Analisis Pembedaan Tokoh dalam Novel Watashi o Hanasanai de Karya Ishiguro Kazuo

Authors

  • Riska Yulinda
  • Tienn Immerry
  • Aimifrina .

Abstract

Abstract
In this thesis, the writer analyzes the distinction of character in Watashi o Hanasanai
de a novel by Ishiguro Kazuo. This novel tells the life of clones as a donor for mother clone.,
the clones have different characters which can be seen from the distinction of character. The
distinction of character is analyzed by using the theory of Altenberd & Lewis and Foster in
Nurgiyantoro. From the theory, it is told that based the role or the level of character
importance, character appearance function, dispositive character, the dispositive develop or
not character, mirroring figures. All of them are analyzed by using expository and dramatic
figure techniques (except the role or the level of figure importance). The method used in this
research is descriptive method. To discuss the distinction, first, the writer elaborates the
elements which have interconnections, including the figure, plot and setting.The f character of
Kyashii viewed from her identity is a nurse and donors, Kyashii is the main character, the
protagonist, simple character, white static character and neutral character. Ruusu from her
identity is a donors, supplementary character, antagonist, round character, developing
character and neutral character. Tomii from his identity is a donors, supplementary character,
round character, developing character and neutral character. The dramatic technic is dominant
technique (stream of consciousness technic) because there is many mind monologue, the
dialogue just happens inside of him/her self.
Keyword: novel, plot, setting, the distinction of figure.
Pendahuluan
Fiksi pertama-tama menyaran pada
prosa naratif, yang dalam hal ini adalah
novel. Novel yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah novel Watashi o
Hanasanai de (Jangan Lepaskan Aku).
Penulis memilih novel Watashi o Hanasanai
de sebagai objek penelitian karena
mengungkapkan kehidupan manusia kloning
untuk dijadikan donor bagi manusia model
kehidupannya (induknya). Manusia kloning
adalah teknik membuat keturunan dengan
kode genetik yang sama dengan induknya
yang berupa manusia. Penulis tertarik
meneliti pembedaan tokoh karena tokohtokoh
merupakan manusia kloning dalam
novel Watashi o Hanasanai de memiliki
karakter yang berbeda-beda.
Penulis merumuskan dan membatasi
masalah dalam novel Watashi o Hanasanai
de sebagai berikut. Pertama, bagaimana
tokoh, plot, dan latar dalam novel Watashi o
2
Hanasanai de. Kedua, bagaimana
pembedaan tokoh dalam novel Watashi o
Hanasanai de. Berdasarkan identifikasi
masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pembedaan tokoh
pada novel Watashi o Hanasanai de. Penulis
menganalisis pembedaan tokoh melalui
analisis awal tentang tokoh, plot, dan latar.
Analisis selanjutnya tentang pembedaan
tokoh dalam novel Watashi o Hanasanai de
karya Ishiguro Kazuo.
Penulis belum menemukan penelitian
terdahulu tentang novel ini, tetapi ada
beberapa komentar pembaca yang didapat
dalam blog Watashi o Hanasanai de.
Menurut Romanek (2009), pembaca dapat
merasakan bahwa novel Watashi o
Hanasanai de yang ditulis oleh Ishiguro
Kazuo adalah sebuah karya yang memiliki
struktur cerita yang begitu kompleks dan
mendetil. Selanjutnya Garfield (2010)
menjelaskan bahwa Watashi o Hanasanai de
mempercayakan gagasan-gagasannya melalui
melodrama. Sekalipun adegan demi adegan
bisa saja diinterpretasikan berbeda-beda,
