PENENTUAN LOKASI TITIK SAMBUNG PLTM PALANGAI HULU (2 X 4,9 MW) DAN PLTM PALANGAI HILIR (2 X 1,8 MW) DENGAN JARINGAN SISTEM 20 KV PADA PT. PLN GH BALAISELASA-PESISIR SELATAN

Authors

  • Herwin Maesaputra

Abstract

ABSTRAK

Kondisi kelistrikan di Indonesia dihadapkan kepada berbagai permasalahan, seperti masalah ketersediaan energi primer, ketersediaan pembangkit yang tidak seimbang dengan pertumbuhan permintaan tenaga listrik. Dengan demikian, pembangkit listrik yang sudah ada tidak mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Penambahan pembangkit menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan akan energi listrik. Oleh karena itu, penambahan PLTM Palangai Hulu (2 x 4,9 MW) dan PLTM Palangai Hilir (2 x 1,8 MW) di Balaiselasa Pesisir Selatan dapat dimanfaatkan secara optimal. Penambahan PLTM memerlukan proses penelitian tentang kelayakan penyambungan agar penyambungan terkoneksi dengan baik. Sesuai dengan  Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor : 0357.K/DIR/2014 tentang “Pedoman Penyambungan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan ke Sistem Distribusi PLN”. Penelitian ini menggunakan ETAP 12.6.0 untuk melakukan skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 untuk mendapatkan hasil terbaik pada saat PLTM Palangai Hulu dan PLTM Palangai Hilir terhubung dengan jaringan distribusi PLN Balaiselasa, maka berdasarkan parameter tegangan disetiap busbar pada saat kondisi LWBP maupun kondisi WBP, tegangan yang terjadi pada skenario 2 menjadi skenario terbaik. Tegangan busbar pada saat PLTM Palangai paralel dengan jaringan distribusi PLN kondisi LWBP adalah GH Painan (20,862 kV), GH Lakuak (19,875 kV), GH Balaiselasa (19,621 kV), GH Air Haji (19,023 kV), GH Inderapura (18,982 kV) dan GH Tapan (19,183 kV). Sedangkan pada kondisi WBP adalah GH Painan (20,23 kV), GH Lakuak (19,657 kV), GH Balaiselasa (18,166 kV), GH Air Haji (17,053 kV), GH Inderapura (16,839 kV) dan GH Tapan (16,989 kV).

Kata kunci : PLTM Palangai Hulu dan PLTM Palangai Hilir, Penentuan lokasi titik sambung, ETAP 12.6.0.

Downloads

Published

2015-12-31