ANALISIS FUNGSI FUKUSHI MOU DALAM KOMIK SANCHOUME NO YUUHI KARYA RYOHEI SAIGAN

Authors

  • Fienda Chairun Nissa1
  • Anwar Nasihin
  • Syahrial .

Abstract

ABSTRACT
In this paper the writer analyzes the function of fukushi mou in the comic Rakuten Papa and the comic Sanchoume no yuuhi. Fukushi is a word used to describe yogen (verb-a, adjective-i, and adjective-na), can not be the subject and do not know the conjugation/declination (Bunkachou at Sudjianto, 2004: 72). The reason the writer examines Fukushi Mou is because, in general Japanese students only know Fukushi Mou meaning ‘already’. Turns besides meaning ‘already, Fukushi mou also has another meaning and have different functions. This research was conducted by means of analyzing the sentence that inclusions Fukushi mou.
This study aims to describe the function of the Fukushi mou. The method that the writer used is descriptives method. To collect the data, the writer uses the listen method and technical note method. In analyzing the data, the writer uses the Agih method with the basic techniques dan BUL techniques.
To analyze the fuction of Fukushi mou the writer uses the theory Gendai Fukushouhou Jiten. From the research, there are five pieces of functionality that indicates the state of being beyond the boundaries/crossing borders (as yet), the state intends to accomplish a purpose of the talks and put more emphasis on a positive impression, shows the state is going to input a description, the description does not contain positive or negative, the state can not regulate the feelings overflowing raising, does not contain positive of negative description, and shows feelings of rebuking/judging sniping/denouncing contain the negative elements.
Key word: Fukushi , Mou, Function
Pendahuluan
Bahasa merupakan jati diri suatu bangsa, setiap bangsa di dunia mempunyai bahasa berbeda dari bangsa lain. Apabila berkomunikasi dengan orang asing, kita harus mengetahui bahasa orang tersebut. Jika tidak memahaminya, maka
2
interaksi tidak akan berjalan dengan baik. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri
Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal. Kajian secara internal, artinya pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja. Sebaliknya kajian secara eksternal, berarti kajian itu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berada di luar bahasa.
Pada penelitian ini, penulis mengkaji bahasa di bidang internal, yaitu berhubungan dengan adverbia yang termasuk kedalam unsur morfologis bahasa. Adverbia dalam bahasa Jepang disebut fukushi. Fukushi yang penulis teliti adalah fukushi mou yang termasuk ke golongan teido no fukushi (fukushi yang menerangkan yoogen,dengan jelas menentukan standar {batas, tingkat, atau derajat} keadaan/ sifat itu).
Handriyani (2009) menulis skripsi berjudul adverbia yatto dalam novel Yakuzana Tsuki karya Tendo Shoko kajian struktur yang menjelaskan bahwa yatto berfungsi menyatakan susah tetapi dapat diatasi dengan susah payah, menyatakan perasaan terwujudnya harapan si pembicara setelah memakan waktu lama, menyatakan jumlah, menyatakan keadaan sekarang sebelum keadaan memburuk, dan menyatakan tidak adanya peluang.
Fukushi mou dalam bahasa Indonesia mempunyai bermacam arti seperti “telah, lagi, sudah, sekarang, dan sebentar lagi” dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam sebuah kalimat, membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang fungsi fukushi mou. Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan komik komik Sanchoume no Yuuhikarya Saigan Ryohei. Komik Sanchoume no Yuuhi karya Ryohei Saigan merupakan komik yang memperoleh penghargaan akademi Jepang yang ke-29 kalinya. Oleh karena itu penulis menggunakan komik ini
3
sebagai objek penelitian untuk meneliti fungsi fukushi mou.
Metodologi
Metode yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris masih digunakan oleh penuturnya, sehinggga dapat dipaparkan apa adanya (Sudaryanto, 1992: 62).