semua itu tetap saja diarahkan untuk
memancing kepedulian pembaca terhadap
nasib tiga tokoh tersebut. Novel ini
memancing empati pembacanya dengan tidak
banyak bicara.
Metodologi
Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 2002:3) menyatakan
penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau prilaku yang diamati.
Ditambahkan lagi oleh Moeleong (2010:2),
Penelitian kualitatif diartikan sebagai
penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan atau dengan angka-angka, tetapi
berdasarkan pada data yang ada.
Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif
merupakan istilah umum yang mencakup
berbagai teknik deskriptif di antaranya
penelitian yang menuturkan, menganalisis,
dan mengklasifikasikan data yang diperoleh.
Dalam pelaksanaannya metode deskriptif
tidak terbatas hanya sampai pada
mengumpulkan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisis dan interprestasi tentang
data itu (Surakhmad, 1982:139).
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah library research (teknik
kepustakaan). Semi (1993:8) menyatakan,
library research (teknik kepustakaan)
merupakan penelitian yang dilakukan di
kamar kerja peneliti atau di ruang
perpustakaan, peneliti memperoleh data dan
informasi tentang objek penelitian lewat
buku-buku atau alat-alat audiovisual lainnya.
Menurut Zed (2004:3), teknik kepustakaan
merupakan serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca, mencatat serta mengolah
bahan penelitian.
3
Penelitian ini menggunakan dua
sumber data, yaitu sumber data primer, dan
sekunder. Data primer diambil dari novel
Watashi o Hanasanai de karya Ishiguro
Kazuo, diterbitkan pada tahun 2005 di
Jepang oleh penerbit Hayakawa Publishing,
INC. Novel ini memiliki jumlah halaman 450
halaman dengan warna sampul putih di
bagian depan dengan bertuliskan judul novel,
serta warna putih di bagian belakang dan
samping yang memuat foto dan biografi
Ishiguro Kazuo. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari berbagai buku penunjang
lainya, seperti artikel dan data dari internet.
Teknik analisis data diterapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, membaca dan memahami novel
Watashi o Hanasanai de karya Ishiguro
Kazuo. Kedua, melakukan studi kepustakaan
yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Ketiga, mengklasifikasi semua
data yang berhubungan dengan tokoh, plot,
latar, dan pembedaan tokoh. Keempat,
menganalisis semua data sesuai teori yang
digunakan. Kelima, mengambil kesimpulan
dari hasil analisis yang telah dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Unsur-unsur fiksi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah struktur dalam
(intrinsik), yaitu tokoh, plot, latar, dan
pembedaan tokoh. Sebelum menganalisis
pembedaan tokoh, penulis terlebih dahulu
menganalisis tokoh, plot, dan latar yang
mempunyai keterkaitan dengan pembedaan
tokoh.
Istilah “tokoh” menunjuk pada
orangnya, pelaku cerita, ini dapat dilihat dari
segi identitasnya. Tokoh dalam novel
Watashi o Hanasanai de adalah Kyashii,
Ruusu, dan Tomii yang semuanya adalah
manusia kloning. Kyashii, sebelum
mendonorkan organ tubuhnya terlebih dahulu
memilih menjadi perawat. Ruusu adalah
manusia kloning yang telah mendonorkan
organ tubuhnya sebanyak empat kali. Begitu
juga dengan Tomii yang merupakan manusia
kloning yang telah mendonorkan tiga organ
tubuhnya. Dalam kamus kedokteran
[http://www.kamuskedokteran.com/encyclop
edia/kloning.(10/9/2013)] biasanya donasi
