ANALISIS EMOSI TOKOH DALAM NOVEL MAJUTSU WA SASAYAKU KARYA MIYABE MIYUKI

Authors

  • Risel ViaDewi
  • Tienn Immerry
  • Femmy Dahlan

Abstract

Abstract
This writer analyses the emotion of the charakters in the novel Majutsu wa Sasayaku
by Miyabe Miyuki. The analyses focuses on two goals the are two describe cararterization of
the character and two describe thesis describes the emotion of the character. In this analysis
the writer applied characterization of fiction appliyed and psyicoanalisis teory the metod used
in this research is descriptive metod. The caracterirization of fiction consis of two part, the
direct method (telling) and in direct (showing). In pyisicoanalisis have classification of
emotion is divided in to seven: emotion of guild, ill-difined guil feelings, self punshing,
shame, grief, hate, and love. The reasech of the analysis showed the protagonist, Yoshitake
having four classification of emotin such as, emotin of guild, ill-difined, guil feelings, and
love. Mamoru having two classification of emotion such as, grief and love. And the minor
carakter Harasawa having one classification of emotion, hate.
Keyword: psyicoanalisis, characterization, classification of emotion
Pendahuluan
Penulis memilih novel Majutsu Wa
Sasayaku sebagai suatu objek penelitian
karena novel ini merupakan salah satu novel
yang di dalamnya mengungkapkan aspekaspek
kemanusian yang dapat dikaji tentang
kejiwaanya melalui emosi, dan karakterisasi
tokoh yang terdapat di dalamnya. Hal ini
didukung dengan adanya tokoh yang
memiliki aspek-aspek kemanusian yang
terdapat dalam novel Majutsu wa Sasayaku
karya Miyabe Miyuki.
Penulis merumuskan dan membatasis
masalah dalam novel Majutsu Wa Sasayaku
sebagai berikut. Pertama, bagaimana
karakterterisasi tokoh Yoshitake, Mamoru,
dan Harasawa dalam novel Majutsu wa
Sasayaku. Kedua, bagaimana emosi tokoh
Yoshitake, mamoru, dan Harasawa dalam
novel Majutsu wa Sasayaku. Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis emosi tokoh
pada novel Majutsu wa Sasayaku. Penulis
menganalisis emosi tokoh melalui analisis
awal tentang karakterisasi tokoh dalam novel
Majutsu wa Sasayaku.
Penulis belum menemukan penelitian
terdahulu yang menggunakan objek Majutsu
2
wa Sasayaku. Namun, penulis menemukan
beberapa komentar pembaca yang didapat
dari internet. Rere (2012) mengemukakan
novel Majutsu wa Sasayaku karya Miyabe
Miyuki adalah sebuah novel yang menarik.
Novel ini menceritakan seorang pemudah
berusia 16 tahun yang memiliki perwatakan
yang tangguh, mampu memecahkan berbagai
masalah tanpa melibatkan orang-orang di
sekelilingnya sekalipun ia dihadapkan pada
pilihan yang sulit, namun ia tetap mengikuti
apa yang menurutnya benar. Anita (2012)
mengemukakan cerita dalam novel Majutsu
wa Sasayaku bagus dan menarik untuk
dijadikan sebagai bahan bacaan. Kisah
ceritanya yang dibuat dramatis membuat
tertarik untuk membacanya. Truly (2012)
mengemukakan secara keseluruhan kisah
dalam novel Majutsu wa Sasayaku cukup
menegangkan sekaligus menarik. Setelah
membaca novel ini secara keseluruhan, saya
menemukan satu kesimpulan, yaitu tentang
hipnotis yang belakangan ini sering kali
disalahgunakan.
Metodologi
Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kualitatif. Menurut Bogolan dan
Taylor (dalam Moleong, 2003:2), Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, berupa katakata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau
prilaku yang diamati.
Metode yang dipakai adalah metode
deskriptif. Metode deskritif merupakan
istilah umum yang mencangkup berbagai
teknik deskritif diantaranya penelitian yang
menuturkan, menganalisis, dan
mengklasifikasikan data yang yang
diperoleh. Dalam pelaksanaanya metode
deskritif tidak terbatas hanya sampai pada
mengumpulkan data, tetapi meliputi analisis
dan interpretasi tentang data data itu
(Surakkhmad,1993:139)
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah teknik library research
(teknik kepustakaan). Semi (1993:8)
menyatakan teknik kepustakaan merupakan
penelitian yang dilakukan di kamar kerja
peneliti atau di ruang perpustakaan, peneliti
memperoleh data dan informasi tentang
objek telitiannya lewat buku-buku atau
audiovisual lainnya. Menurut Zed (2004:3),
teknik kepustakaan merupakan serangkaian
