ANALISIS KALIMAT AMBIGU DALAM NOVEL SUATU TINJAUAN SEMANTIK

Authors

  • Yelni Anwari
  • Diana Kartika
  • Elvina A Saibi

Abstract

Abstract
This thesis entitle analize ambiguous sentences. Tried to analize some ambiguous sentences found in two Japanese novels: Madogiwa no Totto-chan and Utsukushisato Kanashimito. The writer was interested to take a bright look over these ambiguous sentence since they are commonly used in daily life conversation. Also in Madogiwa no Totto-can and Utsukushisato Kanashimito novel, ambiguous sentences are easily found to build up the whole stories. In collecting the data of the ambiguity of sentences, the writer tried to use library reseach method. This library reseach was a method of researching data done by the writer in her room or in the library. The writer obtained the data about the object of the research through some books and audio visual recording. The technique was used by searching some sentences in Madogiwa no Totto-chan novel and Utsukushisato Kanashimito novel, then they were grouped based on some categories. This library research showed that in both novels: Madogiwa no Totto-chan novel and Utsukushisato Kanashimito novel, there were found two kinds of sentence ambiguities. They were grammatical ambiguity and lexical ambiguity. Some aspects caused these ambiguities such as: 1) lack of context, both situational context and sentence context, 2) inaccurate grammatical structure, 3) lack of punctuation marks.
Key word : Ambiguity, Ambiguities sentence
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Ketika kita menyampaikannya kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut diharapkan dapat menangkap apa yang kita maksud. Namun, ada kalanya dalam berkomunikasi terjadi kesalahpahaman makna. Kesalahpahaman tersebut antara lain karena makna yang ingin disampaikan oleh penulis/pembaca tidak dipahami secara sama oleh pembaca/pendengar.
Makna dalam hal ini termasuk objek kajian semantik. Menurut Kridalaksana, semantik adalah: (1) Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wacana, (2) Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Sementara itu, Menurut Sutedi (2003:103), objek kajian semantik antara lain ialah makna kata (go no imi), relasi makna antarsatu kata dengan kata lainnya (go no imi kankei), makna frase dalam suatu idiom (ku no imi), dan makna kalimat (bun no imi).
Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya.Satuan bahasa di sini di
2
antaranya membicarakan ambiguitas. Ambiguitas adalah gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda (Chaer,1994:297).
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan ambiguitas dalam bahasa Jepang menarik untuk diteliti karena dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan kalimat atau kata yang bermakna ambigu.
Rahmi Eka Fitri (2005) menulis skripsi dengan judul “Analisis Penerjemahan Ambiguitas dalam Terjemahan “Shoshite Senso wa Owatta”.Metode yang dipakai Rahmi dalam penelitiannya adalah metode deskriptif.Hasil analisisnya menunjukkan adanya beberapa penyebab ambiguitas, yaitu kurangnya penanda ejaan, kesalahan letak suatu unsur dalam kalimat, pemilihan kata yang kurang sepadan dengan teks bahasa sumber, serta adanya homonim dan polisemi.Pada bahasa sumber pun ambiguitas dapat muncul karena adanya homonim dan polisemi”.
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis ambiguitas yang terdapat di dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
Mengetahui faktor penyebab ambiguitas dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.Metode deskriptif merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif, di antaranya penelitian yang memaparkan, menganalisis, dan mengklarifikasi data yang diperoleh (Surakhmad, 1982:139).
Data yang dikumpulkan dalam metode deskriptif adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka sehingga data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti ( Moleong, 2010:11)