Teknik pengumpula data dilakukan dengan teknik studi pustaka (library research). Adapun langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan fukushi mou dalam komik Sanchoume no Yuuhi karya Ryouhei Saigan.
2. Mengklasifikasikan data sesuai dengan fungsi-fungsi fukushi mou.
3. Menganalisis fukushi mou sesuai dengan fungsi-fungsi fukushi mou.
4. Mengambil kesimpulan .
Hasil dan Pembahasan
Fungsi fukushi mou yang terdapat dalam komik Sanchoume no Yuuhi ada lima fungsi, yaitu sebagai berikut.
1. Fukushi Mou yang berfungsi Menunjukkan keadaan sedang melampaui batas/ melintasi batas (masih).
Fukushi mou pada data berikut ini berfungsi menunjukkan keadaan yang melampaui batas. Hal ini dapat dilihat pada data (3) di bawah ini.
(4) パパ:正月に着るのならいまあるのでいいじゃないか。
Papa : Shougatsu ni kiru no nara ima aru no de ii janai ka.
Papa : Karena sekarang masih ada pakaian, boleh dipakai pada tahun baru, tidak apa-apa kan?
ママ:あれは娘時代の振袖よ。もう着れないわ。
4
Mama: Are wa musume jidai no furisode yo. Mou kirenai wa.
Mama: Itu adalah pakaianku dimasa gadis dulu. Tidak bisa dipakai lagi.
(RP: 112)
Fukushi mou pada data (4) berarti “lagi” dan diawali oleh kalimat あれは娘時代の振袖よ (Are wa musume jidai no furisode yo). Kata あれ (are) berarti “itu”, kata 娘 (musume) berarti “anak perempuan”, kata 時代 (jidai) berarti “masa”, dan 振袖 (furisode) merupakan pakaian kimono yang berlengan panjang. Fukushi mou pada data (4) diakhiri oleh kata 着れない (kirenai) Kata 着れない (kirenai) merupakan bentuk kata kerja 可能形 (kanoukei). Bentuk kamus kata kerja 着れない (kirenai), yaitu 着る (kiru) yang berarti “memakai”. Perubahan kata kerja 着る (kiru) ke dalam bentuk kata kerja 着れない (kirenai) merubah arti kata kerja 着る (kiru) menjadi “tidak bisa memakai”. Fukushi mou pada dta (4) menerangkan yougen yang berhubungan dengan kata kerja (verba). Kata kerja yang diterangkan, yaitu kata kerja 着れない (kirenai). Fungsi fukushi mou pada data (4) adalah untuk menunjukkan keadaan yang melampaui batas. Keadaan yang sedang melampaui batas mengacu pada keadaan furisode milik lawan bicara (Mama) yang sudah usang sehingga tidak bisa dipakai lagi.Furisode milik lawan bicara sudah sangat usang. Furisode tersebut merupakan furisode yang sudah ada sejak lawan bicara masih gadis (belum menikah) sehingga tidak bisa lagi dipakai pada tahun baru yang sudah hampir tiba. Fukushi mou pada data (4) menjelaskan keadaan furisode yang tidak bisa dipakai lagi (melampaui batas).
2. Fukushi mou yang berfungsi Menunjukkan Keadaan yang Bermaksud untuk Mencapai Suatu Tujuan dan Menunjukkan Pertimbangan Pembicara tentang dekatnya Waktu yang akan Dicapai yang Menekankan Pada Kesan Positif.
5
Fukushi mou pada fungsi ke-2 ini, penulis bagi menjadi dua bagian, yaitu fukushi mou yang menunjukkan keadaan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan dan fukushi mou yang berfungsi menunjukkan pertimbangan pembicara tentang dekatnya waktu yang akan dicapai.
a. Fukushi mou yang Berfungsi Menunjukkan Keadaan yang Bermaksud untuk Mencapai Suatu Tujuan yang Menekankan Pada Kesan Positif.
Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan menunjukkan keadaan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan yang menekankan pada kesan positif dapat dilihat pada data (14) di bawah ini.
(14) A:よ!ラーメンくっていこラーメン。
A: Yo! Raamen kutte iko raamen.
A :Hai! Bagaimana kalau kita pergi makan ramen.
B: いいよ。
Ii yo
Baiklah
A: もうすぐそこだ。
Mou sugu soko da.
Sudah hampir sampai di situ.
(RP: 109)
Pada data (14), fukushi mou berarti sudah dan diakhiri oleh kata すぐそこだ (sugu soko da). Kata すぐそこだ (sugu soko da) berarti “dekat sekali dari sini”. Fukushi mou pada (14) menerangkan yougen yang juga termasuk ke dalam fukushi. Fukushi mou pada data (14) menerangkan fukushi すぐ(sugu). Fungsi fukushi mou pada data (14), menunjukkan keadaan untuk mencapai suatu tujuan dari pembicaraan dan lebih menekankan pada kesan positif. Pada data (14) tujuan yang hendak dicapai oleh pembicara adalah warung Ramen. Pembicara mengajak lawan bicara untuk makan ramen, dan tempat atau warung Ramen yang hendak dituju oleh keduanya telah dekat. Kata すぐそこだ (sugu soko da) yang berarti “dekat sekali dari sini” menunjukkan warung Ramen telah dekat dan fukushi mou memberikan
6
penekanan dekatnya warung Ramen yang menjadi tempat tujuan pembicara dan lawan bicara. Oleh karena warung Ramen yang akan dituju sudah dekat, muncul kesan positif, yaitu pembicara dan lawan bicara akan segera dapat menikmati Ramen yang ingin mereka makan.
b. Fukushi mou yang Berfungsi Menunjukkan Pertimbangan Pembicara tentang dekatnya Waktu yang akan Dicapai yang Menekankan Pada Kesan Positif
Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan pertimbangan pembicara tentang dekatnya waktu yang akan dicapai dapat dilihat pada data (15) di bawah ini.
(15) 子供:このテレビ番組、もうすぐ終わるから、そしたら寝るよ。
Kodomo: Kono terebi bangumi, mou sugu owaru kara, soshitara neru yo.
Anak : Karena acara TV ini tak lama lagi akan selesai, kami akan tidur.
(SnY: 37)
Fukushi mou pada data (15) berarti “lagi” diawali oleh kata このテレビ番組 (kono terebi bangumi). Kata このテレビ (kono terebi) berarti “TV ini”. Kata 番組 (bangumi) berarti “acara/ program”. Fukushi mou pada data (15) diakhiri oleh kata すぐ終わるから、そしたら寝るよ (sugu owaru kara, soshitara neru yo). Kata すぐ (sugu) berarti “segera/ tak lama”. Kata 終わる (owaru) berarti “selesai”. Kata から (kara) merupakan partikel. Kata 寝る (neru) berarti “tidur”. Fukushi mou pada data (15) menerangkan yougen yang berhubungan dengan kata kerja. Kata kerja yang diterangkan fukushi mou adalah kata kerja 終わる (owaru). Fungsi fukushi mou pada data (15) menunjukkan pertimbangan pembicara tentang dekatnya waktu yang akan dicapai. Waktu yang akan dicapai mengacu pada waktu acara TV yang akan segera selesai. Pada data (15) pembicara yang masih anak-anak menonton TV sampai larut malam. Pembicara berniat akan tidur jika acara TV yang mereka
7
tonton selesai. Acara TV yang ditontonpun sudah akan segera selesai dan pembicara pun bermaksud untuk segera tidur. Kesan positif yang muncul pada data (15), yaitu pembicara yang masih anak-anak segera bermaksud untuk tidur untuk menjaga kesehatannya. Mereka tidak menonton acara yang lain jika acara yang mereka tonton selesai. Jika mereka melanjutkan menonton acara TV yang selanjutnya berarti jam tidur mereka menjadi berkurang. Jadi, fukushi mou pada data (15) menunjukkan pertimbangan pembicara tentang dekatnya waktu menonton TV yang hampir selesai.