kegiatan yang berkenan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca,
mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Penelitian ini menggunakan dua sumber
data yaitu, primer dan skunder. Data primer
diambil dari novel Majutsu wa Sasayaku
karya Miyabe Miyuki yang terbit pada tahun
2012 dengan jumlah halaman 412 halaman
dan diterjemahkan oleh penerbit Shinchosa
Publishing co. ltd. Tokyo. Sedangkan data
sekunder (penunjang) adalah berupa datadata
penunjang yang membantu penulis
dalam menganalisa novel ini, serta berbagai
3
referensi maupun data yang diambil dari
internet.
Teknik analisis data diterapkan dengan
langkah-langkah sebagai berikut. Pertama,
membaca dan memahami novel Majutsu wa
Sasayaku karya Miyabe Miyuki tujuannya
adalah untuk memperoleh pemahaman yang
jelas tentang isi novel yang diteliti. Kedua,
melakukan studi kepustakaan yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Ketiga, mengelompokkan data tentang
karakterisasi dan emosi dari tokoh. Keempat,
menganalisis data yang telah dikelompokkan
sesuai teori yang digunakan. Kelima,
menyimpulkan hasil penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini penulis menganalisis emosi
tokoh protagonis Yoshitake, Mamoru dan
penutur bawahan Harasawa, tetapi
sebelumnya penulis terlebih dahulu
menganalisis unsur-unsur yang mempunyai
keterkaitan dengan emosi tokoh, yaitu
karakterisasi tokoh.
Karakterisasi tokoh yang penulis
analisis diurutkan berdasarkan karakterisasi
negatif ke positif. Penulis mengurutkan
karakterisasi tokoh Yoshitake, Mamoru, dan
Harasawa.
Yoshitake digambarkan sebagai orang
yang memiliki karakter penakut. Yoshitake
selalu dihantui rasa takut setelah kecelakaan
yang menimpa hidupnya. Yoshitake juga
merasa takut karena jika dia mendekati
Mamoru secara terang-terangan maka dia
takut kalau akan diketahui sebagai orang
yang telah menabrak ayah Mamoru. Selain
penakut Yoshitake juga mempunyai karakter
sebagai seorang yang pembohong. Yoshitake
selalu melakukan kebohongan sejak
kecelakaan yang diakibatkannya sehingga
dia berbohong utuk menutupi rasa
bersalahnya terhadap keluarga Kusaka.
Selanjutnya, Yoshitake juga digambarkan
sebagai seorang yang memiliki karakter yang
bertanggung jawab. Yoshitake tetap berusaha
bertanggung jawab terhadap keluarga yang
ditinggalkan Kusaka, Yoshitake juga
digambarkan sebagai seorang yang memiliki
karakter penyayang, menyayangi anak
Kusaka yaitu Mamoru seperti anaknya
sendiri.
Tokoh Mamoru digambarkan sebagai
seorang anak yang memiliki karakterisasi
emosional. Mamoru menjadi emosional
akibat perbuatan teman-temannya yang
selalu mengerjai keluarga dan teman-teman
terdekatnya sehingga membuat dirinya
menjadi emosi. Mamoru juga digambarkan
sebagai seorang anak yang memiliki karakter
yang penyayang, Mamoru seorang anak
yang mempunyai sikap yang penyayang
terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Mamoru digambarkan juga sebagai seorang
yang memiliki karakter yang bijaksana,
terlihat ketika menghadapi perselisihan
antara Bibinya dan Maki dengan menjadi
penengah yang baik. Mamoru juga
4
digambarkan sebagai seorang anak yang
memilkik karakter yang tegar. Mamoru
mencoba berusaha tegar meskipun dia telah
tahu bahwa Yoshitake yang telah membunuh
ayahnya. Dia mencoba untuk tegar dan
menyimpan dalam hatinya masalah itu
sendiri karena tidak ingin membuat orang
lain menjadi khawatir.
Tokoh Harasawa digambarkan sebagai
orang yang mempunyai karakter pendendam.
Harasawa menjadi dendam terhadap para
kekasih sewaan yang telah menyebabkan
kematian asisten pribadinya. Selanjutnya
Harasawa digambarkan sebagai seorang yang
memiliki karakter misterius, Harasawa
merupakan seorang yang misterius karena
keaadaan rumah dan dirinya yang
tertutup yang seakan-akan tidak ingin
diketahui oleh orang lain, selain itu dia selalu
menjadi penelepon misterius yang selalu
mengetahui setiap peristiwa yang terjadi pada
keluarga Mamoru. Harasawa juga
digambarkan sebagai orang yang memiliki
karakter optimis. Harasawa merasa optimis
dan penuh keyakinan untuk membalaskan
dendamnya terhadap orang yang telah
menyebabkan kematian bagi asisten
pribadinya.
Selanjutnya para tokoh juga
menunjukkan adanya klasifikasi emosi akibat
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.
