KAJIAN PEMISAHAN BANGUNAN (DILATASI) PADA GEDUNG YANG MEMILIKI KETIDAKBERATURAN HORIZONTAL (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Fave Hotel Kota Padang, Sumatera Barat)

Authors

  • Redha Arima RM
  • Indra Farni
  • Rini Mulyani

Abstract

Nilai respons struktur karena gaya gempa diantaranya dipengaruhi oleh nilai
eksentrisitas pusat massa bangunan yang berlokasi berdasarkan geometri atau keberaturan
denah struktur. Kategori bangunan beraturan dan tidak beraturan diatur dalam SNI 1726:2012
pada tabel 10 dan tabel 11. Terkait dengan tabel 10 dijelaskan bahwa ketidak beraturan sudut
dalam ada pada struktur jika kedua proyeksi denah struktur dari sudut dalam lebih besar dari
15 % dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan (Irrelugarity exists if py > 0.15 Ly
and px > 0.15 Lx). Ketika denah bangunan termasuk kategori diatas, maka akan terjadi
perubahan respons struktur akibat pengaruh gaya lateral tersebut, sehingga struktur bangunan
yang demikian tidak bisa lagi didesain dengan cara yang sama seperti mendisain struktur
bangunan beraturan. Pada penelitian ini, dianalisis gedung existing (tidak beraturan) dan
gedung yang beraturan dengan diberi dilatasi berdasarkan SNI 1726:2012 untuk mendapatkan
rasio respon struktur seperti gaya-gaya dalam, deformasi yang terjadi, dan nilai exsentrisitas
yang ada pada masing-masing struktur. Untuk mempermudah analisis struktur digunakan
program komputer SAP2000, dimana pengaruh gempa dianalisis secara 3 dimensi dengan
menggunakan analisis dinamik response spectrum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
semakin besar eksentrisitas bangunan maka semakin besar pula deformasinya.
Kata kunci: respons struktur, eksentrisitas, struktur bangunan beraturan, analisis struktur,
SAP 2000

References

Badan Standardisasi Nasional. “Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa Utuk Struktur

Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726 : 2012,”.Jakarta : 2013.

Badan Standardisasi Nasional. “Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan gedung dan

Non Gedung, SNI 1727 : 2012”. Jakarta: 2013.

Badan Standardisasi Nasional. “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI

:2013”. Jakarta : 2013.

Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan

Gedung (PPURG), Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.

Iman Satyarno, Purbolaras Nawangalam, Indra Pratomo. ''Belajar SAP2000 Edisi Kedua",

Jogjakarta : 2012.

Iman Satyarno, Purbolaras Nawangalam, Indra Pratomo. ''Belajar SAP2000 Analisis Gempa"

Jogjakarta : 2012.

Bambang Budiono dan Lucky Supriatna. 2011. “Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan

Gempa Dengan Menggunakan SNI 03-1726-2002 Dan RSNI 03-1726-201X”.

Bandung: ITB.

Paulay, T., dan Preisly, M. J. N, 1992, Seismic Design of Reinforced Concrete And Masonry

Bulding,John Wiley and Sons, Inc., New York.

Schodek, Daniel L., 1998, Struktur, cetakan ketiga, Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.

Juwana, Ir. Jimmy.S., 2005, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dipohusodo,Istiamawan.1996, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03,

cetakan kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Reza, Tugas Akhir, " Pengaruh Dilatasi Terhadap Gaya Dalam Kolom Dan Balok Pada

Gedung Berlantai Empat Dengan Denah Bentuk H", Universitas Syah Kuala, Banda

Aceh : 2012.

Jurnal Sipil Statik, Pengaruh Eksentrisitas Pusat Massa Bangunan Beton Bertulang Terhadap

Respom Struktur Akibat Beban Gempa, ISSN : 2337-6732, Vol. 2, No. 6, September

Jurnal Rekayasa Sipil, Pengaruh Eksentrisitas Pusat Massa Bangunan Beton Bertulang

Terhadap Stabilitas Struktur Yang Mengalami Beban Gempa, ISSN : 1858-2133, Vol.

, No.1, Februari 2009.

Downloads

Published

2018-02-15