PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR (STUDI KASUS : SIMP. ADI SUCIPTO – GESEK KM 13+880 – 16+395 TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU)

Abstract

Jalan raya merupakan suatu prasarana transportasi darat yang dapat memperlancar suatu arus lalu lintas kendaraan, orang maupun barang dari suatu tempat ke tempat yang dituju. Sebagai sarana penghubung untuk membantu pembangunan suatu wilayah, maka lalu lintas harus berjalan lancar, aman dan ekonomis. Perkerasan lentur (flexible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Jalan Adi Sucipto – Gesek merupakan jalan alternatif menuju luar kota dan menuju Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Perencanaan geometrik jalan ini direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, 1997, dan perencanaan tebal perkerasan lentur dengan menggunakan metode analisa komponen. Jalan Adi Sucipto – Gesek merupakan jalan kolektor dengan spesifikasi kelas jalan III, kecepatan rencana antara 40 – 60 km/jam, direncanakan 13 tikungan (2 tikungan full circle dan 11 tikungan spiral-circle-spiral) lebar perkerasan 3,5 m dengan tebal perkerasan lapisan permukaan (Laston) untuk umur rencana 5 dan 10 tahun = 7,5 cm,15 dan 20 tahun = 10 cm. Tebal lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) untuk semua umur rencana = 20 cm. Tebal lapis pondasi bawah (Sirtu kelas A) U5 = 23 cm, U10 = 34 cm, U15 = 38 cm, U20 = 47 cm.
Kata kunci : jalan, geometrik, perkerasan, tanjungpinang