Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP
en-USAbstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta UniversityKARAKTERISTIK PEMANFAATAN FASILITAS SOSIAL YANG ADA SKALA KELURAHAN (STUDI KASUS: KELURAHAN BATIPUH PANJANG)
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28559
<p>ABSTRAK <br />Karakteristik pemanfaatan fasilitas sosial yang ada skala kelurahan di Kelurahan Batipuh Panjang. Batas administrasi berbatasan dengan Kabupaten Pariaman yang merupakan jalan pintu masuk dari arah utara yaitu jalan dipenogoro dan jalan by pass. Pengadaan sarana dan prasarana tepusat sering kurang mencerminkan kebutuhan setempat dan sering kurang dimanfaatkan dan dipelihara oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Hal ini dapat dilihat dalam pengembangan fasilitas yang ditemui yaitu pemerataan pembangunan yang kurang di daerah pinggiran ataupun daerah perbatasan yang menjadi daerah terpinggir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis fasilitas sosial yang ada dan mengetahui pemanfaatan fasilitas sosial yang ada di Kelurahan Batipuh Panjang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan survei primer melalui observasi, wawancara dan sekunder pengambilam data instansi terkait. Hasil penelitian ini menunjukan ketersedian fasilitas sosial belum sesuai dengan SNI untuk skala kelurahan. Dari 28 jenis fasilitas sosial untuk skala kelurahan, ketersediaan fasilitas terdapat 12 jenis sedangkan fasilitas yang masuk dalam skala kelurahan hanya 10 jenis fasilitas sosial. Untuk jangkauan radius pelayanan dari 10 jenis fasilitas yang ada sesuai jangkauan terdapat 4 fasilitas sementara 6 fasilitas lainnya belum sesuai. Untuk pemanfaatan fasilitas sosial skala kelurahan secara umum sudah termanfaatkan oleh masyarakat, meskipun ada salah satu fasilitas yang kurang termanfaatkan yaitu fasilitas kesehatan praktek bidan.</p> <p>Kata kunci : Karakteristik, pemanfaaan, fasilitas sosial.</p>MirahayatiRini Asmariati
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENGARUH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28562
<p>ABSTRAK <br />Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang berkontribusi paling besar bagi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang dan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2021-2041 kawasan yang diperuntukan untuk industri lebih kurang 6.996 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sektor industri pengolahan, mengetahui sektor industri pengolahan termasuk kedalam sektor basis dan mengetahui seberapa besar pengaruh sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan teknik analisis location quotient, analisis shift share untuk melihat sektor basis, daya saing, dan teknik analisis regresi linear sederhana untuk mencari pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini sebanyak 13 kecamatan dan 15 jenis industri mengalami pertumbuhan dan perkembangan tenaga kerja yang mengalami peningkatran yaitu Kecamatan Labuhan Deli juga Kecamatan Percut Sei Tuan, sektor industri pengolahan termasuk kedalam sektor basis dan juga memliki daya saing, serta terdapat pengaruh yang signifikan dan bernilai positif antara sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang.</p> <p>Kata Kunci: pengaruh, sektor industri pengolahan, pertumbuhan ekonomi</p>Yunita Sari NasutionWenny Widya Wahyud
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENENTUAN KAWASAN PERKOTAAN DI KABUPATEN MUKOMUKO
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28563
<p>ABSTRAK <br />Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan dan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hirarki kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yang tujuannya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada dengan menggunakan angka dan rumus dalam menggambarkan karakteristik kawasan. Metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis parameter penentuan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko yang terdiri dari 4 variabel kependudukan, sarana, prasarana, penggunaan lahan dan terdiri dari 5 indikator yaitu kepadatan penduduk, persentase keluarga pertanian, sarana pendidikan, saranan perdagangan, sarana kesehatan, persentase keluarga pengguna listrik PLN dan lahan permukiman. Analisis skoring penentuan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko dan analisis penentuan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko. Hasil penelitian ini yang dimana dari parameter yang sudah di analisa serta diberikan skor di dapatkan bahwa 3 kecamatan yang sesuai dari 15 kecamatan sebagai kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko yaitu Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Penarik dan Kecamatan Air Dikit dikategorikan sebagai kawasan perkotaan kecil.</p> <p>Kata Kunci: Kawasan Perkotaan, Kabupaten Mukomuko, Analisis Skoring</p>Gerin Fortuna DewiTomi Eriawan
