ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM FILM NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI

Abstract

PENDAHULUAN Bahasa sangat berperan dalam kegiatan interaksi sesama manusia. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama tanpa ada paksaan dari orang lain. Proses komunikasi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi akibat pesan yang disampaikan tidak dipahami oleh orang-orang yang terlibat dalam berkomunikasi. Sehubungan dengan hambatan atau kendala yang ditemukan dalam berkomunikasi terdapat aturan-aturan yang dapat dipedomani agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, salah satu aturan yang dapat dipedomani adalah prinsi kerja sama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan prinsip kerja sama dalam film Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.Prinsip kerja sama adalah prinsip yang mengatur bagaimana hendaknya pembicaraan atau penutur bekerja sama dengan pendengar atau penutur agar percakapan mereka itu bersifat kooperatif. Penutur misalnya dapat menjawab pertanyaan penutur dengan tepat, benar, dan jelas (Jaszczolt, 2001). Untuk menganalisis prinsip kerja sama dalam film Negeri 5 Menara karya A. Fuadi menggunakan teori Grice dalam Putrayasa. Grice (dalam Putrayasa 2014) menyatakan bahwa prinsip kerja sama dapat dibedakan menjadi empat maksim, yaitu (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, dan (4) maksim percakapan. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Objek penelitian ini adalah film Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik dasar, dan teknik pilah unsur penentu atau PUP. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis ditemukan empat prinsip kerja sama berupa maksim, yaitu (1) maksim kuantitas berupa percakapan yang sesuai dengan keinginan masing-masing pihak. Peserta tutur yang terlibat adalah Alif dengan orang tuangnya, Alif dengan sahabatnya masa kecilnya, Alif dengan sahabatnya di pesantren; (2) maksim kualitas berupa percakapan yang terjadi berdasarkan bukti-bukti yang ada pada saat tuturan berlangsung.Peserta yang terlibat adalah Alif dengan nelayan, Ayah Alif dengan pembeli di pasar, Alif dengan sahabat masa kecinya, Alif dengan kedua orang tuanya; (3) maksin relevansi, jawaban yang diberikan oleh petutur sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh penutur.Peserta tutur yang terlibatadalah antara Alif dan kedua orang tuanya, Alif dengan temannya di pesantren, Alif dengan para ustad dan ustadzah; (4) maksim pelaksanaan, jawaban yang diberikan oleh petutur berhubungan dengan informasi yang diberikan oleh petutur.Peserta tutur yang terlibat antara Alif dengan ustad dan temannya di pesantren.Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peserta tutur dan penutur sama-sama memberikan kontribusi sesuai dengan yang dibutuhkan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peserta tutur dan penutur sama-sama memberikan kontribusi sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada maksim kuantitas percakpan terjadi sesuai dengan keinginan masing-masing pihak atau sesuai dengan keinginan ketentuan. Pada maksim kualitas berupa percakapan yang terjadi berdasarkan bukti-bukti yang ada pada saat tuturan berlangsung. Pada maksim relevansi jawaban yang diberikan oleh petutur sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh penutur. Pada maksim pelaksanaa jawaban yang diberikan oleh petutur berhubungan dengan informasi yang diberikan oleh petutur. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan teori dan objek yang berbeda.