PENGARUH WATAK TOKOH NORIKO TERHADAP KONFLIK EKSTERNAL DALAM NOVEL ZETTAI SEIGI KARYA AKIYOSHI RIKAKO

Authors

  • Tri Verdianingsih Universitas Bung Hatta
  • Tienn Immerry2 Universitas Bung Hatta
  • Aimifrina Universitas Bung Hatta

Abstract

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik eksternal tokoh Noriko karena dipengaruhi oleh watak yang dimilikinya. Konflik berakhir dengan kematian Noriko, dia dibunuh oleh keempat temannya. Namun, lima tahun setelah kematiannya, keempat orang yang membunuhnya mendapat undangan untuk berkumpul mengenang Noriko semasa hidupnya dalam’Pertemuan Kenangan’. Tokoh Noriko dalam novel Zettai Seigi (Absolute Justice) digambarkan sebagai orang yang selalu ikut campur dalam kehidupan orang lain. Hal ini dapat dianggap bertolak belakang dengan budaya orang Jepang yang telah dikenal semua orang, tidak mau mencampuri yang bukan menjadi urusannya. Dari hasil tinjauan pustaka, penulis menemukan satu penelitian, yaitu Londa (2019)[1] dengan judul “Analisis Perilaku Psikopat Tokoh Noriko dalam Novel Zettai Seigi Karya Akiyoshi Rikako”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah berfokus pada konflik eksternal yang dialami tokoh Noriko dengan tokoh lainnya. Teori yang digunakan adalah teori struktural berupa unsur intrinsik, yaitu watak, latar, plot untuk mendeskripsikan konflik. Konflik terbagi dalam dua kategori, yaitu konflik internal dan konflik eksternal (Stanton dalam Nurgiyantoro, 1998: 124).[2] Dalam penelitian ini penulis menganalisis konflik eksternal yang juga dibedakan dalam dua kategori, yakni konflik fisik dan konflik sosial (Jones dalam Nurgiyantoro, 1998: 124).[2] Dari dua kategori ini penulis menganalisis konflik sosial yang disebabkan oleh masalah-masalah yang muncul akibat adanya hubungan antara manusia. METODE Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Objek penelitian ini adalah novel Zettai Seigi karya Akiyoshi Rikako yang diterbitkan oleh Gentosha pada 2019 dengan jumlah 286 halaman.[3] Teknik analisis data dilakukan dalam beberapa langkah berikut. (1) Menandai dan menganalisis data tentang perwatakan dan latar; (2) menandai dan menganalisis data plot berdasarkan tokoh; (3) menganalisis pengaruh watak dan latar terhadap konflik eksternal tokoh Noriko; (4) menyimpulkan hasil penelitian tentang pengaruh watak tokoh Noriko terhadap konflik eksternal. HASIL DAN PEMBAHASAN Para tokoh dalam novel yang terlibat dalam konflik eksternal adalah Noriko, Kazuki, Yumiko, Riho, dan Reika. Tokoh Noriko memiliki watak teliti, egois, usil, tegas, jujur, keras kepala, dan perfeksionis. Watak tokoh Kazuki, yaitu ceplas-ceplos, peka, licik, dan ceroboh. Watak tokoh Yumiko, yaitu pendiam, penakut, perhatian, pemarah. Watak tokoh Riho, yaitu keras kepala, pemikir, dan bijaksana. Terakhir, tokoh Reika, memiliki watak egois dan penakut. Watak usil Noriko dapat dilihat dari kutipan berikut. 範子(のりこ)は県(けん)の教育委員会(きょういくいいんかい)に報告(ほうこく)し、マスコミにもファックスを送ったのだ。(Zettai Seigi, 2019: 38) Noriko menghubungi dinas pendidikan tingkat prefektur dan mengirimkan faksmail ke media. Permasalahan tentang siswa yang merokok seharusnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak sekolah dengan memberi teguran kepada siswa yang bersangkutan. Namun, karena watak usil Noriko, hal tersebut menjadi panjang dengan menyebarluaskan hal tersebut ke media. Siswa, guru, pihak sekolah, dan bahkan polisi yang saat itu bertugas menjadi korban dalam keusilannya. Watak keras kepala Noriko dibuktikan dari kutipan berikut. とにかくわたしは、正しいことにしか興味(きょうみ)がないし、間違(まちが)ったことが許せないの(Zettai Seigi, 2019: 39) Pokoknya aku tidak punya minat pada hal lain selain hal yang benar, dan aku tidak bisa memaafkan kesalahan. Kazuki menegur Noriko perihal kasus siswa yang merokok, karena menurutnya tidak harus sampai seperti itu dalam menyikapi suatu masalah dan menasihatinya tentang memaafkan masalah yang bisa diselesaikan secara baik-baik. Namun, karena keras kepalanya Noriko, ia tidak menerima nasihat tersebut dan tetap pada pendiriannya bahwa tidak akan bisa memaafkan hal yang dianggapnya salah. Konflik eksternal yang dialami oleh tokoh Noriko dengan tokoh lainnya adalah konflik sosial percekcokkan dan konflik sosial pembunuhan atas dirinya sendiri. Konflik sosial percekcokan pertama, Noriko dengan Kazuki yang dipengaruhi oleh watak teliti dan usil Noriko dengan watak licik Kazuki. Berikut kutipannya. 