Kalimat Emosional Marah pada Masyarakat di Kanagarian IV Koto Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

Authors

  • Sandy Dewa perkasa1 Universitas Bung Hatta
  • Puspawati Universitas Bung Hatta
  • Elvina A. Saibi Universitas Bung Hatta

Abstract

PENDAHULUAN Sintaksis merupakan salah satu ilmu linguistik yang mengkaji tentang kalimat. Ketika berinteraksi, masyarakat menggunakan berbagai bentuk kalimat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Ungkapan perasaan akan menimbulkan emosi dalam berkomunikasi. Emosi kemudian akan berwujud sayang, gembira, marah, dan benci. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis kalimat emosional marah pada masyarakat di Kanagarian IV Koto Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Untuk mendeskripsikan jenis kalimat emosional, penulis menggunakan teori Goleman (1995:62) yang membagi kalimat ke dalam sepuluh bagian, yaitu (1) brutal, (2) mengamuk, (3) benci, (4). marah besar, (5) jengkel, (6) kesal hati, (7). rasa pahit, (8) tersinggung, (9) bermusuhan, dan (10) kebencian patalogis. METODE Untuk mengumpulkan data digunakan metode simak dengan teknik rekam, catat, dan simak libat cakap. Untuk menganalisis data digunakan metode agih dengan teknik lesap. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan jenis kalimat emosional marah di Kanagarian IV Koto Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya sebanyak sepuluh macam, yaitu (1) Kalimat emosional marah brutal ditandai dengan menyebut nama binatang, yaitu anjiang ‘anjing’, bowuak ‘monyet’, kondiak ‘babi’. (2) Kalimat emosional marah mengamuk ditandai dengan ancaman-ancaman dari pembicara kepada lawan bicara, yaitu den pijak moyia ‘saya injak leher’. (3) Kalimat emosional marah benci ditandai dengan mencemooh lawan bicara, yaitu nde ai ‘aduh’. (4) Kalimat emosional marah besar ditandai dengan kalimat yang membawa-bawa orang tua, yaitu induak kau ‘ibu kamu’. (5) Kalimat emosional marah jengkel ditandai dengan kalimat perintah atau kalimat larangan, yaitu lantaklah ‘makanlah’. (6) Kalimat emosional marah kesal hati ditandai dengan kalimat pasrah, yaitu koti ‘terserah’. (7) Kalimat emosional marah rasa pahit ditandai dengan kalimat merendah, yaitu awak bansaik ‘kita miskin’. (8) Kalimat emosional marah tersinggung ditandai dengan kalimat yang menyebutkan kekurangan lawan bicara, yaitu entong ang ‘bodoh kamu’. (9) Kalimat emosional marah bermusuhan ditandai dengan manantang lawan bicara, yaitu aden lawan dek ang ‘hadapi saya’. (10) Kalimat emosional marah kebencian patalogis ditandai dengan keinginan balas dendam oleh pembicara kepada lawan bicara, yaitu bisuak cubon la dek kilen ‘besok kalian rasakan’. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang telah dibicarakan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan jenis kalimat emosional marah di Kanagarian IV Koto Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya sebagai berikut ; (1) Kalimat emosional marah brutal ditandai dengan menyebut nama binatang, yaitu anjiang ‘anjing’, bowuak ‘monyet’, kondiak ‘babi’. (2) Kalimat emosional marah mengamuk ditandai dengan ancaman-ancaman dari pembicara kepada lawan bicara, yaitu den pijak moyia ‘saya injak leher’, den tojang kapalo ‘saya terjang kepala’, den lompang kapalo ang ‘saya pukul kepala kamu’, den sumbek ‘saya sumpal’, den guguah ‘saya pukul’. (3) Kalimat emosional marah benci ditandai dengan kalimat mencemooh lawan bicara, yaitu nde ai ‘aduh’, ai alah ‘ai alah’, iii ‘iii’, cuiihh ‘cuiihh’. (4) Kalimat emosional marah besar ditandai dengan kalimat membawa-bawa orang tua, yaitu induak kau ‘ibu kamu’, apak ang ‘ayah kamu’, andek ang ‘ibu kamu’, abak ang ‘ayah kamu’, apak ang ‘ayah kamu’, amak ang ‘ibu kamu’. (5) Kalimat emosional marah jengkel ditandai dengan kalimat perintah atau larangan, yaitu lantaklah ‘makanlah’, tobang kighok ‘pergilah’, onoklah ‘diamlah’. (6) Kalimat emosional marah kesal hati ditandai dengan kalimat pasrah, yaitu koti ‘terserah, ka lomak dek ang jolah ‘bagaimana menurut kamu yang terbaik sajalah’. (7) Kalimat emosional marah rasa pahit ditandai dengan kalimat merendah, yaitu aden yo dak kayo ‘saya memang tidak kaya’, awak bansaik ‘kita miskin’. (8) Kalimat emosional marah tersinggung ditandai dengan kalimat menyebut kekurangan lawan bicara, yaitu pokak nyin bonak ang ma ‘bodoh kamu’, entong ang ‘bodoh kamu’. (9) Kalimat emosional marah bermusuhan ditandai dengan menantang lawan bicara, yaitu ang tunggu den di saluran ‘kamu tunggu saya di bendungan’, kinyak kau kok bagak ‘kesini kamu kalau berani’, aden lawan dek ang ‘hadapi saya’, ang tuwuik den kinyak ‘kesini kamu’, bok rombong ang kinyak ‘bawa rombonganmu kesini’. (10) Kalimat emosional marah kebencian patalogis ditandai dengan keinginan balas dendam oleh pembicara kepada lawan bicara, yaitu bisuak cubon lah dek kilen ‘besok kalian rasakan’, den usak’an lo punyo ang ‘saya rusakkan juga punya kamu’. Penulis berharap agar skripsi ini dapat dijadikan sebagai rujukan atau masukan bagi penulis lain. Penulis menyarankan agar penulis lain dapat meneliti kalimat emosional marah dari segi lain secara mendalam.

References

Buku

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Baharuddin. 2017. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Intan Mulia.

Goleman, Daniel. 1995. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Khairah, Miftahul & Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis: Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Kridalaksa, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Latipah, Eva & Adriyani Kamsyach. 2017. Psikologi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

Putrayasa, Ida Bagus. 2017. Sintaksis: Memahami Kalimat Tunggal. Bandung: PT.Refika Aditama.

Skrispsi/ Tesis/ Disertasi:

Alsumainitia. 2007. “Kalimat Emosional Marah di Kanagarian Muaro Pati Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota” .Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.

Nurhayati. 2005. “Wacana Pertengkaran di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok”.Skripsi. Padang: Universitas Andalas.

Downloads

Published

2020-10-30