3. Fukushi mou yang Menunjukkan Keadaan yang sedang Terjadi dengan Menambahkan Keterangan
Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan yang sedang terjadi dengan menambahkan keterangan dapat dilihat pada data di bawah ini.
(18) ママ:今日は、晩酌付きよ。
Mama : Kyou wa, bansha tsuki yo.
Mama : Hari ini, makan malamnya ada sake.
パパ:ハハハ、家で飲むお酒が一番おいしい。
Papa : Hahaha, ie de nomu o sake ga ichiban oishii.
Papa : Hahaha, minum sake di rumah paling enak.
ママ:ミヨ子も大きくなってきたし、できれば、もう少し広いアパートにも移りたいし…、がんばって貯金しなくちゃなあ。
Mama : Miyoko mo ookiku natte kita shi, dekireba, mou sukoshi hiroi apaato ni mo utsuritai shi ...., ganbatte chokin shinakucha naa.
Mama : Miyoko pun sudah semakin besar pula. Kalau bisa, aku ingin pindah ke apartemen yang sedikit lebih luas lagi. .... harus menabung dengan semangat ya.
(SnY: 174)
Pada data (18) fukushi mou berarti “lagi” dan diawali oleh kata ミヨ子も大きくなってきたし、できれば (Miyoko mo ookiku natte kita
8
shi, dekireba). ミヨ子 (Miyoko) adalah Putri dari pembicara. Kata 大きく (ookiku) berasal dari kata sifat tipe-i 大きい (ookii) yang berarti “besar”. Kata なってきた (natte kita) berasal dari kata kerja なる(naru) dan kata kerja きた (kita). Kata kerja なる(naru) berarti “menjadi” dan kata kerja きた (kita) berarti “datang”. Kata し (shi) berarti “pula”. Sedangkan kata できれば (dekireba) berarti “kalau bisa”. Fukushi mou pada (18) diikuti oleh kata少し広いアパートにも移りたい (sukoshi hiroi apaato ni mo utsuritai). Kata 少し (sukoshi) berarti “sedikit”, kata 広い (hiroi) berarti “luas”, kata アパート (apaato) berarti “apartemen”, dan kata 移りたい (utsuritai) adalah kata kerja yang berarti “ingin pindah”. Fukushi mou pada data (18) menerangkan yougen yang berhubungan dengan kata kerja (verba). Kata kerja yang diterangkan, yaitu kata kerja 移りたい(utsuritai). Fungsi fukushi mou pada data (18) yaitu menunjukkan keadaan yang sedang terjadi dengan menambahkan keterangan. Keadaan yang sedang terjadi pada data (18), yaitu pembicaraan antara suami dan istri ketika mereka menikmati makan malam di rumah. Fukushi mou pada data (18) diawali oleh keterangan bahwa anak pembicara telah semakin besar. Oleh karena itu, istri pembicara berkeinginan untuk bisa pindah ke apartemen yang lebih luas. Jadi, fukushi mou pada data (18) menunjukkan keadaan pembicara yang tinggal di apartemen yang kecil dan ingin pindah ke apartemen yang lebih luas dengan alasan anaknya semakin besar.
4. Fukushi mou yang Berfungsi Menunjukkan Keadaan yang Menyatakan Tidak Bisa Mengatur Perasaan yang Meluap-luap.
Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan yang menyatakan tidak bisa mengatur perasaan yang meluap-luap adalah sebagai berikut.
(21) ア:フ_、外はあついな。ちょっと涼まなくちゃ。
9
A : Fu_, soto wa atsui na. Chotto suzumanakucha.
A : Uhh, di luar panas. Aku ingin menyejukkan diri.
