PERANCANGAN BANGUNAN REHABILITASI BAGI PENGGUNA NAPZA DI KOTA PADANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK

Authors

  • Desti Amelia
  • Eko Alvares
  • Ika Mutia

Abstract

Kota Padang berada pada peringkat ke delapan di Indonesia sebagai kota dengan kasus narkoba terbanyak. Pecandu narkoba terdiri dari kalangan anak-anak sekolah, mahasiswa, pekerja, pengangguran, pejabat negara, sampai kepada ibu-ibu rumah tangga. Pemulihan fisik dan mental para pecandu narkoba dapat dilakukan dengan terapi fisik dan terapi sosial. Namun di Kota Padang, tidak ada tempat yang mampu memulihkan pecandu narkoba dengan terapi sosial karena tidak adanya tempat rehabilitasi yang memenuhi standar kesehatan. Permasalahan tersebut diharapkan dapat terselesaikan dengan perancangan bangunan rehabilitasi yang mampu memfasilitasi segala bentuk kegiatan terapi fisik dan sosial bagi para pecandu narkoba yang secara sadar ingin sembuh dan datang untuk di pulihkan. Lokasi terpilih adalah lokasi yang berhawa sejuk dan masih asri dengan banyak pepohonan rindang. Pecandu narkoba merupakan orang-orang yang memiliki beban mental. Keindahan alam diharapkan mampu merilekskan jiwa mereka yang penuh dengan tekanan. Konsep arsitektur organik muncul untuk menyikapi keadaan kontur dan existing site yang dipenuhi dengan pepohonan besar. Bangunan menyesuaikan dengan keadaan lahan dan berusaha untuk tidak merusak kondisi lahan. Berdasarakan alur aktifitas, area bangunan terdiri dari bangunan foyer, kantor, dan laboratorium untuk aktifitas awal. Kemudian bangunan kontemplasi sebagai area pengasingan bagi pengguna napza. Yang terakhir adalah bangunan asrama dan terapi. Prinsip untuk mempertahankan keadaan alam yang sudah terbentuk merupakan suatu cara untuk tetap mempertahankan keseimbangan alam sekitar.
Kata kunci : perancangan bangunan rehabilitasi, pengguna NAPZA, Padang, arsitektur organik

Downloads

Published

2013-03-31