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223 DAMPAK AKTIVITAS EKONOMI TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KORIDOR JALAN BY PASS KAWASAN PASAR AUR KOTA BUKITTINGGI
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28566
<p>ABSTRAK <br />Kawasan Pasar Aur berada pada sub-zona perdagangan dan jasa skala kota serta berada di Jalan By Pass dengan fungsi jalan arteri primer. Adapun aktivitas ekonomi di Jalan By Pass yang berada di bawah overpass atau flyover seperti adanya PKL, kendaraan yang berhenti, dan parkir liar pada fasilitas umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aktivitas ekonomi terhadap arus lalu lintas di koridor Jalan By Pass Kawasan Pasar Aur Kota Bukittinggi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisa deskriptif dan perhitungan terkait volume lalu lintas, kelas hambatan samping, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, dan tingkat pelayanan jalan yang berpatokan kepada PKJI Tahun 2023. Sehingga diperoleh hasil penelitian bahwa keberadaan aktivitas ekonomi di badan Jalan By Pass tidak sesuai dengan kebijakan yang terkait dan berdampak pada derajat kejenuhan bernilai 1,18 dengan tingkat pelayanan di klasifikasi “F”, yakni terjadinya kemacetan lalu lintas yang <br />ditandai oleh kecepatan kendaraan yang lambat, volume kendaraan melebihi kapasitas, serta hambatan yang signifikan dalam pergerakan kendaraan. Namun jika tidak ada aktivitas ekonomi di badan jalan, maka nilai derajat kejenuhan menjadi 0,59 dengan tingkat pelayanan di klasifikasi “C” yakni arus lancar, namun pengemudi mengatur dan membatasi kecepatan kendaraan.</p> <p>Kata Kunci : Aktivitas Ekonomi; Arus Lalu Lintas; PKJI 2023.</p>Ferisca MauliaEra Triana
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223FAKTOR LOKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT KOS MAHASISWA KAMPUS 1 UNIVERSITAS BUNG HATTA
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28572
<p>ABSTRAK <br />Pada tahun 2024 Universitas Bung Hatta menerima sebanyak 1.520 mahasiswa dari berbagai daerah. Hal ini menyebabkan mahasiswa tersebut meninggalkan daerah asal untuk menuntut ilmu di Kota Padang. Banyak pilihan tempat tinggal bagi mahasiswa tersebut, salah satunya yaitu kos. Lokasi kos yang strategis akan memberikan dampak positif maupun negatif, salah satu contohnya adalah harga sewa. Lokasi kos yang dekat dengan kampus akan memiliki harga sewa yang tinggi. begitupun sebaliknya, lokasi kos yang jauh dari kampus akan memiliki harga sewa yang lebih murah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor lokasi yang berhubungan dengan pemilihan tempat kos mahasiswa Kampus 1 Universitas Bung Hatta. Metode analisis yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan teknik analisis chi square untuk mencari hubungan antara faktor lokasi dengan lokasi tempat kos dan koefisien kontingensi untuk mencari kekuatan hubungan antara faktor lokasi dengan lokasi tempat kos. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor lokasi yang memiliki hubungan dengan lokasi tempat kos adalah harga sewa, ikatan sosial, dan alat transportasi. Dimana terdapat hubungan positif antara harga sewa dengan lokasi tempat kos dengan kekuatan lemah. Terdapat hubungan positif antara ikatan sosial dengan lokasi tempat kos dengan kekuatan cukup kuat. Terdapat hubungan positif antara alat transportasi dengan lokasi tempat kos dengan kekuatan hubungan lemah.</p> <p>Kata Kunci: Hubungan, Faktor Lokasi, Pemilihan Kos</p>Viona FebrianaHamdi Nur
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENENTUAN LAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KOTA PAYAKUMBUH
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28575
<p>ABSTRAK <br>Salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan adalah kebutuhan akan “papan” yang merupakan kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan rumah tempat tinggal akan terus mengalami peningkatan. Hail ini tentunya akan berdampak pada ketersediaan lahan yang semakin sedikit seiring dengan kebutuhan lahan untuk permukiman yang semakin tinggi. Dengan demikian, kajian mengenai penentuan lahan pengembangan kawasan permukiman di Kota Payakumbuh menjadi sangat penting. Pendekatan yang holistik, berbasis data dan memperhatikan karakteristik wilayah akan membantu dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran untuk mewujudkan permukiman yang layak huni, berkelanjutan, dan inklusif bagi seluruh masyarakat Kota Payakumbuh.Tujuannya dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui lahan pengembangan kawasan permukiman berdasarkan aspek fisik, bencana alam, kawasan lindung, pelayanan sarana serta mengetahui lokasi lahan berdasarkan zona nilai tanah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat di Kota Payakumbuh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif untuk menganalisis kesesuaian lahan permukiman dengan teknik overlay, cek eror topologi, analisis network dan diagram ven. Analisis yang digunakan ialah analisis kesesuaian negative list (analisis kesesuaian lahan pertanian pangan berkelanjutan, analisis kesesuaian bencana alam, analisis garis sempadan sungai), analisis kesesuaian fisik, analisis kesesuaian tutupan lahan, analisis keterjangkauan pelayanan sarana dan analisis zona nilai tanah di lahan pengembangan kawasan permukiman.Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam “Penentuan Lahan Pengembangan Kawasan Permukiman Di Kota Payakumbuh” didapatkan hasil lahan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman ialah 1.042,82 Ha atau setara dengan 13,4% dari total luas lahan Kota Payakumbuh yang terbagi dari Kawasan Prioritas I dan Kawasan Prioritas II. Kawasan Prioritas I ialah kawasan yang memiliki harga lahan murah yang dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat dan kawasan Prioritas II ialah kawasan yang memiliki harga lahan mahal. Kawasan Prioritas I memiliki luas lahan 571,09 Ha atau setara dengan 54,76% dari total luas lahan pengembangan kawasan permukiman dan Kawasan Prioritas II memiliki luas lahan ialah 471,73 Ha atau setara dengan 45,24%. <br>Kata Kunci: Penentuan Lahan, Pengembangan Kawasan Permukiman, Kota Payakumbuh.</p>Ryan Al AzmiHamdi Nur
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN PELAYANAN DISETIAP KECAMATAN DI KOTA SUNGAI PENUH
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28582
<p>ABSTRAK</p> <p>Nagari Lawang, Kabupaten Agam dikenal sebagai destinasi pariwisata dikarenakan terdapat objek wisata Puncak Lawang, <em>Lawang Park</em>, Taman Relay, dan <em>Green View.</em> Tujuan penelitian adalah arahan pengembangan Nagari Lawang sebagai destinasi wisata. Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini (1) teridentifikasi penilaian prioritas pengembangan objek wisata di Nagari Lawang sebagai destinasi wisata dengan menggunakan 4A (<em>Attraction, Accessibility, Amenity, dan Ancilary</em>), (2) memberikan arahan atau solusi pengembangan objek wisata di Nagari Lawang sebagai destinasi wisata. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara survey sekunder melalui dokumen profil Nagari Lawang. Dan survey primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara kepada setiap pengelola objek wisata, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu <em>mix medhod</em> menggunakan variabel (1) Daya Tarik (<em>Attraction</em>), (2) Aksesibilitas (<em>Accessibility</em>), (3) Fasilitas pendukung (<em>Amenity</em>), (4) Kelembagaan (<em>Ancilary</em>). Hasil penelitian ini terdapat 3 kelas prioritas pengembangan objek wisata di Nagari Lawang yaitu : berpotensi tinggi objek wisata <em>Lawang Park</em> dan Puncak Lawang, berpotensi sedang objek wisata Taman Relay, dan berpotensi rendah objek wisata <em>Green View</em>. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi tinggi yaitu : <em>Lawang Park</em> dan Puncak Lawang difokuskan peningkatan kualitas fasilitas pendukung di objek wisata, dan dilibatkan masyarakat sebagai petugas kebersihan dan keamanan. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi sedang yaitu : Taman Relay difokuskan untuk membangun dan merenovasi fasilitas pendukung yang ada di objek wisata membangun peribadatan, dan penginapan. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi rendah yaitu : <em>Green View</em> difokuskan pembangunan menyeluruh dari aspek fasilitas pendukung yang ada serta dilakukannya promosi melalui media sosial, bekerja sama dengan pihak pemerintah supaya objek wisata <em>Green View</em> bisa berkembang dengan lebih baik.</p> <p>Kata Kunci: Nagari Lawang, Destinasi Wisata, Objek Wisata, Pengembangan Wisata</p>Iin SentiaWenny Widya Wahyudi
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PREDIKSI POTENSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN TOL PADANG – SICINCIN, DI KECAMATAN BATANG ANAI, KABUPATEN PADANG PARIAMAN
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28586
<p>ABSTRAK</p> <p>Perubahan penggunaan lahan menjadi isu strategis dalam perencanaan wilayah, terutama pada kawasan yang terdampak pembangunan infrastruktur transportasi. Jalan Tol Padang–Sicincin di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, meningkatkan aksesibilitas kawasan dan berpotensi memicu alih fungsi lahan dari pertanian maupun kawasan lindung menjadi kawasan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi potensi perubahan penggunaan lahan akibat keberadaan jalan tol serta mengevaluasi kesesuaiannya dengan pola ruang dalam RTRW. Metode yang digunakan adalah regresi logistik biner berbasis spasial dengan dukungan Sistem Informasi Geografis (SIG). Variabel bebas mencakup infrastruktur, aksesibilitas, dan penggunaan lahan. Model divalidasi menggunakan confusion matrix dengan tiga threshold (55%, 65%, 75%), dan hasil terbaik diperoleh pada threshold 75% dengan akurasi 90% dan precision 85%. Hasil pemodelan menunjukkan 25,79% (677,53 ha) wilayah studi berpotensi berubah, sementara 74,21% (1.949,37 ha) tetap stabil. Overlay dengan RTRW mengindikasikan 90,20% perubahan sesuai rencana tata ruang dan 9,80% belum sesuai, terutama di sempadan sungai dan lahan pertanian berkelanjutan. Temuan ini menegaskan pentingnya strategi pengendalian ruang melalui revisi zonasi RTRW, penguatan regulasi, serta penerapan buffer zone di sekitar koridor jalan tol.