ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MENURUT TEORI ANDERSON DAN KRAHTWOHL PADA SISWA KELAS VII SMPN 25 PADANG

Penulis

  • Niken Septianingsih Universitas Bung Hatta
  • Yusri Wahyuni Universitas Bung Hatta

Kata Kunci:

Anderson and Krathwohl, higher order thinking skills, analyzing, evaluating

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu hasil ujian tengah semester matematika siswa masih banyak kurang dari nilai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMPN 25 Padang menurut Teori Anderson dan Krathwohl serta mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMPN 25 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 25 Padang. Pengambilan sampel didasarkan pada teknik purposive sampling dengan kelas sampel yaitu kelas VII1 yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMPN 25 Padang terbagi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelompok tinggi adalah 10%, kelompok sedang adalah 73,33 %, dan kelompok rendah adalah 16,67%. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yaitu belum terampil dalam memahami soal, kemampuan mengingat materi pelajaran dari beberapa siswa masih rendah, kemampuan siswa untuk membuat strategi dalam menjawab masih rendah karena kurangnya latihan soal dirumah, siswa cenderung cepat menyerah, kondisi kelas yang kurang tenang saat pembelajaran dan sebagian siswa mengakui jarang belajar serta mengulang pelajaran dirumah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa termasuk kategori cukup, hal ini dapat terlihat pada pengelompokkan persentase kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dari hasil penelitian disarankan hendaknya guru memahami kelemahan dan kekuatan masing-masing kemampuan berpikir siswa, karena siswa memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-beda khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Referensi

Anderson, L. W. & Krathwohl, L. W., (2017). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (; D. Restu,ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Budiarta, K., Harahap, M. H., Faisal, & Mailani, E. (2018). Potret Implementasi Pembelajaran Berbasis High Order Thingking Skills (HOTS) di Sekolah Dasar Kota Medan. Jurnal Pembangunan Perkotaan, 6(2), 102-111.

Budiningsih, Asri. (2015). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Etika, Prasetyani, D. (2016). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi siswa kelas XI dalam pembelajaran trigonometri berbasis masalah di SMA Negeri 18 Palembang. Jurnal Gantang, 1(1), 34-44.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim FKIP. (2018). Pedoman Penulisan Proposal dan Laporan Skripsi. Padang: FKIP Universitas Bung Hatta.

Wahyuni, Y. (2018). Higher order thingking skill instrument design of student. American Journal of Engineering Research (AJER) 7, 84-7.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-08-30