イ:それがクーラー故障してるんだ。
I :Sore ga kuuraa koshou shiteru nda.
I : Namun, AC-nya sedang rusak.
ア:なに!ああ、もうあつい!あつい!だめ仕事になんない。
A : Nani! Aa, mou atsui! Atsui! Dame shigoto nan nai.
A : Apa! Aduhh, panas sekali! Panas! Aku tidak bisa bekerja dalam keadaan seperti ini.
(RP: 142)
Fukushi mou pada data (21) berarti “sekali”, dan diawali oleh kata あ (a) merupakan ungkapan yang berarti “Aduh/ Ah/ Huh”. Fukushi mou pada data (21) diakhiri oleh kata あつい!だめ仕事になんない (atsui! Dame shigoto nan nai). Kata あつい (atsui) merupakan kata sifat tipe-i yang berarti “panas”. Kata だめ (dame) berarti “tidak bisa/ tidak mungkin”. Kata 仕事 (shigoto) berarti “bekerja”. Fukushi mou pada data (21) menerangkan yougen yang berhubungan dengan kata sifat tipe-i. Kata sifat tipe-i yang diterangkan, yaitu kata sifat あつい (atsui)Fungsi fukushi mou pada data (21) yaitu untuk menunjukkan keadaan yang menyatakan tidak bisa mengatur perasaan yang meluap-luap. Perasaan yang meluap-luap pada data (21) mengacu pada perasaan kesal pembicara karena panasnya cuaca. Pembicara berada di luar ruangan telah merasakan panasnya cuaca. Ketika ia masuk ke ruangan kerja, ternyata AC juga dalam kondisi rusak sehingga perasaan kesal karena cuaca panas membuat pembicara tidak bisa mengatur perasaannya. Perasaan meluap-luap karena kesal dan gerah karena cuaca panas membuat pembicara merasa tidak bisa melanjutkan pekerjaannya. Jadi, fungsi fukushi mou pada data (21) menunjukkan keadaan yang menyatakan tidak bisa mengatur perasaan kesalnya karena cuaca yang sangat panas.
10
5. Fukushi mou yang Berfungsi Menunjukkan Perasaan Menegur/ Mengata-ngatai dan Mengecam/ Mencela dan Mengandung Unsur Negatif.
Fukushi mou yang menunjukkan perasaan menegur/ mengata-ngatai dan mengecam/ mencela dan mengandung unsur negatif dapat dilihat pada data (24) berikut ini.
(24)社員:あ課長出張。
Shain: A kachou shutchouja.
Karyawan:Oh bapak Kepala Direksi kan dinas luar kota.
課長:中止だ。
Kachou: Chuushi da.
Kepala Direksi: Batal.
課長:きみたちなんだ!ワシがいないともう羽のばしおって!
Kachou: Kimitachi nan da! Washi ga inai to mou hane nobashi otte!
Kepala Direksi: Kalian! Kalau aku sudah tidak ada, mencari kebebasan.
(RP: 30)
Fukushi mou pada data (24) berarti “sudah” dan diawali oleh kata ワシがいないと(Washi ga inai to). Kata ワシ (washi) berarti “saya”. Kata いない (inai) berasal dari kata いません (imasen) yang berarti “tidak ada” dan kata と (to) berarti “kalau”. Fukushi mou pada data (24) diakhiri oleh kata羽のばしおって (hane nobashi otte) yang berarti “mencari kebebasan”. Fukushi mou pada data (24) berfungsi untuk menunjukkan perasaan menegur/ mengata-ngatai dan mengecam/ mencela dan mengandung unsur negatif. Perasaan menegur dilakukan oleh pembicara yang merupakan Kepala Direksi di sebuah kantor.