</p> <p>Kata Kunci: Perubahan penggunaan lahan, Jalan Tol Padang–Sicincin, Regresi Logistik Biner, Sistem Informasi Geografis (SIG), RTRW, Perencanaan Wilayah.</p>Reyhan Afif AndelinNori Yusri
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TK TERHADAP BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN PARIAMAN TENGAH
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28589
<p>ABSTRAK</p> <p>Kecamatan Pariaman Tengah termasuk dalam kawasan dengan tingkat risiko tsunami yang tinggi, di mana hampir seluruh wilayahnya berada pada zona paparan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapsiagaan guru TK serta mengkaji pengaruh faktor usia, tingkat pendidikan, dan zona risiko sekolah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan instrumen kuesioner kesiapsiagaan bencana, kemudian dianalisis menggunakan uji Independent Sample t-test dan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan guru TK berada pada kategori sedang, serta tidak ditemukan perbedaan yang signifikan berdasarkan usia (p = 0,773), pendidikan (p = 0,486), maupun zona risiko sekolah (p = 0,913). Temuan ini menegaskan perlunya peningkatan kapasitas guru melalui program pelatihan, simulasi, serta dukungan kebijakan dari BPBD dan Dinas Pendidikan Kota Pariaman.</p> <p>Kata kunci: kesiapsiagaan, guru TK, tsunami, pendidikan, Pariaman Tengah</p>Rafli HalimRini Asmariati
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223ARAHAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI NAGARI LAWANG SEBAGAI DESTINASI WISATA
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28591
<p>ABSTRAK</p> <p> Nagari Lawang, Kabupaten Agam dikenal sebagai destinasi pariwisata dikarenakan terdapat objek wisata Puncak Lawang, Lawang Park, Taman Relay, dan Green View. Tujuan penelitian adalah arahan pengembangan Nagari Lawang sebagai destinasi wisata. Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini (1) teridentifikasi penilaian prioritas pengembangan objek wisata di Nagari Lawang sebagai destinasi wisata dengan menggunakan 4A (Attraction, Accessibility, Amenity, dan Ancilary), (2) memberikan arahan atau solusi pengembangan objek wisata di Nagari Lawang sebagai destinasi wisata. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara survey sekunder melalui dokumen profil Nagari Lawang. Dan survey primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara kepada setiap pengelola objek wisata, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu mix medhod menggunakan variabel (1) Daya Tarik (Attraction), (2) Aksesibilitas (Accessibility), (3) Fasilitas pendukung (Amenity), (4) Kelembagaan (Ancilary). Hasil penelitian ini terdapat 3 kelas prioritas pengembangan objek wisata di Nagari Lawang yaitu : berpotensi tinggi objek wisata Lawang Park dan Puncak Lawang, berpotensi sedang objek wisata Taman Relay, dan berpotensi rendah objek wisata Green View. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi tinggi yaitu : Lawang Park dan Puncak Lawang difokuskan peningkatan kualitas fasilitas pendukung di objek wisata, dan dilibatkan masyarakat sebagai petugas kebersihan dan keamanan. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi sedang yaitu : Taman Relay difokuskan untuk membangun dan merenovasi fasilitas pendukung yang ada di objek wisata membangun peribadatan, dan penginapan. Arahan pengembangan objek wisata berpotensi rendah yaitu : Green View difokuskan pembangunan menyeluruh dari aspek fasilitas pendukung yang ada serta dilakukannya promosi melalui media sosial, bekerja sama dengan pihak pemerintah supaya objek wisata Green View bisa berkembang dengan lebih baik.</p> <p> Kata Kunci: Nagari Lawang, Destinasi Wisata, Objek Wisata, Pengembangan Wisata</p>Akbar NaufalHarne Julianti Tou
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENERAPAN FUNGSI TAMAN DIGITAL BERDASARKAN POLA AKTIVITAS DI BALAI KOTA PADANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28807
