PERBANDINGAN KANYOUKU 目 „ME’ DALAM BAHASA JEPANG DENGAN IDIOM “MATA” DALAM BAHASA INDONESIA

Authors

  • Febria Lisedina
  • Syahrial .
  • Diana Kartika

Abstract

Abstract
In this paper the writer analyzed comparison of idiom “eye” in Japan language with idiom “eye” in Indonesia language. This research do it by analyzed the sentence that use idiom which include in Japanese Idioms book, Indonesia language vocabulary book and Indonesia language expression dictionary. The purpose of the research is to analyzed the comparison of formation element idiom “eye” in Japan language with idiom “eye” in Indonesia language also equivalent idiom “eye” in Japan language to Indonesia language. The method that used in this research is descriptive method. In analyzed form of idiom “eye” in Japan language, writer used Miyaji Hiroshi theory which classified idiom based on form of word that formation such as doushi kanyouku, keiyoushi kanyouku, and meishi kanyouku. In classified form of idiom “eye” Indonesia language, writer use Abdul Chaer theory that classified idiom based on kind of form which formation like idiom from numeralia, idiom from verba, idiom from nomina, idiom from adverbial and idiom from adjektiva. The result of the research found that idiom “eye” Japan language formation from combining noun and verba which call doushi kanyouku, also with idiom “eye” Indonesia language that formation form idiom verba. Idiom “eye” Indonesia language also formation by numeralia beside that idiom “eye” Japan language not formation by numeralia. Equivalent between idiom “eye” in Japan language with idiom “eye” Indonesia language, have similarity meaning and form also have similarity meaning but different formation element.
Key words: idiom, “eye”, formation, equivalent.
Pendahuluan
Idiom mempunyai peranan penting dalam komunikasi sehari–hari. Idiom hadir setiap saat manusia berkomunikasi antara satu dengan yang lain dalam kegiatan sehari–hari, baik lisan maupun tulisan. Gorys Keraf (1985:109) menyatakan bahwa idiom adalah pola–pola struktural yang menyimpang dari kaidah–kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal,dengan bertumpu pada makna kata–kata yang membentuknya. Idiom merupakan suatu ungkapan yang maknanya tidak dapat diterjemahkan langsung secara satu per satu, melainkan dengan melihat dari unsur yang membentuknya secara keseluruhan. Sebagai pembelajar bahasa Jepang, untuk memahami bentuk dan makna Idiom dapat membingungkan. Hal ini terjadi saat kita
2
mempelajari bahasa baru karena mempelajari idiom itu tidak bisa disamakan dengan mempelajari ilmu-ilmu bahasa yang lain, seperti mempelajari fonetik, fonologi, semantik atau yang lainnya, mempelajari ungkapan idiom sama halnya seperti saat mempelajari kosakata dalam bahasa tertentu.
Dalam bahasa Jepang idiom disebut dengan kanyouku. Menurut Ishikawa Kou (1971) dalam Fatiska, kanyouku ialah
慣用句と言うのは二つ以上の単語が結び付いて、意味は単語の一部から解釈できない特有の意味を持っている。
kanyouku to iu no wa futatsu ijou no tango ga musubitsuite, imi wa tango no ichibu kara kaishaku dekinai tokuyuu no imi wo motte iru.
“Gabungan dua buah kata tau lebih, yang maknanya tidak dapat di definisikan berdasarkan unsur-unsur yang membentuknya.
Nena Mahdalena (2006) menulis skripsi berjudul ”Idiom yang Berkaitan dengan Bagian Wajah: Kajian Komparatif”. Tulisannya menganalisis idiom yang berkaitan dengan wajah dan menganalisis perbedaan makna idiom bahasa Jepang dengan idiom bahasa Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa makna idiom bahasa Jepang dan idiom bahasa Indonesia sama-sama mengandung makna penuh yang disebut dengan idiom penuh dan makna sebagian yang disebut dengan idiom sebagian.
Pembelajar bahasa Jepang pada saat mengungkapkan pendapatnya dengan menggunakan idiom atau kanyouku sering kali mendapatkan kesulitan. Selain karena kurangnya pemahaman terhadap idiom itu sendiri, sering kali pembelajar bahasa Jepang atau pun sebaliknya dengan besar kemungkinan langsung menarik arti dari kata-kata pembentuknya.
Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan dan membandingkan kanyouku目 „me’ dalam bahasa Jepang dengan idiom mata bahasa Indonesia kemudian mencari padanannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan unsur pembentuk kanyouku 目 ‘me’ dalam bahasa Jepang dengan idiom “mata” dalam bahasa Indonesia serta padanan kanyouku 目 „me’ ke dalam bahasa Indonesia.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk
3
menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009:58).
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik study pustaka (library research). Adapun langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kanyouku 目‘me’ dalam bahasa Jepang dan idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia.
