PROSES MORFOLOGIS DALAM UNGKAPAN PANTANG-LARANG PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI NAGARI AIA BANGIH KECAMATAN SUNGAI BEREMAS
Keywords:
Proses morfologis, ungkapan pantang-larang, masyarakat Minangkabau, Morphological processes, taboo expressions, Minangkabau societyAbstract
Penelitian ini menganalisis proses morfologis dalam ungkapan pantang-larang pada masyarakat Minangkabau di Nagari Aia Bangih Kecamatan Sungai Beremas. Tujuannya untuk mendeskripsikan proses morfologis yang ditemukan pada ungkapan pantanglarang tersebut. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Wijana. Data penelitian ini bersumber dari para informan yang direkam. Setelah itu, dilanjutkan dengan mentranskripsikan hasil rekaman. Metode pengumpulan data yang digunakan metode simak. Teknik yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Untuk menganalisis data, digunakan adalah metode agih dengan menerapkan teknik lesap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tiga bentuk proses morfologis, yaitu afiksasi (dengan prefiks, sufiks, konfiks), reduplikasi (keseluruhan, sebagian, perubahan bunyi dan penambahan afiks, sebagian berafiks), dan komposisi.
This study analyzes the morphological processes in the expression "taboo" in the Minangkabau community in Nagari Aia Bangih, Sungai Beremas District. The aim is to describe the morphological processes found in the expression "taboo". The theory used in this study is Wijana's theory. The data for this study were sourced from recorded informants. After that, it was continued by transcribing the recording results. The data collection method used was the listening method. The techniques used were the listening technique, the recording technique, and the note-taking technique. To analyze the data, the distribution method was used by applying the lesap technique. Based on the results of the study, three forms of morphological processes were found, namely affixation (with prefixes, suffixes, confixes), reduplication (whole, part, sound changes and the addition of affixes, some with affixes), and composition.
References
Ahmad dan Alek Abdullah. (2013). LinguistikUmum. Jakarta: Erlangga.
Angelita, Tasya dkk. (2022). “Proses Morfologis dalam Bahasa Minang Dialek Simpang Empat di Pasaman Barat”. Jurnal Hasta Wiyata. DOI 10.21776/ub.hastawiyata.2022.005.02.04 https://hastawiyata.ub.ac.id
Ibrahim MS, Yusriadi dan Zainuddin. 2012. Pantang Larang Melayu di Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Nurmalina. (2015). “Pantang Larang dalam Masyarakat Kampar dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter”. Jurnal Paud Tambusai I (1): 27-35
Sarmidi, Gatot. 2014. “Keberadaan Wacana Pantang Larang Berlaras Jender sebagai Tradisi Lisan, Fenomena Bahasa, dan Sastra Lisan di Indonesia”. (Online). No. 553, (www.e-jurnal.com/2015/09/keberadaanwacanapantang larang.htm,diakses 27 Oktober 2022).
Verhaar, J. W. M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wijana, I Dewa Putu. (2021). Berkenalan dengan Linguistik. Yogyakarta: TS Publisher.
Sarmidi, Gatot. 2014. “Keberadaan Wacana Pantang Larang Berlaras Jender sebagai Tradisi Lisan, Fenomena Bahasa, dan Sastra Lisan di Indonesia”. (Online). No. 553, (www.e-jurnal.com/2015/09/keberadaanwacanapantang larang.htm,diakses 27 Oktober 2022).
Sudaryanto, 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.