organ tubuh hanya bisa dilakukan empat kali,
donasi pertama adalah mata, kedua ginjal,
ketiga hati dan yang keempat adalah jantung
dan setelah donor keempat para pendonor
tidak mampu lagi bertahan hidup.
Plot yang terdapat dalam novel
Watashi o Hanasanai de adalah plot sorotbalik,
flash-back yang terdiri dari, tahap
akhir (end) 2, tahap awal (beginning), tahap
tengah (midle), tahap akhir (end) 1. Tahap
akhir (end) 2 bermula ketika Kyashii yang
berumur 31 tahun dan telah menjadi perawat
dan yang akan berhenti akhir tahun. Di akhir
masa Kyashii menjadi perawat Kyashii
bertemu dengan Ruusu dan mengenang
kembali orang-orang di kehidupannya di
Heerusyamu. Tahap awal (beginning),
4
menceritakan informasi yang berkaitan
dengan suasana di dalam dan luar asrama
Heerusyamu, dan informasi awal tentang
yang dipelajari manusia kloning serta
menceritakan awal pemunculan konflik
antara Kyashii dan Ruusu.Kyashii cemburu
karena Ruusu telah berpacaran dengan
Tomii. Tahap tengah (midle), konflik
semakin meningkat dan berkembang.Konflik
berkembang menjadi pertengkaran antara
Kyashii dan Ruusu hingga akhirnya Kyashii
memutuskan untuk menjadi perawat.Setelah
beberapa lama tidak bertemu akhirnya
Kyashii bertemu lagi dengan Ruusu dan
Tomii di dooba to kin’gusufiirudo kaifuku
senta. Klimaksnya terjadi saat Ruusu
meminta maaf karena telah memisahkan
cinta Kyashii dan Tomii dan ingin
mempersatukan kembali cinta mereka
dengan memberi ide untuk meminta
penangguhan donasi. Kyashii dan Tomii pun
mencoba meminta penangguhan donasi
tersebut. Tahap akhir (end) 1, penangguhan
donasi ditolak. Kyashii dan Tomii
mendengar kabar Ruusu telah meninggal
setelah donasi keempat. Tomii melanjutkan
donasi dan akhirnya pun
meninggal.Sedangkan Kyashii telah berhenti
menjadi perawat dan bersiap menunggu
masuk kaifuku senta (panti pemulihan)
untuk menjadi pendonor berikutnya.
Latar yang terdapat dalam novel
Watashi o Hanasanai de karya Ishiguro
Kazuo menyaran kepada tempat, waktu, dan
sosial. Latar tempat yang muncul, yaitu
asrama Heerusyamu, Coteeji, dooba to
kin’gusufiirudo kaifuku senta (panti
pemulihan dover dan kingsfield). Keempat
latar tersebut merupakan tempat
penampungan manusia kloning dari mereka
kecil sampai menjadi pendonor. Latar waktu
yang terdapat dalam novel Watashi o
Hanasanai de merujuk pada urutan waktu
penceritaan, yaitu pada masa menjadi siswa,
masa persiapan menjadi donor, dan masa
jadi pendonor. Latar sosial mengarah kepada
kebiasaan hidup, yaitu kebiasaan hidup di
asrama Heerusyamu yang wajib mengikuti
pemeriksaan medis setiap minggu, adanya
aturan asrama, yaitu exchange (tukar
menukar barang hasil karya siswa itu
sendiri) dan guardian yang menjelaskan
kepada siswa kalau mereka merupakan
manusia kloning untuk dijadikan pendonor.
Latar sosial tentang cara berpikir dan
bersikap manusia kloning ada pada tokoh
Kyashii dan Ruusu. Kyashii sebagai perawat
selalu berpikir bagaimana memberi
ketenangan untuk pasiennya. Kyashii
bersikap sebagai perawat yang tahu kapan
harus mendampingi dan menghibur dan
kapan membiarkan pasiennya sendiri. Ruusu
berpikir sebagai pendonor bahwa dia
diciptakan bukan untuk menjadi manusia
sesungguhnya yang mempunyai impian dan
cita-cita tetapi diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang menjadi model
kehidupanya (induknya). Ruusu bersikap
5
pesimis di dalam dirinya. Sama dengan
manusia kloning lainnya yang mengetahui
hidupnya hanya untuk menjadi pendonor.
Pembedaan tokoh yang terdapat
dalam novel Watashi o Hanasanai de dapat
dilihat berdasarkan segi peranan dan