<p>ABSTRAK <br>Taman Digital Balai Kota Padang merupakan salah satu ruang terbuka hijau publik yang dirancang untuk mendukung fungsi ekologis, sosial, edukatif, serta integrasi teknologi informasi sebagai bagian dari program smart city. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian penerapan fungsi Taman Digital dengan pola aktivitas pengunjung, sehingga dapat diketahui sejauh mana taman ini telah memenuhi konsep yang ditetapkan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik accidental sampling sebanyak 36 responden, melalui observasi, penyebaran kuesioner, dan behavioral mapping. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa fungsi utama taman digital seperti konektivitas (akses internet) dan ruang interaksi sosial telah dimanfaatkan secara optimal, khususnya untuk aktivitas belajar, bersantai, olahraga ringan, rekreasi, serta kegiatan komunitas. Namun, beberapa aspek fungsi lain, seperti <br>sistem informasi digital, navigasi, dan penerapan energi terbarukan, belum sepenuhnya terwujud. Kesimpulannya, Taman Digital Balai Kota Padang secara umum telah memenuhi perannya sebagai ruang publik tematik berbasis teknologi, meskipun masih diperlukan pengembangan fasilitas penunjang agar fungsi smart dan energy efficient dapat lebih optimal. <br>Kata Kunci : Taman Digital, Pola Aktivitas, Ruang Terbuka Hijau.</p>AirawatiTomi Eriawan
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223KENDALA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GEOSITE GOA KELELAWAR PADAYO SEBAGAI WISATA ALAM KOTA PADANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28808
<p>ABSTRAK <br>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kendala pengembangan objek wisata Geosite Goa Kelelawar Padayo sebagai wisata alam di Kota Padang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui survei primer berupa observasi lapangan dan survei <br>sekunder melalui studi literatur. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan 3A (Attraction, Accessibility, Amenity). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Geosite Goa Kelelawar Padayo memiliki potensi daya tarik wisata tinggi dengan keunikan formasi geologi stalaktit, stalagmit, serta keberadaan koloni kelelawar. Namun, dari aspek aksesibilitas masih ditemukan hambatan berupa kondisi jalan yang sempit dan sebagian belum layak, terbatasnya transportasi umum, serta minimnya petunjuk arah. Dari sisi amenitas, fasilitas seperti toilet, mushola, tempat sampah, dan penerangan belum memenuhi standar pelayanan wisata alam. Kendala utama dalam pengembangan kawasan ini adalah minimnya infrastruktur pendukung, keterbatasan pengelolaan, serta kurangnya promosi destinasi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan infrastruktur akses, penyediaan fasilitas standar pariwisata, penguatan peran masyarakat lokal, serta strategi promosi terpadu agar Geosite Goa Kelelawar Padayo dapat berkembang sebagai destinasi ekowisata dan geowisata berkelanjutan di Kota Padang. <br>Kata Kunci : Geosite, Goa Kelelawar Padayo, Kendala Pengembangan.</p>Nelda Julia RazalniEra Triana
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DI KABUPATEN TEBO
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28809
<p>ABSTRAK <br>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komoditas unggulan subsektor perkebunan di Kabupaten Tebo sebagai upaya mendukung pembangunan ekonomi daerah. Fokus kajian diarahkan pada tiga komoditas utama, yaitu komoditas kelapa sawit, karet, dan kelapa, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis produktivitas, Location Quotient (LQ), dan laju pertumbuhan produksi selama periode 2019–2023. Data yang digunakan berupa data sekunder dari Badan Pusat Statistik berupa data luas lahan dan produksi yang kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit mengalami tren menurun dari 2,12 ton/ha pada 2019 menjadi 1,72 ton/ha pada 2023, yang dipengaruhi oleh program peremajaan tanaman (replanting). Sementara itu, komoditas karet memperlihatkan peningkatan produktivitas meskipun dengan laju pertumbuhan produksi relatif stagnan, sedangkan komoditas kelapa menunjukkan pola yang fluktuatif dan kurang stabil. Analisis laju pertumbuhan produksi di Kabupaten Tebo <br>menunjukkan kecenderungan menurun dengan rata-rata –1,42%, Dimana pertumbuhan produksi komoditas kelapa sawit (–1,95%) dan karet (–0,11%) mengalami penurunan, sedangkan komoditas kelapa meningkat (7,30%) namun tidak konsisten. Analisis LQ memperlihatkan bahwa dua komoditas, yakni kelapa sawit (LQ 1,42) dan karet (LQ 1,05), termasuk kategori komoditas basis, sedangkan kelapa (LQ 0,64) tergolong non-basis. Berdasarkan tiga kriteria penentuan komoditas unggulan, yakni produktivitas meningkat, nilai <br>LQ > 1, dan laju pertumbuhan positif, maka komoditas karet ditetapkan sebagai komoditas unggulan karena memenuhi dua dari tiga kriteria tersebut. Komoditas kelapa sawit dikategorikan sebagai komoditas dengan potensi unggulan meskipun menghadapi tantangan <br>pada produktivitas dan pertumbuhan. Adapun komoditas kelapa belum layak dijadikan komoditas unggulan karena produktivitas yang tidak stabil dan keunggulan komparatif rendah. Temuan ini menegaskan perlunya strategi pengembangan yang terarah untuk memperkuat daya saing subsektor perkebunan di Kabupaten Tebo. <br>Kata kunci: Komoditas Unggulan; Perkebunan; Produktivitas; Location Quotient (LQ); Kabupaten Tebo. <br><br></p>Fina JuliyentiNori Yusri
