CAMPUR KODE PADA TABLOID KONTAN DALAM RUBRIK “USAHA”
Kata Kunci:
unsur-unsur kebahasaan, jenis campur kode, penyebab terjadinya campur kodeAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk campur kode, jenis campur kode, dan penyebab campur kode pada tabloid Kontan dalam rubrik “Usaha”. Pada penelitian ini teori yang dijadikan acuan yaitu jenis campur kode yang dikemukakan oleh Suwito (dalam Nursaid dan Maksan, 2002), penyebab terjadinya campur kode dikemukakan oleh Suwito (dalam Rokhman, 2013). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Fokus penelitian ini adalah bentuk campur kode berdasarkan unsur-unsur kebahasaan, jenis campur kode dan penyebab campur kode pada tabloid Kontan dalam rubrik “Usaha” bulan Desember 2019, Januari, Februari 2020. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah membaca dan memahami tabloid Kontan, kemudian mencatat dan menandai data yang ditemukan pada tabloid Kontan dalam rubrik “Usaha” bulan Desember 2019, Januari, Februari 2020. Teknik analisis data dengan cara: (1) menentukan data campur kode yang sudah ditemukan dan dikumpulkan, (2) mengelompokkan dan mengklasifikasikan data campur kode yang sudah ditemukan dan dikumpulkan, (3) menjelaskan bentuk campur kode, jenis campur kode, serta penyebab terjadinya campur kode melalui penelaahan kata-kata kunci pada data dengan konsep-konsep teoretis untuk masing-masing aspek kajian, (4) menginterpretasi campur kode berdasarkan bentuk campur kode, jenis campur kode, serta penyebab terjadinya campur kode melalui penelaahan kata-kata kunci pada data dengan konsep-konsep teoretis untuk masing-masing aspek kajian. Berdasarkan analisis data maka ditemukan hasil penelitian bahwa: (1) jenis campur kode yang terdiri dari, jenis campur kode ke dalam sebesar 20 persen, dan jenis campur ke luar sebesar 80 persen, (2) unsur-unsur kebahasaan berupa: kata sebesar 85 persen, frase sebesar 15 persen, dan (3) penyebab terjadinya campur kode yang terdiri atas, identifikasi peran, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Salah satu data yaitu kata brand, kata brand termasuk campur kode ke luar karena disisipkan unsurunsur bahasa Inggris yang seharusnya dalam bahasa Indonesia disebut ‘merek’. Penyebab campur kode pada kata brand yaitu ‘identifikasi ragam’ karena penulis menafsirkan maksudnya melalui ragam bahasa kata brand karena penutur bergelut di bidang perdagangan sehingga bahasa yang digunakan juga terkait dengan hal perdagangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa bahasa yang digunakan penutur dalam mencampurkan bahasanya adalah dengan menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa Indonesia, bahasa kedua bahasa dialek Jakarta dan bahasa ketiga bahasa Inggris, sedangkan penyebab terjadinya campur kode karena penutur ingin lebih menjelaskan maksudnya dengan menggunakan bahasa yang santai dan tidak terlalu kaku agar komunikasi yang terbentuk antara penulis dan pembaca juga lebih santai.Referensi
Mustikawati, Dyah Atiek. "Alih Kode Dan Campur Kode Antara Penjual Dan Pembeli (Analisis Pembelajaran Berbahasa Melalui Studi Sosiolinguistik)." Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran 2.2 (2016): 23-32.
Rulyandi, Rulyandi, Muhammad Rohmadi, and Edy Tri Sulistyo. "Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA." Paedagogia 17.1 (2014): 27-39.
Buku
Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarta.
##submission.downloads##
Diterbitkan
2020-11-02
Terbitan
Bagian
Executive Summery