Perbandingan Respon Strukur Menggunakan Base isolator Dengan Struktur Tanpa Base isolator Pada Gedung Polda Sumatera Barat

Abstract

Indonesia merupakan daerah yang rawan dengan bencana gempa bumi, gunung berapi ataupun tsunami. Dari berbagai kejadian gempa yang ada, mayoritas penyebab tingginya jumlah korban jiwa ketika terjadinya gempa bumi adalah akibat keruntuhan bangunan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko keruntuhan bangunan, salah satunya adalah dengan menggunakan base isolator. Base isolator berfungsi memperpanjang waktu getar alami struktur sampai 2,5 atau 3 kali dari waktu getar struktur tanpa base isolator (struktur konvensional) dan memiliki redaman sampai 30%. Akibatnya gaya gempa yang disalurkan ke struktur menjadi lebih kecil. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dimensi base isolator tipe Lead Rubber Bearing serta menganalisis dan membandingkan respon struktur berupa perioda getar struktur, deformasi (momen balok), dan simpangan antar lantai (interstory drift). Bangunan yang menjadi studi kasus adalah Gedung Polda Sumatera Barat. Program bantu yang digunakan adalah SAP2000. Beban gempa dihitung menggunakan metode respon spektrum sesuai dengan SNI 03-1726-2012 untuk Kota Padang. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa base isolator memperbesar perioda struktur sampai tiga kali lipat, sehingga dapat memperkecil simpangan antar laintai sebesar 8,57 % dan gaya dalam elemen struktur berupa momen pada balok sebesar 65,62 %, dengan kata lain base isolator dapat mereduksi gaya gempa yang terjadi.
Kata Kunci : base isolator, respon spektrum, perioda, deformasi, simpangan antar lantai