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA KESEHATAN PUSKESMAS DI KECAMATAN LENGAYANG, KABUPATEN PESISIR SELATAN
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28810
<p>ABSTRAK <br>Ketersediaan sarana kesehatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ketiga mengenai kehidupan sehat dan sejahtera. Penelitian ini membahas arahan pengembangan sarana kesehatan Puskesmas di Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, yang menghadapi permasalahan keterbatasan jangkauan pelayanan dan daya tampung puskesmas eksisting. Saat ini terdapat dua unit Puskesmas, yakni Puskesmas Kambang dan Puskesmas Koto Baru. Meskipun keduanya telah memenuhi standar daya tampung menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014, cakupan wilayah pelayanannya baru menjangkau sekitar 11.155,12 km² atau hanya 18% dari total luas Kecamatan Lengayang yang mencapai 63.528,42 km². Artinya, lebih dari 80% wilayah masih belum terlayani secara optimal.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis yang digunakan meliputi overlay, buffer, dan kernel density untuk mengidentifikasi distribusi penduduk, kepadatan bangunan, serta radius pelayanan puskesmas eksisting. Hasil analisis menunjukkan adanya tumpang tindih wilayah pelayanan, terutama pada Nagari Kambang dan sekitarnya, sementara sejumlah wilayah lain seperti Nagari Lakitan, Lakitan Tengah, dan Lakitan Selatan belum mendapatkan layanan memadai. Dari hasil kernel <br>density, Nagari Lakitan Selatan teridentifikasi memiliki konsentrasi penduduk tertinggi, sehingga direkomendasikan sebagai prioritas utama pembangunan Puskesmas Pembantu, disusul oleh Nagari Lakitan dan Lakitan Tengah.Dengan demikian, arah pengembangan sarana kesehatan di Kecamatan Lengayang sebaiknya difokuskan pada pemerataan distribusi fasilitas kesehatan melalui pembangunan Puskesmas Pembantu di nagari yang belum terlayaniyaitu nagari Lakitan, Lakitan Selatan dan Lakitan Tengah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar secara merata, berkeadilan, serta mendukung pembangunan kesehatan berkelanjutan di Kabupaten Pesisir Selatan. <br>Kata kunci: Puskesmas, pelayanan kesehatan, daya tampung, jangkauan pelayanan, SIG.</p>Abi Manyu Pamungkas PribadiEzra Aditia
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENENTUAN HIRARKI PUSAT PELAYANAN DI KABUPATEN TANAH DATAR
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28812
<p>ABSTRAK <br />Ketimpangan ketersediaan fasilitas pelayanan antar kecamatan di Kabupaten Tanah Datar menimbulkan perbedaan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sarana sosial lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hirarki pusat pelayanan di Kabupaten Tanah Datar dengan menggunakan metode skalogram guttman sebagai instrumen analisis. Data penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta observasi lapangan, dengan variabel meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan, ekonomi, peribadatan, ruang terbuka hijau, pemerintahan, serta jumlah penduduk. Analisis dilakukan dengan memberi skor 1 pada fasilitas yang tersedia dan 0 pada fasilitas yang tidak tersedia, kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai kelengkapan tiap kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar kecamatan. Kecamatan Lima Kaum menempati orde tertinggi dengan skor fasilitas paling lengkap dan berfungsi sebagai pusat pelayanan kabupaten. Kecamatan X Koto, <br />Sungai Tarab, dan Tanjung Emas berada pada orde menengah dengan fasilitas pelayanan relatif memadai, sedangkan kecamatan lainnya termasuk Batipuh Selatan, Lintau Buo, Pariangan, dan Tanjung Baru berada pada orde rendah dengan dominasi fasilitas dasar. Kesimpulan penelitian menegaskan perlunya pemerataan pembangunan fasilitas pelayanan di kecamatan orde rendah agar kesenjangan spasial dapat dikurangi dan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan publik lebih merata.</p> <p>Kata Kunci: pusat pelayanan, hirarki wilayah, skalogram, Tanah Datar</p>Pasrah Budison Sanamuri loiHamdi Nur
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223KARAKTERISTIK KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28813
