Fishing, Illegal Fishing, Waters

 

References

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Abdul Alim Salam. 2008. Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Implementasi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982), Jakarta

Bernhard Limbong 2015 Poros Maritim, PT Dharma Karsa Utama, Jakarta

Divera Wicaksono, 2007, Menutup Celah Pencurian Ikan, yayasan penerbit nusantara, jakarta.

Endang Prasetyowati, 2010, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Pertama, Fakultas Hukum Universitas 17

Agustus 1945, Surabaya

Hani, N., 2007, "Penentuan Batas Terluar Landas Kontinen Indonesia di Kawasan Perairan Barat Daya Sumatra Berdasarkan Garis 100 Mil dari Isobath 2500 M", Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

I Made Pasek Diantha, 2002, Zona Ekonomi Eksklusif, Cetakan Kesatu, Mandar Maju, Bandung.

Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Bandung, PT. Refika Aditama, 2006

Johan, E., 2009, Pengukuran Lebar Laut Teritorial Menggunakan Garis Pangkal Menurut UNCLOS 1982 dan

Penerapannya Dalam Hukum Indonesia, Universitas Sultan Tirtayasa, Banten

Lestyani, W., 2012, "Kajian Delimitasi Batas Zona Ekonomi Eksklusif antara Republik Indonesia dan Republik FIlipina (Secara Kartometrik)", skripsi, Jurusan Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Marhaeini Simbolo, 2010, Hukum Perikanan Nasional dan Internasional, Gramedia Pustaka, Jakarta

Marpaung, Leden. 1993. Tindak Pidana Wilayah Perairan (Laut) Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta

Mochtar Kusumaatmadja dan Etty

R. Agoes. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: PT Alumni, halaman

, 1983,

Hukum Laut Internasional,

Angkasa Offset, Bandung.

Musavia, E A., 2012, "Kajian Penentuan Garis Batas Zona Ekonomi Eksklusif

(ZEE) antara Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka", skripsi, Jurusan Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Nur Yanto, 2014, Memahami Hukum Laut Indonesia, Mitra Wacana Media, Jakarta

Nurhakim, 2007. Wilayah Pengelolaan Perikanan, Status Perikanan Menurut Wilayah Pengelolaannya. Subhat, dkk. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

N.H.T. Siahaan dan H. Suhendi, 1989, Hukum Laut Nasional, Djambatan, Jakarta.

Perwita, Banyu dan Yani, Moch. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung : Rosdakarya.

Puspitawati, D., 2005, “The East/West Archipelagic Sea Lanes Passage Through the Indonesian Archipelago”, Maritime Studies. Yogyakarta.

Pradana, Raden Florentinus Bagus Adhi Pradana. 2017. Akibat Hukum Terhadap Hak Berdaulat Indonsia Di Perairan Kepulauan Natuna (Khususnya Kabupaten Natuna)

Menurut UNCLOS 1982.Universitas Atma Jaya : Yogyakarta.

Rudy, Teuku May. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global :isu, konsep, teori dan paradigma. Bandung.

Salam, A A., dkk, 2008, Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Implementasi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) di

Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan. Bandung.

Sefriani. 2014. Hukum Internasional: Suatu Pengantar. Rajawali Pers, jakarta

Sitepu, Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional. Graha Ilmu , Yogyakarta

Sumaryo, dan Arsana, I M A., 2008, Aspek Geospasial Batas Maritim Internasional Indonesia dalam Pengelolaan

Wilayah Perbatasan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sodik, Dikdik Mohammad. 2014. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di

Indonesia. Bandung : PT Rafika Aditama

Supriadi & Alimudin, 2011, Hukum Perikanan di Indonesia, Sinar Grafika, Palu

Sutedi, Adrian, 2011, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar

R.R. Churchill and

A.V. Lowe, The Law Of The Sea, (Manchester: Manchester University Press, 1983), Sinar Grafika, Jakarta.

Tjondro Tirtamulia, Zona-Zona Laut UNCLOS, (Brilian Internasional, 2011), Surabaya

B. PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

Konvensi UNCLOS Tahun

Undang-undang No.5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Undang-undang No. 6 Tahun 1996 tentang perairan Indonesia.

Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

C. SUMBER LAINNYA

UNCLOS adalah konvensi hukum laut PBB yang mengatur dan memberikan gambaran secara lengkap mengenai penguasaan atas laut yang meliputi: Hak navigasi,

pelestarian lingkungan laut, eksploitasi sumberdaya, yurisdiksi ekonomi, dan isu maritim. Bakosurtanal, Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia, diakses dalam http://www.bakosurtanal.g o.id/artikel/show/peta- negara-kesatuanrepublik- indonesia , diakses pada (06/4/2019, 08:05 WIB)

Ahmad Sofian, 2018, Penindakan dan Penghukuman Illegal Fissing, https://business- law.binus.ac.id/2018/12/3 0/penindakan-dan- penghukuman-illegal- fishing/, di akses pada tanggal 29 Juli 2019 ,

Pukul 2.09

http://www.academia.edu/12010644

/Sejarah_Lahirnya_Huku m_Laut_Internasional diakes pada tanggal 30 Juli 2019

http://www.bakosurtanal.go.id/artik el/show/peta-negara- kesatuanrepublik-indonesia

, diakses pada (06/4/2019, 08:05 WIB

KKP, Ulasan Singkat FAO 2014: Peluang dan Tantangan Sektor Perikanan, diakses dalam http://www.wpi.kkp.go.id/i ndex.php/86-kilas- perdagangan-dunia/113-

ulasan-singkat-fao-2014- peluang-dan-tantangan- sektor-perikanan , diakses pada (05/04/2019, 20.36 WIB)

Laila, Najmu, 2012, Pengakuan Terhadap Hak

Penangkapan Ikan Tradisional (Traditional Fishing Rights) Menurut Hukum Laut Internasional, Skripsi Fakultas Hukum Program Kekhususan Hukum tentang Hubungan Transnasional, Universitas Indonesia, diakses pada tanggal 24 April 2019

pukul 00:15 Wib.

Ririn Ambarwati, Membangun kelautan untuk mengembalikan kejayaan sebagai Negara Maritim, diakses dalam

http://www.ppk- kp3k.kkp.go.id/ver2/news/

Downloads

Published

2019-08-15