Data penelitian ini ialah data tulis berupa kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang yang memiliki ambiguitas.Jumlah kalimat yang di analisis adalah sebanyak 20 kalimat. Data tersebut bersumber dari novel Madogiwa No Totto-chan karya Tetsuko Kuroyanagi yang diterbitkan oleh Kondansha di Tokyo pada tahun 2011 dan novel Utsukushisa to kanashimito karya Kawabata Yasunari yang diterbitkan oleh Shinchosha di Tokyo pada Tahun 1985.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research (teknik kepustakaan).Teknik kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau di ruang perpustakaan, peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitian lewat buku-buku atau alat audio visual lainnya (Semi, 1993:8).
3
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data adalah:
1. Pengelompokan Data
Data-data yang sudah diperoleh, dikelompokkan sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, yaitu :
a. Jenis ambiguitas yang terdapat dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
b. Faktor apa penyebab ambiguitas dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
2. Analisis Data
Setelah semua data dikelompokkan, penulis menganalisis data-data tersebut berdasarkan:
a. Jenis ambiguitas apa saja yang terdapat dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
b. Faktor apa saja yang menyebabkan ambiguitas dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisha To Kanashimito.
3. Penyimpulan Data
Setelah proses penganalisaan data dilakukan, penulis menyimpulkan data yang telah dianalisis.
Hasil dan Pembahasan
A. Jenis-Jenis Ambiguitas
Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan dua jenis ambiguitas yang ada dalam novel Madogiwa No Totto-chan dan novel Utsukushisa To Kanashimito, yaitu ambiguitas gramatikal dan ambiguitas leksikal. Dalam penelitian ini penulis tidak menemukan jenis ambiguitas fonetik karena ambiguitas fonetik muncul akibat berbaurnya bunyi yang dilafalkan atau pada bahasa lisan, sedangkan data penulis adalah data tulis bukan data lisan. Kedua jenis ambiguitas itu akan dibahas satu per satu berikut ini.
1. Ambiguitas Gramatikal
Data [1]
日本のあちらこちらの古い寺の鐘の音を聞かせながら、アナウンサアの解説が句わる。
(美しさと哀しみと:8)
Nihon no achira kochira no furui tera no kane no oto o kikasenagara, anaunsaa no kaisetsu ga kuwaru.
“Sambil mendengar bunyi lonceng kuil kuno di seluruh Jepang, penyiar ikut serta berkomentar”.
Analisis:
Data di atas menimbulkan dua pengertian, yaitu
1. Penyiar ikut berkomentar tentang bunyi lonceng tua di seluruh Jepang
2. Bunyi lonceng tua terdengar di seluruh Jepang
Data [1] memiliki ambiguitas.Sebenarnya, mana makna yang dimaksud dari kalimat data [1]? Kalimat
4
tersebut dapat dipahami apabila melihat latar belakang dari kalimat tersebut, yaitu pada waktu tahun baru, pada saat menantikan jam menunjukkan pukul 00:00. Sewaktu bunyi lonceng berdentang, penyiar memberikan komentar tentang bunyi lonceng kuil tua tersebut.
Di sini dapat di ketahui bahwa unsur sekecil apa pun di dalam kalimat sangat mempengaruhi makna. Pada data (1), apabila di teliti lagi, unsur yang sangat penting adalah adanya partikel 「の」no, yang menjelaskan bahwa makna yang dimaksud adalah pada kalimat yang kedua. Partikel 「の」no itu terdapat di depan 「あちらこちら」achirakochira yang “di seluruh wilayah Jepang” bukan “kuil tua di Jepang”. Jadi, penyebab terjadinya ambiguitas pada data [1] adalah partikel 「の」no.Karena itu, data [1] terdapat jenis ambiguitas pada tingkat gramatikal.
2. Ambiguitas Leksikal
Data [14]
「音子さんの絵でしょう。」
(美しさと哀しみと:57)
Otoko-san no e deshou.
“Ku kira ini lukisan otoko”
Analisis :
Data [14] memiliki ambiguitas makna, yaitu
1. lukisan yang di buat oleh Otoko,
2. lukisan yang bergambar Otoko,
3. lukisan milik Otoko.
Untuk menentukan mana makna yang dimaksud dari data [14], disesuaikan dengan situasi saat berbicara, yaitu lukisan yang di buat oleh Otoko.Yang menjadi alat penentunya adalah partikel 「の」no yang mempunyai makna „kepunyaan atau kepemilikan‟ sebagai penentu topik.
Apabila kalimat pada data [14] diucapkan dalam sebuah percakapan, maka maksud dari kalimat ini jelas karena bendanya kelihatan dapat diberi pernyataan mana dari makna di atas yang sesuai.Namun, apabila kalimat ini terdapat pada bahasa tulisan, maka kalimat ini menjadi kalimat ambigu karena keadaan yang melatarbelakangi kalimat tidak jelas.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Ambiguitas