Tokoh Yoshitake menunjukkan adanya
klasifikasi emosi berupa konsep rasa bersalah
akibat pelanggaran moral yang telah
dilakukannya dan dia lari dari tanggung
jawabnya. Yoshitake juga menunjukkan
adanya klasifikasi emosi rasa bersalah yang
dipendam. Yoshitake berusaha memendam
dalam dirinya sendiri kecelakaan yang telah
dialamninnya, dan berusaha berbuat baik
untuk mengurangi rasa bersalah tersebut,
meskipun begitu dia tetap saja seorang yang
buruk karena telah melakukan kesalahan.
Selanjutnya Yoshitake menunjukkan
klasifikasi emosi menghukum diri sendiri,
karena merasa sebagai sumber sikap bersalah
terhadap dirinya sehingga dia selalu
menfokuskan hidupnya terhadap keluarga
Kusaka dan mulai melakukan sikap dan
tingkah laku yang sudah di luar kewajaran
sehingga mempengaruhi kepribadiannya
yang terlihat ketika Yoshitake selalu
Selanjutnya Yoshitake menunjukkan adanya
klasifikasi emosi cinta, karena sebagian
hidupnya hanya terfokus terhadap keluarga
Kusaka. Yoshitake mulai mencintai keluarga
tersebut dan selalu ingin bersama dengan
mereka agar lebih dekat.
Kesimpulan
Dalam novel Majutsu wa Sasayaku
terdapat tokoh protagonis Yoshitake, dan
Mamoru dan bawahan Harasawa. Penulis
mengurutkan emosi tokoh berdasarkan emosi
yang paling banyak ditunjukkan oleh tokoh
karena emosi tokoh didukung oleh
karakterisasi dirinya.
5
Yoshitake memperlihatkan klasifikasi
emosi konsep rasa bersalah yang didukung
oleh karakter dirinya penakut. Klasifikasi
emosi rasa bersalah yang dipendam didukung
oleh karakter pembohong. Klasifikasi emosi
menghukum diri sendiri yang didukung oleh
karakter dirinya yang bertanggung jawab.
Sedangkan klasifikasi emosi cinta didukung
oleh karakter dirinya yang penyayang. Tokoh
Mamoru yang memperlihatkan klasifikasi
emosi kesedihan didukung oleh karakter
dirinya penyayang. klasifikasi emosi cinta
didukung yang didukung oleh karakternya
yang pelindung. Tokoh Harasawa yang
mengalami klasifikasi emosi kebencian
didukung oleh karakter dirinya pendendam.
Ucapan Terima Kasih
1. Ibu Dra. Hj. Puspwati, M.S selaku
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Bung Hatta.
2. Ibu Dr. Diana Kartika selaku Ketua
Jurusan Sastra Asia Timur.
3. Ibu Tieen Immerry,S.S,.M.Hum sebagai
pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk penulis
ditengah-tengah kesibukan yang padat.
4. Ibu Femmy Dahlan,S.S,.M.Hum sebagai
pembimbing II yang telah telah banyak
memberikan saran dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ibu Dra. Aimifrina,M.Hum sebagai
penguji skripsi penulis yang telah
banyak memberikan masukan, serta
kritik dan saran sehingga penulis dapat
memperbaiki kekurangan dari skripsi ini.
6. Ibu Nur Sumie Ali,S.Pd sebagai penguji
yang juga telah meluangkan waktu untuk
penulis untuk memperbaiki ronbun.
7. Ibu Dra. Dewi Kania Izmayanti,M.Hum
sebagai dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan masukan dari
awal sampai selesai kuliah.
8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Bung Hatta.
9. Buat mama tersayang, terima kasih atas
segala hal yang diberikan kepada penulis
selama ini. Terima kasih juga untuk
saudara-saudara tercinta atas dukungan
dan selalu mendoakan yang terbaik bagi
penulis.
6
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Endraswara, Suardi. 2008. Metode Penelitian
Psikologi. Yogyakarta:
Media Presindo.
Minderop, Albertine. 2011. Metode
Karekterisasi Telaah Karya Fiksi :
Yayasan Obor Indonesia.
_______________ . 2011. Psikologi Sastra.
Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia.
Meleong, Lexy. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif . Bandung :
Remaja Rosnadakarya.
Miyabe, Miyuki. 1989. Majutsu wa
Sasayaku. Jepang : Shinchosa.
____. 2012. The Devil’s Whisper. Indonesia.:
Nadya Andwiani.
Semi, M Atar. 1993. Metode Penelitian
Sastra. Bandung:Angkasa.
Zed, Mustika. 2004. Metodologi Penelitian
Kepustakaan. Jakarta:
Obor Indonesia.
Data unduh
Rere dan Anita (2012)
dalam(http://wwwpeg.goodreads.com
/show884992. The _Devil’s_Whisper
22, Jun, 2012.)
Wedensday, (2012) dalam (http:// Misteri
Readings.
Bloggspot.com/2012/05/books_Devil
’s Whisper.html, 2 May, 2012).

Author Biography

Risel ViaDewi

Jurusan Sastra Asia Timur

Downloads

Published

2013-09-13