<p>ABSTRAK <br>Penelitian ini menganalisis karakteristik permukiman di Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kepadatan penduduk, jangkauan pelayanan sarana menggunakan standar radius SNI 03-1733-2004, dan overlay untuk menentukan tipologi permukiman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan penduduk bervariasi dengan konsentrasi tertinggi di Kelurahan Nipah Panjang II, sedangkan Desa Bunga Tanjung <br>terendah. Sarana pendidikan relatif terjangkau, tetapi sarana kesehatan dan perdagangan masih terkonsentrasi di pusat kecamatan sehingga menimbulkan ketimpangan spasial. Overlay menghasilkan empat tipologi permukiman, yaitu padat terlayani, padat tidak <br>terlayani, jarang terlayani, dan jarang tidak terlayani. Penelitian ini menegaskan perlunya pemerataan penyediaan sarana dasar terutama di kawasan padat namun belum terlayani. <br>Kata Kunci : permukiman, kepadatan penduduk, pelayanan sarana</p>Aditya KurniawanHamdi Nur
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DI NAGARI KATAPIANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28814
<p>ABSTRAK <br>Indonesia, sebagai negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, memiliki tingkat kerawanan bencana alam, termasuk tsunami, yang tinggi. Nagari Katapiang diKabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, merupakan salah satu wilayah pesisir yang <br>sangat rentan terhadap ancaman tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Nagari Katapiang dalam menghadapi bencana tsunami, dengan fokus pada empat parameter utama: pengetahuan dan sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya. Menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner, penelitian ini menemukan bahwa rata-rata tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Nagari Katapiang berada pada kategori "Kurang Siap". Meskipun pemahaman masyarakat tentang pengetahuan dan sikap terhadap bencana sudah cukup baik, terdapat kelemahan signifikan dalam aspek rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya. Hasil evaluasi penggunaan lahan menunjukkan bahwa meskipun area permukiman terdampak tsunami memiliki kepadatan penduduk rendah, belum semua lahan terealisasi sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2020-2040, dengan sebagian besar masih dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Rekomendasi meliputi peningkatan sosialisasi dan pelatihan berkala, jalur evakuasi yang jelas, serta pembentukan kelompok siaga bencana yang terhubung dengan pemerintah.</p> <p>Kata Kunci: Kesiapsiagaan, Tsunami, Nagari Katapiang, Pengetahuan dan Sikap, Rencana Tanggap Darurat, Sistem Peringatan Bencana, Mobilisasi Sumber Daya.</p>Togu Alif Maulana Lubis Haryani
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PENILAIAN ASET WARISAN BUDAYA MENGGUNAKAN METODE MARKET APPEAL – ROBUSTICITY MATRIX DI KOTA PADANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28815
<p>ABSTRAK <br>Kota Padang memiliki banyak aset bangunan bersejarah yang berfungsi sebagai warisan budaya sekaligus potensi wisata. Namun, berbagai aset tersebut menghadapi tantangan berupa kerusakan akibat bencana alam, pemanfaatan yang kurang memperhatikan nilai <br>sejarah, serta keterbatasan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kondisi ini menyebabkan potensi wisata heritage Kota Padang belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan menilai aset warisan budaya berdasarkan wisata budaya melalui <br>identifikasi aset, analisis daya tarik pasar (market appeal) dan ketahanan (robusticity), dengan menggunakan metode Market Appeal–Robusticity Matrix (MARM). Data diperoleh melalui observasi lapangan sebagai data primer dan dokumen perencanaan sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset warisan budaya di Kota Padang terbagi ke dalam kategori A1, A2, C1, dan C2. Kategori A1 (daya tarik tinggi, ketahanan tinggi) mendominasi dengan 19 aset, sedangkan kategori A2 (daya tarik tinggi, ketahanan sedang) terdiri dari 9 aset. Kategori C1 (daya tarik tinggi, ketahanan sedang) teridentifikasi 4 aset, sementara kategori C2 (daya tarik sedang, ketahanan sedang) mencakup 9 aset. Tidak ditemukannya kategori B1, B2, D1, D2, maupun D3 menunjukkan bahwa tidak ada aset dengan potensi rendah sebagai destinasi wisata budaya. Temuan ini mengindikasikan peluang besar untuk mengoptimalkan aset bersejarah Kota Padang, khususnya melalui penambahan informasi sejarah yang bersifat edukatif dan pengembangan atraksi wisata di sekitar bangunan, sehingga dapat mendukung pelestarian sekaligus meningkatkan daya tarik wisata budaya.</p> <p>Kata Kunci: aset warisan budaya; wisata budaya; Market appeal – Robusticity matrix</p>Safa AyraEra Triana
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN PANTAI MAPADDEGAT SEBAGAI WISATA REKREASI PANTAI
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28816