pentingnya tokoh. Tokoh Kyashii termasuk
ke dalam tokoh utama karena dari segi
penceritaan tokoh Kyashii tergolong penting
dan ditampilkan terus menerus dalam tiap
bab di tiga bagian novel Watashi o
Hanasanai de sehingga mendominasi
sebagian besar cerita. Kyashii sebagai tokoh
utama dapat dilihat muncul di tiap bab pada
semua bagian cerita dalam novel Watashi o
Hanasanai de. Tokoh tambahan adalah
tokoh Ruusu dan Tomii karena hanya
muncul beberapa kali dalam tiap bagian
novel Watashi o Hanasanai de. Untuk lebih
jelas dapat dilihat dalam tabel di berikut ini.
Tabel
Segi Peranan dan Tingkat Pentingnya Tokoh
Bagian Bab Kyashii Ruusu Tomii
Pertama 1 􀁄 􀁄
2 􀁄 􀁄
3 􀁄
4 􀁄 􀁄
5 􀁄
6 􀁄
7 􀁄
8 􀁄
9 􀁄
Kedua 10 􀁄
11 􀁄
12 􀁄
13 􀁄
14 􀁄
15 􀁄 􀁄
16 􀁄
17 􀁄
Ketiga 18 􀁄 􀁄 􀁄
19 􀁄
20 􀁄
21 􀁄
22 􀁄
23 􀁄
6
Berdasarkan fungsi penampilan
tokoh, yang termasuk ke dalam tokoh
protagonis adalah tokoh Kyashii karena
menampilkan sesuatu sesuai dengan
pandangan dan harapan pembaca. Kyashii
mempunyai watak yang baik dan pemaaf, ini
dapat dilihat dari teknik dramatik, yaitu
teknik cakapan dan teknik reaksi tokoh.
Tokoh antagonis adalah tokoh Ruusu karena
penyebab terjadinya konflik. Ruusu
menyebabkan terjadinya konflik karena
melanggar aturan asrama, ini dapat dilihat
dari teknik teknik dramatik, yaitu teknik
reaksi tokoh lain.
Berdasarkan perwatakan tokoh, yang
termasuk ke dalam tokoh sederhana adalah
tokoh Kyashii karena dari awal sampai akhir
penceritaan tokoh ini hanya memiliki satu
kualitas pribadi tertentu dan satu sifat-watak
tertentu saja. Kyashii memiliki sifat
bertanggung jawab dan watak yang baik, ini
dapat dilihat dari teknik dramatik, yaitu
teknik arus kesadaran, teknik tingkah laku,
dan teknik pikiran dan perasaan. Tokoh
kompleks atau tokoh bulat adalah tokoh
Ruusu dan Tomii karena kedua tokoh
tersebut memiliki dan diungkapkan sisi
kehidupan, sisi kepribadian, dan jati dirinya.
Contohnya, Ruusu memiliki sisi kepribadian
yang curang tetapi juga simpatik. Tomii
mempunyai sisi kepribadian cemas tetapi
penyabar.
Berdasarkan berkembang atau
tidaknya perwatakan tokoh, yang termasuk
ke dalam tokoh statis adalah tokoh Kyashii
karena dari secara esensisal tidak mengalami
perubahan atau perkembangan perwatakan
sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang
terjadi. Tokoh Kyashii tergolong statis putih
(dikonotasikan sebagai tokoh baik). Kyashii
tidak menyimpan dendam dan tidak
memperpanjang masalah atas kekerasan
yang dilakukan Tomii terhadapnya, ini dapat
dilihat dari teknik cakapan, teknik pikiran
dan perasaan. Tokoh berkembang adalah
tokoh Ruusu dan Tomii karena mengalami
perubahan perwatakan dari awal sampai
akhir cerita. Ruusu yang dulunya
mempunyai watak pemarah dan tidak peduli
terhadap teman berubah menjadi lebih peduli
terhadap teman, ini dapat dilihat dari teknik
reaksi tokoh lain, teknik reaksi tokoh.
Sedangkan Tomii yang pada awalnya
berwatak cemas berubah menjadi watak
yang tenang, ini dapat dilihat dari teknik
dramatik, yaitu teknik tingkah laku, teknik
reaksi tokoh, teknik cakapan.
Berdasarkan pencerminan tokoh
Kyashii, Ruusu, dan Tomii termasuk ke
dalam tokoh netral karena bereksistensi
dalam dunia fiksi. Dunia fiksi bukan dunia
nyata. Dunia fiksi para tokoh adalah
kehidupan manusia kloning. Hal ini dapat
dilihat melalui teknik ekspositori yang
berupa sifat dan teknik dramatik, yaitu
teknik reaksi tokoh.
Kesimpulan
Tokoh dalam novel Watashi o
Hanasanai de adalah manusia kloning, yaitu
Kyashii, Ruusu, dan Tomii. Kyashii adalah
