Semiotik dalam Lirik dan Persepsi Masyarakat Nagari Suayan Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap Saluang Ratok Suayan Anguih
Abstrak
RINGKASAN EKSEKUTIF
Lolita Lestari. 2017. Skripsi. “Semiotik dalam Lirik dan Persepsi Masyarakat
Nagari Suayan Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota
terhadap Saluang Ratok Suayan Anguih”. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, Padang:
Pembimbing: (1) Dr. Hasnul Fikri, M.Pd., (II) Dra. Hj. Syofiani, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) tanda yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih, (2) makna tanda yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih, dan (3) persepsi masyarakat Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap saluang Ratok Suayan Anguih. Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah tentang (1) karya sastra yang dikemukakan oleh Widjojoko (2006), (2) semiotik yang dikemukakan oleh Roland Barthes (2007) meliputi makna denotasi, makna konotasi, dan mitos, serta (3) resepsi sastra yang dikemukakan oleh Emzir (2015). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih serta hasil angket dan wawancara dengan masyarakat Nagari Suayan. Objek penelitiannya adalah lirik saluang Ratok Suayan Anguih. Langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) merekam lirik saluang yang berjudul Ratok Suayan Anguih dari penyanyinya langsung (2) membaca, memahami, dan mengumpulkan data dari sumber lainnya seperti men-download video saluang Ratok Suayan Anguih, (3) mencatat dan menandai data yang berkaitan dengan objek penelitian. serta (4) memberikan angket dan melakukan wawancara dengan masyarakat. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dengan triangulator bernama Masni Edison. Langkah analisis data adalah (1) menerjemahkan data yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih, (2) mengidentifikasi data tentang tanda-tanda yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih, (3) menjelaskan tanda-tanda yang mengandung makna sesuai dengan aspek yang diteliti dengan menggunakan teori semiotik, (4) mengidentifikasi persepsi masyarakat Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, tentang lirik saluang Ratok Suayan Anguih dengan menggunakan statistik sederhana, (5) menyimpulkan hasil penelitian. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa gambaran tanda semiotik yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih dari 57 data, ditemukan 102 kode semiotik yang terdiri atas (1) makna denotasi 32 data, seperti nan disabik daun sikarau bari taranak Mak.. nangko mangkonyo aiik, (2) konotasi 52 data, seperti Mandeh mati kami lah tingga barawang tanah den pijak ranah laaii dan (3) makna mitos 18 data, seperti nan kok tabali ameh langsuang indak kalalu salamonyo aiii. Dalam satu data memiliki lebih dari satu kode semiotik. Kode semiotik yang paling banyak adalah makna konotasi yaitu 52 data. Secara keseluruhan makna tanda semiotik yang terdapat dalam lirik saluang Ratok Suayan Anguih tentang penderitaan hidup masyarakat akibat peristiwa kebakaran yang melanda satu nagari. Semua kejadian dan penderitaan yang terjadi disampaikan melalui simbol semiotik. Berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan masyarakat yang terbagi kepada beberapa golongan usia informan disimpulkan bahwa semakin muda usia penikmat, semakin tidak kenal dengan saluang Ratok Suayan Anguih dan sebaliknya semakin tinggi usia penikmat, akan semakin kenal dengan saluang Ratok Suayan Anguih. Ini disebabkan kebakaran yang menjadi kandungan cerita saluang Ratok Suayan Anguih sudah sangat lama, sehingga semakin muda penikmat semakin tidak mengenal saluang Ratok Suayan Anguih, di samping kebiasaan bercerita masyarakat yang sudah semakin berkurang.
Kata kunci: Semiotik, Persepsi Masyarakat, Lirik Saluang Ratok Suayan Anguih.