Kesantunan Tuturan Imperatif Anak terhadap Orang yang Lebih Tua dalam Interaksi di Lingkungan Keluarga Koto Randah Hilir Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan
Abstrak
EXCUTIVE SUMMARY
Yulni Fitri, 2017. Skripsi. “Kesantunan Tuturan Imperatif Anak terhadap Orang yang Lebih Tua dalam Interaksi di Lingkungan Keluarga Koto Randah Hilir Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, Padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis tuturan imperatif anak terhadap orang yang lebih tua dalam interaksi di lingkungan keluarga, (2) konteks situasi tutur, dan (3) kesantunan berbahasa yang digunakan anak dalam berkomunikasi di Koto Randah Hilir Kabupaten Pesisir Selatan. Teori yang digunakan yang pertama dikemukakan oleh Rahardi (2005) tentang kesantunan tuturan imperatif beserta jenis-jenis tuturan imperatif, Chair (2010) tentang konteks situasi tutur, serta Syahrul (2008) tentang kesantunan berbahasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang dikemukakan oleh Moleong (2012). Penelitian ini dilakukan selama lima belas hari dengan menggunakan teknik perekaman dengan menggunakan handphone terhadap anak dengan keluarga inti dan keluarga besar dalam interaksi di lingkungan keluarga Koto Randah Hilir Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan sebagai sumber datanya. Dari hasil penelitian, kesantunan tuturan imperatif anak terhadap orang yang lebih tua dipengaharuhi oleh faktor lingkungan dan pendidikan. Data yang terkumpul sebanyak 103 tuturan yang terdiri dari tuturan imperatif perintah sebanyak 7 tuturan, suruhan sebanyak 8 tuturan, permintaan sebanyak 13 tuturan, permohonan sebanyak 4 tuturan, desakan sebanyak 8 tuturan, bujukan sebanyak 3 tuturan, imbauan sebanyak 2 tuturan, persilaan sebanyak 5 tuturan, ajakan sebanyak 10 tuturan, larangan sebanyak 6 tuturan, permintaan izin sebanyak 10 tuturan, mengizinkan sebanyak 3 tuturan, harapan sebanyak 6 tuturan, umpatan sebanyak 5 tuturan, pemberian ucapan selamat sebanyak 3 tuturan, anjuran sebanyak 6 tuturan, ngelulu sebanyak 4 tuturan. Dan penanda kesatunannya yaitu mengikuti maksim kearifan sebanyak 13,murah hati sebanyak 12, kerendahan hati sebanyak 12, kesepakatan sebanyak 39 dan simpati sebanyak 6, sedangkan yang melanggar maksim kearifan sebanyak 21 dan maksim kesepakatan sebanyak 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: (1) tuturan yang dominan muncul adalah tuturan imperatif permintaan, (2) konteks situasi tutur dominan berada di rumah, (3) kesantunan berbahasa yang dominan yaitu maksim kesepakatan. Secara umum disimpulkan, bahwa tuturan anak terhadap orang yang lebih tua di Koto Randah Hilir tergolong kurang santun, karena saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, anak cenderung memaksa.
Kata kunci : tuturan imperatif, konteks situasi tutur, kesantunan berbahasa