11
Pembicara mencela bawahannya yang mencari kebebasan dengan bersantai-santai ketika ia sedang dinas luar kota. Kegiatan bawahannya yang bersantai-santai dalam waktu kerja diketahui oleh Kepala Direksi ketika ia batal dinas luar kota. Kepala Direksi menggunakan fukushi mou untuk mencela bawahannya yang bersantai-santai ketika jam kerja. Kegiatan bersantai-santai di jam kerja merupakan gambaran dari hal negatif karena seharusnya di jam kerja, karyawan bekerja mengerjakan tugas.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian fukushi mou yang terdapat dalam komik Sanchoume no Yuuhi karya Saigan Ryohei, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan sedang
melampaui batas/ melintasi batas waktu ada 12 buah data, yaitu pada (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13) dan data (14).
2. Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan hanya satu buah data yang terdapat pada data (15) dan fukushi mou yang berfungsi menunjukkan pertimbangan pembicara tentang dekatnya waktu yang akan dicapai ada 3 buah data yang terdapat pada data (16), (17), dan data (18).
3. Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan yang sedang terjadi dengan menambahkan keterangan ada 3 buah data yang terdapat pada data (19), (20), dan data (21).
4. Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan keadaan yang menyatakan tidak bisa mengatur perasaan yang meluap-luap ada 2 buah yang terdapat pada data (22), dan (23).
5. Fukushi mou yang berfungsi menunjukkan perasaan menegur/
12
mengata-ngatai dan mengecam/ mencela dan mengandung unsur negatif ada 2 buah data yang terdapat pada data (24), dan data (25).
Ucapan Terima Kasih
1. Ibu Dra. Hj. Puspawati, MS, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
2. Ibu Dr. Diana Kartika, sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, sekaligus sebagai penguji skripsi penulis yang telah banyak memberikan masukan, serta kritik dan saran, sehingga penulis dapat memperbaiki kekurangan dari skripsi ini.
3. Bapak Drs. Anwar Nasihin,
M.Hum, selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya serta telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Syahrial, S.S., M. Hum, selaku pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya
untukpenulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd, sebagai penguji dan juga telah meluangkan waktu untuk penulis memperbaiki ronbun yang masih jauh dari sempurna.
6. Seluruh Staf pengajar Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
7. Seluruh Staf tata usaha Fakultas ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
8. Teristimewa buat orang tua tercinta Papa dan Mama, kakak dan adik-adik tersayang yang penulis sayangi, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil dan selalu menyertakan doa yang tak ternilai.
9. Untuk teman-teman Saje 08 terima kasih banyak telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2004. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fernando, Sisil. 2006. Adverbia Kitto Kanarazu dan Mochiron dalam Cerpen Akutagawa Kajian
13
Struktur. Universitas Bung Hatta.
Handriyani. 2009. Adverbia Yatto dalam Novel Yakuzana Tsuki Karya Tendo Shōko Kajian Struktur. Universitas Bung Hatta.
Hida, Yoshifumi. 1994. Gendai Fukushouhou Jiten. Tokyo: Hideko Asada.
Hirose, Masayoshi dan Shoji Kakudo. ed. 2001. Effective Japanese Usage Dictionary. Tokyo: Kodansha.
Kridalaksana, H. 1982. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: Nusa Indah.
Nila Oktara Ismadeni. 2008. Chōdo dan marude dalam Novel Totto Chan Kajian Fungsi. Universitas Bung Hatta
Saigan, Ryohei. 2006. Sanchoume no Yuuhi. Jepang: Shohan Daiichi Satsuhakkou.
Sudaryanto. 1992. Metode Penelitian. Jakarta: Gratina
_________. 1993. Metode dan Aneka teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:Duta Wacana University Press.
Sudjianto. 2004. Gramatika Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Orintal.
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.
Ueda, Masashi. 1986. Rakuten Papa. Jepang: Kodansha.

Author Biography

Fienda Chairun Nissa1

Jurusan Sastra Asia Timur

Downloads

Published

2013-09-13