1) Kekurangan Konteks
大木がそれをほぐすのに、けい子はなにもさからわなかったけれども、ずいぶんと手がかかった。そのあいだに、けい子の処女でないことが明らかにわかった。
(美しさと哀しみと:108)
Oki ga sore o hogusu no ni, keiko wa nani mo sakarawanakatta kere domo, zuibun to te ga kakatta. Sono aida ni, keiko no shojou denai koto ga akiraka ni wakatta.
“Meskipun Oki bersandar pada (dada) itu, Keiko tidak menentang tangannya,
5
dibiarkan begitu saja. Pada saat itu, jelaslah bahwa keiko tidak perawan.
Analisis :
Pada data di atas kata tunjuk 「それ」sore tidak menjelaskan pada tempat apa bersandar. Untuk itu, kita harus melihat konteks kalimat sebelumnya yang menjelaskan bahwa 「それ」sore itu adalah dada Keiko. Kemudian, pada 「そのあいだに」sono aida ni juga memiliki makna ambigu karena tidak menjelaskan waktu yang sebenarnya: apakah pada waktu ia bersandar, atau pada saat keiko tidak menentang? Kalau dilihat dari konteks kalimat sebelumnya, frase itu dijelaskan pada waktu Keiko tidak menentang perlakuan Oki terhadapnya. Mustahil Oki tidak mengetahui Keiko tidak perawan lagi ketika ia bersandar pada Keiko.
2) Ketidakcermatan Struktur Gramatikal
十七で音子が早産をしたことも、音子の母の病院からの手紙を文子が見つけて知れ。 (美しさと哀しみと:45)
Juu nana de otoko ga souzan o shita koto mo, otoko no haha no byouin kara no tegami o fumiko ga mitsukete shgireta.
“Di tujuh belas, Fumiko menemukan surat keterangan dari rumah sakit tentang ibu Otoko yang melahirkan Otoko secara prematur ”.
Analisis :
Pada data [15] terdapat kata 「十七で」juu nana de „di tujuh belas‟, yang bermakna
1. di usia tujuh belas;
2. kamar nomor tujuh belas.
Pada data [15] di belakang 「十七」juu nana „tujuh belas‟ tidak mencamtumkan kata usia 「際」sai.Begitu juga tidak memberikan kata kamar「部屋」heya.Mungkin pengarang beranggapan bahwa pembaca telah mengetahui maksudnya adalah „umur tujuh belas‟.Seandainya maksudnya adalah kamar tujuh belas, tidak mungkin kata 「十七の部屋」juu nana no heya „kamar tujuh belas‟ diletakkan setelah kalimat 「音子の母の病院」Otoko no haha no byouin.
Selain kata 「十七」juu nana „tujuh belas‟, ada klausa yang bermakna ambigu, yaitu klausa「音子の母の病院からの手紙」Otoko no haha no byouin kara no tegami „surat ibu Otoko dari rumah sakit‟. Bila dilihat konteksnya dari bahasa aslinya, maka klausa ini ini memiliki tiga makna, yaitu
1. Surat dari rumah sakit ibu Otoko,
2. Otoko mengirim surat dari rumah sakit ibu,
3. Surat ibu Otoko dari rumah sakit.
Makna yang muncul dalam klausa tersebut bermacam-macam seperti yang terdapat di atas.Ambiguitas ini terjadi karena banyaknya partikel 「の」no dalam klausa
6
tersebut.Konteks ini jelas maknanya apabila di utarakan secara langsung karena waktu mengatakan kalimat ini si pembicara berada di lokasi.
3) Kekurangan Tanda Baca
新しい春の風が、電車の中を通り抜け子どもたちの髪の毛がうたっているように、とびはねた。(MND:51)
Atarashii haru no kaze ga densha no naka wo toorimeke kodomotachi no kami no keg a utatte iru youni tobi wan eta.
“angin musim gugur yang baru tiba dan lalu lalang di dalam kereta api seperti rambut anak-anak yang bernyanyi terbang melayang-layang”
Analisis :
Data di atas memiliki makna ambiguitas yang di sebabkan oleh kekurangan tanda baca atau koma.Hal ini mengakibatkan data di atas bermakna ambiguitas, pada ragam bahasa tulis tidak mempunyai intonasi yang diperlukan dalam bahasa lisan. Untuk menghilangkan ambiguitas pada data di atas, harus di beri tanda koma sehingga menjadi :
新しい春の風が、電車の中を通り抜け、子どもたちの髪の毛がうたっているように、とびはねた。
Atarashii haru no kaze ga densha no naka wo toorimeke kodomotachi no kami no keg a utatte iru youni tobi wan eta.
“Angin musim gugur yang baru tiba dan lalu lalu lalang di dalam kereta api, seperti rambut anak-anak yang bernyanyi terbang melayang-layang”
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atasdapat diketahui bahwa ambiguitas dalam bahasa tulis hanya ada dua jenis, yaitu (1) ambiguitas gramatikal, dan (2) ambiguitas leksikal.Perbedaan ambiguitas gramatikal dan ambiguitas leksikal, yaitu pada ambiguitas gramatikal muncul pada satuan kebahasaan yang disebut kalimat atau kelompok kata, sedangkan pada ambiguitas leksikal setiap kata dapat memiliki makna lebih dari satu karena mengacu pada benda yang berbeda disesuaikan dengan lingkungan pemakainya.