2. Mengklasifikasikan data berdasarkan unsur pembentuknya.
3. Membandingkan unsur pembentuk kanyouku „me’ dalam bahasa Jepang dengan idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia.
4. Mencari padana kanyouku „me’ dalam bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.
5. Kemudian menarik kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
1. Unsur pembentuk kanyouku目 „me‟ dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kata yang membentuknya, yaitu doushi kanyouku, keiyoushi kanyouku dan meishi kanyouku.
a. Doushi Kanyouku
Yaitu kanyouku yang terbentuk atas gabungan kata benda dan kata kerja. Ditemukan data sebanyak 42 kanyouku.contohnya :
[1]彼女は中国の骨董品に目が利きます。
(JI, 1996:215)
( Kanojyo wa chuugoku no kottouhin ni me ga kikimasu ).
„Dia berkemampuan terhadap barang antik Cina‟.
Kanyouku目が利く „me ga kiku’ (mata ampuh) merupakan doushi kanyouku yang terbentuk dari 目‘me’ merupakan kata benda, が „ga’ merupakan partikel dan 利く„kiku’ merupakan kata kerja. Jadi, unsur pembentuknya terbentuk dari gabungan kata benda dan kata kerja.
b. 形容詞慣用句Keiyoushi Kanyouku
Yaitu kanyouku yang terbentuk dari kata benda ditambah kata sifat I(I keiyoushi) atau kata kata sifat Na(Na keiyoushi). Hanya terdapat satu data contohnya:
[8] 彼女は、美術に対する目が高いです。
(JI, 1996:216)
4
( Kanojyo wa, bijutsu ni taisuru me ga takai desu ).
„Perempuan itu memiliki kemampuan tinggi dalam bidang seni‟.
Kanyouku目が高い „me ga takai’ (mata tinggi) merupakan keiyoushi kanyouku yang terbentuk dari 目 „me’ kata benda, diikuti dengan partikel が‘ga’ lalu digabung dengan高い „takai’ kata sifat (Ikeyoushii). Unsur pembentuknya terbentuk dari gabungan kata benda dan kata sifat.
c. 名詞慣用句Meishi Kanyouku
Yaitu kanyouku yang terdiri dari gabungan dua buah kata benda yaitu kata benda ditambah kata benda. Ditemukan data sebanyak 2 kanyouku ocntohnya:
[25] ダイエット中ので、甘いものは目の毒です。
(JI, 1996: 220)
( Daietto chuu node, amai mono wa me no doku desu ).
„Karena sedang diet, jauhi makan makanan yang manis‟.
Kanyouku目の毒 „me no doku‟ (racun mata) merupakan meishi kanyouku yang terbentuk dari kata 目’me’ sebagai kata benda, ditandai dengan partikel の ‘no’ lalu digabungkan dengan kata benda 毒‘doku’. Jadi, unsur pembentuk dari kanyouku ini terbentuk dari gabungan kata benda dengan kata benda.
d. Bentuk lain
Penulis menemukan bentuk lain, berupa N+V+AdJ dan N+N+V sebanyak 3 data, contohnya:
[5]今は会計年度末なので、目が回るように忙しいです。
(JI, 1996:216)
( Ima wa kaikei nendo matsu nanode, me ga mawaru youni isogashii desu ).
„Karena saat ini adalah masa tutup buku akhir tahun, sangat sibuk seperti mata berputar-putar‟.
Kanyouku 目が回るように忙しい „me ga mawaru youni isogashii’ (mata seperti berputar). Kanyouku ini terbentuk melalui目„me‟ kata benda yang diikuti partikel が „ga‟ lalu digabung dengan回る „mawaru’ kata kerja serta diikuti dengan kata sifat ikeyoushi忙しい „isogashii’. Unsur pembentuk kanyouku ini yaitu terbentuk dari N+V+Adj.
5
2. Unsur Pembentuk Idiom „mata‟ dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan Jenis unsur yang membentuknya, unsur pembentuk idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia terbagi dari berbagai kelas kata, yaitu idiom dari Numeralia, idiom dari Verba, Idiom dari Nomina, idiom dari Adverbia dan idiom dari Adjektiva.
a. Idiom dari Numeralia
Yaitu idiom yang dibentuk dengan menggunakan kata bilangan sebagai unsur pembentuk idiom. Ditemukan 1 data, contonhya:
[51] Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin.
(Badudu, 2009:177)
Empat mata merupakan frase idiomatik numeralia yang terbentuk dari numeralia ditambah nomina.
b. Idiom dari Verba
Idiom yang menggunakan kata kerja sebagai unsur pembentuk idiom. Ditemukan sebanyak 18 data, contohnya:
[52] Pemandangan yang indah di lembah itu mengikat mata kami.
(Badudu, 1995:177)
Mengikat mata merupakan frase idiomatik verba yang terbentuk dari verba ditambah dengan nomina.
c. Idiom dari Nomina
Yaitu idiom yang dibentuk dari gabungan kata benda sebagai unsur leksikalnya.ditemukan sebanyak 22 data. Contohnya:
[49] Hati-hatilah dengan orang itu, kabarnya dia mata-mata musuh.
(Badudu, 2009:176)
Idiom mata-mata merupakan idiom dari Nomina, yang dibentuk dari gabungan kata benda dengan kata benda.Idiom ini termasuk ke dalam idiom penuh.
d. Idiom dari Adverbia
Yaitu idiom yang menggunakan kata keterangan sebagai unsur leksikalnya. Tidak ada ditemukan data dari idiom adverbia ini.
e. Idiom dari Adjektiva
Yaitu idiom yang dibentuk dari kata sifat sebagai unsur leksikalnya. Ditemukan sebanyak 3 data, contohnya:
[72] Si Karim mata dekat, tetapi si Usman mata jauh.
(Badudu, 2009:178)
6
