PERENCANAAN BANGUNAN OLIMPIADE FISIKA DIKAWASAN GARIS KHATULISTIWA KEC. LUHAK NAN DUO KAB. PASAMAN BARAT
Abstract
Di Pulau Sumatera, garis khatulistiwa (Equator) berpapasan dengan beberapa titik/daerah yang berada di propinsi Riau dan Sumatera Barat. Di Riau, garis equator ini memotong daerah Pangkalan lesung dan Lipat kain. Tiap 21 -23 Maret dan 21-23 September terjadinya fenomena alam di garis Khatulistiwa. Terjadinya Kulminasi Cahaya Matahari tepat pada siang hari, pada tanggal tersebut, segala bayangan benda tegak yang ada di sekitarnya, akan menghilang secara misterius. Ini tentu tidak akan pernah terjadi di tempat lain. Olimpiade Fisika Tiap Tahun semakin Bertambah dan Indonesia medapatkan kesempatan menjadi Tuan Rumah pada tahun 2002 di Nusa Dua Bali.OFI (Olimpiade Fisika Indonesia) pertama ini diikuti oleh 5 negara: Bulgaria, Cekoslowakia, Hungaria, Rumania dan tuan rumah Polandia. Tiap negara mengirimkan 3 wakilnya dan 1 pimpinan tim. Pada olimpiade fisika ini para peserta diminta untuk mengerjakan 4 soal fisika teori dan 1 soal fisika eksperimen. Bangunan Olimpiade Fisika Dikawasan garis Khatulistiwa untuk mewadahi bagi siswa dan siswi dan masyarakat untuk belajar Fisika dan meneliti tentang Garis Khatulistiwa sekaligus bertanding. Pada saat sekarang ini tidak adanya tempat untuk olimpiade fisika yang dimana sebelumnya olimpiade fisika dilaksanakan di Sekolah, di Universitas maupun di Hotel.
Kata Kunci: Fenomena Alam, khatulistiwa, Olimpiade Fisika