Penyebab terjadinya ambiguitas di dalam bahasa Jepang pun ada tiga jenis, yaitu (1) kekurangan konteks, (2) ketidakcermatan struktur gramatikal, dan (3) kekurangan tanda baca. Kekurangan konteks merupakan penyebab utama terjadinya ambiguitas.Ketidakcermatan struktur gramatikal meliputi struktur frase, klausa, kalimat, dan wacana.Sementara itu, kekurangan tanda baca hanya menyebabkan ambiguitas pada ragam bahasa tulis karena ragam bahasa tulis tidak mempunyai intonasi seperti ragam bahasa lisan.
7
Ucapan Terima Kasih
1. Ibu Dra. Puspawati, M.S., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta yang telah memberikan waktu, pikiran, dan masukan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
2. Dr. Diana Kartika., sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta dan selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu, pikiran, ide, serta masukan dalam membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Elvina. A. Saibi, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang juga telah benyak memberikan waktu, pikiran, ide, serta masukan dalam membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Anwar Nasihin, M.Hum., selaku penguji yang telah banyak menberikan masukan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd., selaku penguji dan pembimbing ronbun yang telah banyak membantu penulis dan memberikan waktu, masukan dan pikiran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Irma, M.Hum., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan banyak pikiran, dan masukan dari awal sampai selesai kuliah.
7. Seluruh staf karyawan Tata Usaha Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
8. Teristimewa untuk orangtua, kakak-kakak, dan adik-adikku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil dan selalu menyertakan do‟a untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teristimewa untuk suamiku yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, maksih udah jadi salah satu motivator terhebat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Daftar Pustaka
Astuti, Rini. Ambiguitas Slogan Iklan.Jurnal
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
_______,2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta
Dardjojo, Soenjono dkk. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 1: Pengantar kearah Ilmu Makna. Bandung: PT. Eresco
Fitri, Eka. Rahmi. 2005. “Analisis Penerjemahan Ambiguitas dalam Terjemahan Shoshite Senso wa Owatta”. Skripsi: Unand
http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/1249/ambiguitas_dalam_psikolinguistik.pdf?sequence=1
8
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dianatikah-5152-3-bab2.pdf.
http://leyborasiregar.blogspot.com/2011/04/analisis-ambiguitas-bahasa-pada-iklan.html
http://gakkaijatim.wordpress.com/2008/12/05/ambiguitas-informasi-makna-ungkapan-penolakan-bahasa-jepang-kajian-kognitif-pragmatik-jepang/
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/ambiguitas-dalam-berbahasa.html
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1862052736.pdf
Ikegami, Yoshihiko. 1978. Imi no Sekai:Gendai Genggogaka Kara Miru. Japan: Nihon
Kawabata, Yasunari. 1985. Utsukushisa to Kanashimito. Tokyo: Shinchosha
Kuroyanagi, Tetsuko. 2011. Madigiwa no Totto-Chan. Tokyo: Kondansha
Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Parera, J.D. 1990.Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Pateda, Mansoer.. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Renika Cipta
Prince. 2010. Ambiguitas dalam Berbahasa. Artikel: Blogspot
Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Raya
Siregar, Leyborasiregar.2011. Ambiguitas Bahasa pada Iklan. Artikel
Subandi. 2008. Ambiguitas Informasi Makna Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang (Kajian Pragmatik Jepang). Artikel:
Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Verhaar, J.W.M. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Yulianty, Try. 2008. “Ambiguitas dalam Psikolinguistik”. Makalah

Author Biography

Yelni Anwari

Jurusan Sastra Asia Timur

Downloads

Published

2013-09-13