seorang perawat dan pendonor, dalam novel
Watashi o Hanasanai de Kyashii termasuk
ke dalam tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh sederhana, tokoh statis putih, dan
tokoh netral. Ruusu adalah pendonor, dalam
novel Watashi o Hanasanai de Ruusu
7
termasuk ke dalam tokoh tambahan, tokoh
antagonis, tokoh bulat, tokoh berkembang,
dan tokoh netral. Tomii adalah pendonor,
dalam novel Watashi o Hanasanai de Tomii
termasuk ke dalam tokoh tambahan, tokoh
bulat, tokoh berkembang, dan tokoh netral.
Teknik pelukisan tokoh yang digunakan
untuk menganalisis pembedaan tokoh dalam
novel Watashi o Hanasanai de digunakan
teknik ekspositori dan teknik dramatik.
Teknik pelukisan tokoh yang paling dominan
muncul adalah teknik dramatik, yaitu teknik
arus kesadaran karena banyak terjadi
monolog batin, percakapan yang hanya
terjadi dalam diri tokoh.
Ucapan Terima Kasih
1. Ibu Dra. Hj. Puspawati, M.S., sebagai
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Bung Hatta;
2. Ibu Dr. Diana Kartika, sebagai Ketua
Jurusan Sastra Asia Timur;
3. Ibu Tienn Immerry, S.S., M.Hum., sebagai
pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk penulis di tengahtengah
kesibukan yang padat serta telah
sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Aimifrina, M.Hum., sebagai
pembimbing II yang juga telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk membimbing
penulis di tengah-tengah kesibukan yang
padat.
5. Ibu Femmy Dahlan, S.S., M.Hum., sebagai
penguji skripsi penulis yang telah banyak
memberikan masukan, serta kiritik dan saran.
6. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd., sebagai penguji
dan juga telah meluangkan waktu untuk
penulis memperbaiki ronbun skripsi yang
masih jauh dari sempurna.
7. Ibu Dra. Dewi Kania Izmayanti, M.Hum.,
selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan banyak pikiran, dan
masukan dari awal sampai selesai kuliah;
8. seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Bung Hatta;
9. seluruh karyawan Tata Usaha Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta;
10. teristimewa kepada papa, Riswandi B,
S.Pd., mama, Yusniati S.E., adik-adik
tercinta Riyandi Putra, Nisa Olivia Putri yang
selalu memberikan dukungan moril maupun
materil dan selalu mendoakan yang terbaik
kepada penulis.
11. rekan-rekan mahasiswa Sastra Jepang 08
yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan artikel ini yang tidak bisa
penulis sebutkan namanya satu per satu,
terima kasih atas masukan dan
kebersamaannya.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ishiguro, Kazuo. 2005. Watashi o Hanasanai
de.Japan:Hayakawa Publishing,INC.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosnadakarya.
2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosnadakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Semi, M. Atar. 1984. Anatomi Sastra.
Padang: Angkasa Raya.
8
Surakhmad, 1982. Pengantar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Trasito
Zed, Mustika. 2004. Metode Kepustakaan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Data Unduh:
Tentang Pengarang
Kompasiana, (2012) dalam
[http://bahasa.kompasiana.com/2012/
02/16/%E2%80%9Cpostetnisitas%E2
%80%9Dkazuoishiguro/.(5/05/2013)]
Pengertian manusia kloning
Artanto, (2012) dalam
[www.bobbyartanto.blogspot.com/20
11/12/pengertiankloning. com
(6/07/2013)]
Kamus kedokteran
[http://www.kamuskedokteran.com/encyclop
edia /kloning.(10/9 /2013)]

Author Biography

Riska Yulinda

Jurusan Sastra Asia Timur

Downloads

Published

2013-09-13