<p>ABSTRAK <br>Pantai Mapaddegat yang terletak di Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, merupakan kawasan strategis pariwisata bahari dengan potensi pengembangan wisata rekreasi pantai. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap <br>tahunnya menunjukkan besarnya daya tarik kawasan ini. Namun, pengembangan pariwisata perlu memperhatikan kesesuaian kawasan dan daya dukung lingkungan agar kelestarian ekosistem tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian dan daya dukung Pantai Mapaddegat sebagai destinasi wisata rekreasi pantai. Metode yang digunakan adalah pendekatan campuran dengan analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan parameter kesesuaian wisata pantai menurut Yulianda (2019) yaitu: tipe pantai,lebar pantai,material dasar perairan,kedalaman perairan,kecerahan perairan,kecepatan arus,kemiringan pantai,penutupan lahan pantai,biota berbahaya dan ketersediaan air tawar, serta perhitungan daya dukung kawasan (DDK). Data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi.Hasil analisis menunjukkan bahwa Pantai Mapaddegat memiliki kondisi fisik pantai berpasir putih dengan lebar pantai >15 meter, kedalaman perairan dangkal (0–3 meter), kecerahan tinggi, serta arus relatif tenang sehingga mendukung berbagai aktivitas wisata seperti berenang, berjemur, dan bermain pasir. Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yang diperoleh menempatkan kawasan ini pada kategori “Sesuai” untuk wisata rekreasi pantai. Sementara itu, perhitungan daya dukung kawasan menghasilkan kapasitas maksimal 271 orang per hari. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Pantai Mapaddegat mampu menampung wisatawan dalam jumlah cukup besar tanpa menimbulkan tekanan berlebih terhadap ekosistem. Dengan demikian, Pantai Mapaddegat berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata rekreasi pantai yang berkelanjutan, dengan catatan pengelolaan harus memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan dan penyediaan fasilitas pendukung yang memadai.</p> <p>Kata Kunci: Kesesuaian Wisata, Daya Dukung, Wisata Rekreasi.</p>Arya HermawanHaryani
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA TERHADAP EKONOMI DESA PENDUNG TALANG GENTING
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28817
<p>ABSTRAK <br>Desa Pendung Talang Genting, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, yang mana desa ini ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2018 dengan unggulan daya tarik berupa wisata buatan berbasis taman wisata air (Taman Pertiwi) yang dibalut dengan sejuknya <br>nuansa alam Kabupaten Kerinci. Tujuan penelitian ini untuk bagaimana dampak pengembangan Desa Wisata Pendung Talang Genting ditetapkan sebagai desa wisata dengan menilai keadaan di tahun 2017 yaitu sebelum ditetapkan sebagai desa wisata dengan keadaan <br>sekarang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif dengan menilai kondisi lapangan kerja dan pendapatan penduduk sebelum dan sesudah ditetapkan dan dikembangkan sebagai desa wisata. Sehingga diperoleh hasil penelitian bahwa pengembangan desa wisata ini berdampak positif bagi ekonomi Desa Pendung Talang Genting, karena terdapat 4 jenis lapangan kerja baru dan pendapatan penduduk bertambah ada yang mendapatkan tambahan pendapatan 2,20% dari pekerjaan utamanya dan ada pula yang mendapatkan 100% pendapatannya berasal dari pekerjaan sampingannya dibidang pariwisata seperti Ibu Rumah Tangga dan pemuda-pemudi atau mahasiswa, serta dengan adanya potensi pengembangan desa wisata mampu membuka kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi melalui 6 potensi atraksi yang akan dikembangan dengan estimasi kebutuhan tenaga kerja sebanyak 44 orang.</p> <p>Kata kunci : Dampak; Desa Pendung Talang Genting; Ekonomi</p>Serena AnastasiaHarne Julianti Tou
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223PEMANFAATAN NIGHT TIME LIGHT DALAM MENENTUKAN MORFOLOGI KOTA PADANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28827
Eggy NurdiansyahTomi Eriawan
Copyright (c) 2025
2025-09-222025-09-2223EVALUASI INTENSITAS BANGUNAN DI KORIDOR JALAN KHATIB SULAIMAN KOTA PADANG
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFTSP/article/view/28872
<p>ABSTRAK <br>Penataan ruang merupakan upaya mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang. Studi ini mengevaluasi kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang di koridor Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang berdasarkan Peraturan Wali Kota No. 5 Tahun 2023 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Padang 2023–2043. Parameter evaluasi meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Metode penelitian menggunakan survei primer melalui observasi lapangan serta survei sekunder berupa telaah dokumen RDTR, peta SIG, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan RDTR, terutama pada analisis Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Hal ini menegaskan pentingnya pengawasan serta penyesuaian pembangunan di sepanjang koridor jalan tersebut.</p> <p>Kata Kunci :Evaluasi, Intensitas Bangunan, Evaluasi, Khatib Sulaiman</p>Feby Karmenisa Sakerebau Karmenisa SakerebauRini Asmariati
Copyright (c) 2025
2025-09-232025-09-2323