GAYA BAHASA RETORIK PADA KABA SI GADIH RANTI KARYA SYAMSUDDIN ST. RADJO ENDAH

Penulis

  • Mia Setiawati
  • Gusnetti
  • Rio Rinaldi

Kata Kunci:

Gaya bahasa retorika kaba, Si Gadih Ranti

Abstrak

Karya sastra lisan merupakan karya sastra yang disampaikan secara verbal yang berkembang di suatu daerah dengan menggunakan bahasa yang berbeda pada masing-masing daerah. Namun, karya sastra ini sudah ditransformasikan menjadi tulisan. Sastra tradisional sebagai ranah transformasi tulisan, salah satunya ialah kaba Si Gadih Ranti karya Syamsuddin St. Radjo Endah. Kaba ini menarik untuk dibaca karena memiliki cerita yang dapat memberi pelajaran hidup bagi pembacanya dengan menggunakan gaya bahasa khas Minangkabau. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek penciptaan makna. Gaya bahasa lokalitas Minangkabau terdiri atas dua, yaitu retorik dan majas. Tinjauan terhadap gaya bahasa dalam penelitian ini ditekankan pada gaya bahasa retorik yang merupakan gaya bahasa bermakna langsung. Gaya bahasa ini terbagi menjadi dua bagian, yakni penegasan dan pertentangan. Bagian gaya bahasa retorik penegasan, yaitu pleonasme, repetisi, klimaks, antiklimaks, koreksio, hiperbola, asonansi, anastrof, apostrof, asidenton, polisidenton elipsis, eufemisme, litotes, tautologi, perifrasis, prolepsis, erotesi/pertanyaan retoris, silepsis, dan, zeugma. Gaya bahasa retorik pertentangan terdiri atas 6 bagian, yaitu paradoks, antitesis, apofasis, kiasmus, histeron proteron, dan oksimoron. Gaya bahasa retorik merupakan gaya bahasa yang memiliki potensi membentuk cara pengungkapan secara estetis, yang dapat dilihat pada cerita kaba Si Gadih Ranti. Kaba Si Gadih Ranti memiliki penggunaan gaya bahasa yang khas sehingga, menjadikan pembaca mampu memahami isi cerita dalam budaya. Kaba Si Gadih Ranti merupakan kaba modern Minangkabau yang ditulis oleh pengarang etnis Minangkabau, Syamsuddin St. Radjo Endah. Kaba ini berkisah mengenai percintaan gadis yang bernama Ranti dengan kekasihnya, Bujang Saman. Kisah percintaannya harus terhenti karena adanya hambatan dari Datuak Mangkuto Sati yang merupakan penghulu kepala yang zalim dalam memerintah dan suka menyelewengkan keuangan di nagarinya serta menyukai Gadih Ranti. Si Gadih Ranti merupakan gadis yang sangat cantik di daerahnya sehingga membuat setiap laki-laki menyukainya, termasuk Datuak Mangkuto Sati. Kaba lokalitas Minangkabau merupakan salah satu karya sastra yang ceritanya dapat memberikan pelajaran berharga bagi pembaca. Cerita itu berkisah tentang pernikahan, perselisihan, harta, kekerasan, ideologi, budaya, dan lain sebagainya. Hal itu digambarkan dengan menggunakan gaya bahasa lokalitas Minangkabau yang memiliki hubungan erat antara bahasa, masyarakat, dan budaya. Kaba memiliki gaya bahasa yang khas dalam menggunakan bahasa Minangkabau asli dan memiliki ritme-ritme dalam pembacaannya. Gaya bahasa yang digunakan dalam kaba tersebut juga menjadikan pembaca memiliki rasa penasaran dan memperoleh pengetahuan tentang bahasa yang digunakan. Dengan adanya gaya bahasa, cerita pada kaba menjadi lebih indah dan dapat ditelusuri maknanya, disamping memperkuat pengetahuan pembaca terhadap bahasa, masyarakat, dan budaya.

Referensi

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa, Surakarta : Cakrabooks-solo.

Fikri, Hasnul. 2017. “Gaya Bahasa Lokalitas Minangkabau dalam Carito Minang Kini Karangan Hakimah Rahmah S. di Padang Ekspress”. Jurnal Humanus, Vol. 16, No. 2.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rinaldi, Rio. 2018. Retorik dan Majas Lokalitas Minangkabau. Padang : Erka.

Rinaldi, Rio. 2019. “Retorik dan Majas Lokalitas Minangkabau dalam Kaba Rancak di Labuah Karya Datuak Panduko Alam dan Anggun Nan Tongga Karya Ambas Mahkota”. Jurnal Kata. Vol. 3, No. 2.

St. Radjo Endah, S. 2018. Kaba Si Gadih Ranti. Bukittinggi: Kristal Multimedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2020-11-01