PERBEDAAN DIALEK NAGARI PASAR MUARA LABUH DENGAN DIALEK NAGARI KOTO BARU KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

Penulis

  • Aviva Anisyah
  • Romi Isnanda

Kata Kunci:

Perbedaan, Dialek, Nagari Pasar Muara Labuh dengan Nagari Koto Baru

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dialek Nagari Pasar Muara Labuh dengan dialek Nagari Koto Baru dan mendeskripsikan perubahan vokal dan konsonan antara dialek Nagari Pasar Muara Labuh dengan Nagari Koto Baru. Pada penelitian ini teori yang jadi acuan yaitu bahasa yang dikemukakan oleh Chaer (2012), dialektologi yang dikemukakan oleh Yulsafli dkk (2019), dan fonologi yang dikemukakan oleh Chaer (2013). Jenis penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian berupa kosa kata yang digunakan oleh masyarakat Nagari Pasar Muara Labuh dan Nagari Koto Baru. Objek penelitian ini adalah bahasa Nagari Pasar Muara Labuh dan bahasa Nagari Koto Baru. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri serta menggunakan alat bantu berupa smartphone yang digunakan sebagai alat perekam suara, lembaran pencatatan, dan daftar kosakata dasar Morris Swadesh. Data dianalisis berdasarkan perubahan vokal dan perubahan konsonan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data terdapat 15 data yang mengalami perubahan vokal dan 32 data yang mengalami perubahan konsonan. Dari 32 data yang mengalami perubahan konsonan, terdapat 9 data yang mengalami perubahan kata secara keseluruhan. Bentuk perubahan tersebut terjadi dikalangan anak muda maupun orang tua. Adapun faktor penyebab terjadinya perubahan vokal, perubahan konsonan serta perubahan kata secara keseluruhan di Nagari Pasar Muara Labuh dan Nagari Koto Baru adalah faktor lingkungan. Selain itu, adanya variasi penduduk di dua Nagari tersebut. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi karena seorang atau sekelompok orang penutur bahasa tertentu pindah ke tempat baru, yang mana bahasanya berbeda, dan bercampur dengan mereka. Namun perubahan vokal, perubahan konsonan dan perubahan kata secara keseluruhan tersebut tidak memberikan dampak terhadap perubahan makna kata. Jadi, total data keseluruhan yang memiliki perbedaan adalah 47 data. Walaupun memiliki perbedaan dialek, namun antara penutur Dialek Nagari Pasar Muara Labuh dengan penutur Dialek Nagari Koto Baru masih dapat berkomunikasi dan memahami bahasa dengan baik.

Referensi

Dinata, S. A. P. (2016). Perbedaan Dialek Sunda di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung dengan Dialek Sunda di Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Tahun 2016 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.

Hasmi, L. (2021). Variasi Bahasa Minangkabu Dialek Masyarakat Kenagarian Koto Bangun Dengan Dialek Masyarakat Kenagarian Muaro Paiti Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Inovasi Pendidikan, 8(1).

Irawan, B. (2019). Solok Selatan, Terra Australis Incognita: Daerah Selatan Yang Belum Dikenal. Rancak Publik.

Rahardjo, M. (2010). Triangulasi dalam penelitian kualitatif.

Ruki, Gaga. 2015. “Perbedaan Dialek Desa Bunga Tanjung dengan Dialek Desa Pasar Bantal, Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta

Yulsafli, Y., & Suhanda, N. (2019, December). Perbedaan Dialek Tapaktuan dan Dialek Samadua Dalam Bahasa Jamee Kabupaten Aceh Selatan. In Prosiding Seminar Nasional USM (Vol. 2, No. 1, pp. 310-331).

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-03-10