退職(たいしょく)してからも持っているのは、業務上横領(ぎょうむじょうおうりょう)になるわね。(Zettai Seigi, 2019: 53-54)  Memiliki ini setelah mengundurkan diri berarti penggelapan hak milik orang lain kan. Kutipan ini menjelaskan Noriko yang ikut campur dengan urusan Kazuki, menyebutnya telah melakukan penggelapan barang perusahaan di tempatnya bekerja dulu, saat menemukan sebuah bolpoin dan memo dengan lambang perusahaan tersebut. Kedua, konflik Noriko dengan Yumiko dipengaruhi oleh watak usil Noriko dengan watak pemarah Yumiko. Kutipannya sebagai berikut. ...何(なに)を怒(いか)っているの?(Zettai Seigi, 2019: 124-125) Kenapa kau marah-marah? Situasi ini saat Noriko bertanya kepada Yumiko yang marah kepadanya. Yumiko marah karena Noriko ikut campur dalam urusan rumah tangganya dengan memberi alamat tempat tinggalnya yang baru kepada Masahiko, padahal Yumiko ingin bercerai dari suaminya tersebut. Ketiga, konflik Noriko dengan Riho yang dipengaruhi oleh watak usil dan keras kepala Noriko dengan watak keras kepala Riho. Kutipan berikut menjelaskan hal ini. ご主人(しゅじん)の権利(けんり)を守(まも)るお手伝(てつだ)いをすることは、正(ただ)しいことだからよ(Zettai Seigi, 2019: 181-182) Melindungi hak suamimu adalah hak yang benar. Dari kutipan tersebut digambarkan Noriko tetap keras kepala dengan keputusannya untuk melakukan pendonoran sel telur. Noriko terlibat ke dalam permasalahan rumah tangga Riho karena suami Riho mempercayai Noriko dapat mengatasi masalah keluarganya dalam hal memiliki anak. Noriko pun yakin keputusannya benar dengan melindungi hak suami Riho. Keempat, konflik Noriko dengan Reika yang dipengaruhi oleh watak usil Noriko dengan watak egois Reika. Kutipannya sebagai berikut. そういう権利(けんり)があるということを、わたしは正(ただ)しい大人(おとな)として、教(おし)えてあげる義務(ぎむ)があると考(かんが)えてる。(Zettai Seigi, 2019: 247) Sebagai orang dewasa yang baik aku punya kewajiban memberi tahu mereka, bahwa mereka berhak untuk itu. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Noriko akan menjadi saksi dan mendampingi kedua anak Ryoji dalam pengadilan. Noriko yang mengetahui perselingkuhan Reika dengan Ryoji, berniat membongkarnya di hadapan kedua putra Ryoji.. Hasil penelitian mengungkap pengaruh watak Noriko terhadap konflik eksternal berupa konflik sosial percekcokkan dan konflik sosial pembunuhan. Konflik percekcokkan ini juga dipengaruhi oleh latar waktu. Konflik terjadi saat Noriko dan teman-temannya telah dewasa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa dan watak usil yang dimiliki Noriko dan gambaran watak semua tokoh lainnya menjadi penyebab utama terjadinya konflik eksternal sosial berupa percekcokkan dan pembunuhan. Dari tahapan plot berdasarkan bab novel, sesuai dengan nama empat tokoh, disimpulkan plot novel berbentuk flashback, tampak pada plot tentang Yumiko dan Riho. Konflik berawal dari cekcok Noriko dengan tokoh lainnya dan berakhir dengan kematian Noriko. Konflik eksternal terjadi pada latar waktu masa dewasa Noriko. Watak usil Noriko adalah pemicu dari segala konflik eksternal yang dialaminya. Konflik sosial pembunuhan terhadap Noriko oleh keempat tokoh lainnya sekaligus temannya, menjadi akhir dari konflik eksternal. Penulis berharap, para peneliti selanjutnya yang akan meneliti novel Zettai Seigi dapat menjadikan penelitian ini untuk bahan masukan atau perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Kajian dengan teori Sosiologi Sastra masih dapat dilakukan terhadap novel ini karena menunjukkan masalah yang ada dalam masyarakat Jepang saat ini.

References

L. L. Londa, “Analisis Perilaku Psikopat Tokoh Noriko dalam Novel Zettai Seigi Karya Akiyoshi Rikako,”Skripsi, Universita Darma Persada, Jakarta, 2019.

B. Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.

A. Rikako, Zettai Seigi. Tokyo: Gentosha, 2019.

秋吉理香子(あきよしりかこ), 絶対正義(ぜったいせいぎ). 東京(とうきょう): 幻冬舎(げんとうしゃ), 2019.

Downloads

Published

2020-11-03