PERAYAAN WHITE DAY PADA KALANGAN REMAJA JEPANG DEWASA INI

Authors

  • Diah Nurhidayati Universitas Bung Hatta
  • Oslan Amril Universitas Bung Hatta
  • Irma Universitas Bung Hatta

Abstract

Perayaan white day adalah sebuah perayaan yang diikuti para kaum pria, sebagai wujud pemberian hadiah balasan atas hadiah yang diterima dari teman wanita pada perayaan valentine day. White day, menjadi tren dikalangan remaja pria, sehingga berkembang menjadi sebuah perayaan yang banyak diminati dan diikuti oleh kalangan remaja pria Jepang dewasa ini. Sama dengan halnya perayaan valentine day, white day juga disambut dengan meriah oleh para produsen manisan dan coklat, dengan ide kreatif mereka menciptakan segala bentuk dan rasa yang bervariasi, sebagai hadiah dalam perayaan white day. Toko-toko dan outlet penyedia manisan dan cendramatapun menjadi lokasi yang ramai dikunjungi pembeli pria, karena tidak hanya manisan dan coklat, asesoris dan hadiah menarik lainnya yang disenangi remaja wanita juga tidak luput dari sasaran pencarian cendramata, atau hadiah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberian dari Marcell Mauss [1], Mauss membagi tiga tipe kewajiban yang memotivasi dan menginspirasi seseorang dalam proses pemberian hadiah yaitu: 1. Memberi, yaitu langkah pertama menjalin hubungan sebagai proses yang menjadi sosial yang dinamik; 2. Menerima, yaitu penerimaan ikatan sosial yang merupakan proses dinamik yang melibatkan keseluruhan anggota masyarakat; 3. Membalas, yaitu integritas sosial yang mencerminkan adanya suatu kehormatan, atau menjalankan keharusan dari pihak-pihak yang bersangkutan dan teori populer dari William [2] istilah populer memiliki makna sebagai berikut : 1. Banyak disukai, 2. Mudah ditemukan dimana-mana, 3. Karya yang dilakukan untuk menyukai orang. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait dengan objek yang diteliti adalah vinna chandra “prinsip balas budi digambarkan dalam kebiasaan valentine dan white day di Jepang dan hubungannya dengan prinsip ongaeshi” .

References

Mauss, Marcel. 1992. Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat Kuno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sudikan, SetyaYuwana 2001. Metedo penelitian kebudayaan.Surabaya : Citra Wacana.

Jurnal

Adelstein, jake 2018. How Japan created white day, east Asia’s alternate Valentine’s day.

Skripsi

Chandra, Vinna. 2013. Prinsip balas budi digambarkan dalam kebiasaan valentine day dan white day di Jepang dan hubungannya dengan prinsip ongaeshi (balas budi).

Downloads

Published

2021-03-29