Mata dekat, mata jauh merupakan frase idiomatik adjektiva yang terbentuk dari nomina dan kata sifat.
3. Padanan kanyouku目‘me’ dalam bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia
Padanan kanyouku pada data [1] 目‘me ga kuramu’ ke dalam bahasa Indonesia yaitu idiom pada data [49] „mata duitan‟. Persamaan dari kedua idiom ini memiliki makna idiomatik yang sama yaitu yang penting baginya hanyalah uang, pertimbangan lain tidak penting. Sedangkan perbedaan dari kedua idiom tersebut yaitu terletak pada unsur pembentuknya. Kanyouku目がくらむ„ me ga kuramu‟ merupakan doushi kanyouku dan idiom „mata duitan‟ merupakan idiom dari Nomina.
Kesimpulan
Kanyouku 目 „me’ atau idiom mata dalam bahasa Jepang pada umumnya terbentuk dari gabungan kata benda dan kata kerja yang disebut doushi kanyouku. Begitu juga dengan idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia. Idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia lebih banyak terbentuk dari idiom Verba. Sedangkan perbedaan kanyouku 目„me’ dalam bahasa Jepang dengan idiom „mata‟ dalam bahasa Indonesia yaitu pada unsur pembentuknya. Kanyouku目„me’ dalam bahasa Jepang tidak ada yang terbentuk dari Numeralia, sedangkan idiom „mata‟ di dalam bahasa Indonesia ada yang terbentuk melalui Numeralia.
Kanyouku 目‘me’ memiliki padanan ke dalam idiom „mata‟bahasa Indonesia. Ditemukan 15 kanyouku dan 11 idiom yang terdapat di dalam idiom „mata‟ bahasa Indonesia. Persamaannya yaitu memiliki persamaan makna dan bentuk, ada juga yang memiliki persamaan makna namun berbeda dari unsur yang membentuknya.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT. yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini.
Dalam menyelesaikan artikel ini, penulis tidak terlepas dari orang-orang yang telah memberikan dorongan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Puspawati, M.S., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta dan selaku dosen penguji yang telah memberikan
7
waktu, pikiran, dan masukan kepada penulis.
2. Dr. Diana Kartika, sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta dan selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, pikiran, serta masukan dalam membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Syahrial, S.S, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu, pikiran, serta masukan dalam membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs, Anwar Nasihin, M.Hum., sebagai dosen penguji serta selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan banyak pikiran dan telah banyak memberikan waktu, pikiran, dan masukan dari awal sampai selesai kuliah.
5. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd., selaku penguji dan pembimbing ronbun yang telah banyak membantu penulis dan memberikan waktu, masukan dan pikiran kepada penulis skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
7. Teristimewa untuk orang tua dan adikku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil dan yang selalu menyertakan doa untuk
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungannya dalam menyelesaikan artikel ini.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 1997. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.
. 2003. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fahmiyatri, Mimi. 2008. “Makna Idiom Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik”. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Fatiska, Sustia. 2009. “Analisis Kontrastif Kanyouku Kao dalam Bahasa Jepang dengan Idiom Muka dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi. Bandung: UPI .
Mardian, Lili. 2007. “Analisis Makna Idiom dalam Tabloid Genie Sebuah Tinjauan Semantik”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.
Moleong, Lexy J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pristasianti, Amik Cantika. 2012. “Idiom Bahasa Prancis dan bahasa Indonesia yang Bermakna Kepribadian Manusia: Studi Komparatif”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
8
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Humaniora Utama. Press.
. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Yoshita, Deasy. 2004.”Idiom Bahasa Jepang”. Makalah. Padang. Universitas Bung Hatta.
Daftar Kamus
Akiyama, Nobuo dan Akiyama, Carol. 1996. Japanese Idioms. Canada: Barron‟s.
Badudu, J.S. 2009. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas.
Kaneda. 2005. Shougakusei no Manga Kanyouku Jiten. Japan: Gakken.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Miyaji, Hiroshi. 1984. Kanyouku no Imi to Youho Jiten. Tokyo: Meiji Shoin.
Youshi, Araimasa. 1989. Kokugo Jiten. Tokyo: Obunsha.

Author Biography

Febria Lisedina

Jurusan Sastra Asia Timur

Downloads

Published

2013-09-13