ARAHAN PENATAAN RUANG PEMUKIMAN BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)

Authors

  • Dio Pratama Putra
  • Haryani Haryani
  • Ezra Aditia

Abstract

Abstrak

Banjir adalah aliran air di permukaan tanah (surface water) yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai. Pada tahun  2011 Kecamatan Lengayang mengalami bencana banjir yang besar dikarenakan terjadinya banjir berasamaan dengan naiknya air laut dan banyak menyebabkan kerusakan berat. Kajian ini dilakukan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan oleh Dedi Hermon dengan 4 parameter tingkat kerawanan banjir yaitu : 1. kemiringan lereng, 2. Jenis tanah, 3.curah hujan, 4. Penggunaan lahan. Ke empat parameter ini memiliki indikator dan nilai masing-masing untuk menentukan tingkat kerawanan banjir. Metode yang digunakan adalah metode skoring, metode overlay dan metode analisis deskripsi  yang dibantu dengan software ArcGis 10.3. Hasil analisis dari keempat parameter ini didapat bahwa Kecamatan Lengayang memiliki 3 tingkat kerawanan. Pertama  tingkat kerawanan banjir tinggi dengan luasan mencapai 8.357  Hektar atau 13,11%  yang tersebar di seluruh Nagari di Kecamatan Lengayang. Kedua  tingkat kerawanan banjir sedang tersebar di semua nagari di Kecamatan Lengayang dengan luasan 10.749 hektar atau 16,88%. Ketiga tingkat kerawanan banjir rendah  yang tersebar di Nagari Kambang, Nagari Kambang Timur, Nagari Kambang Utara, dan Nagari Lakitan Tengah dengan luasan 44.593 Hektar. Setelah dilakukan proses overlay antara peta tingkat kerawanan banjir banjir dengan pola ruang pemukiman dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan 2010-2030, didapatlah Permukiman yang berada di kerawanan banjir tinggi  seluas 767,85 Hektar yang tersebar di Kecamatan Lengayang. Dan pemukiman yang berada di kawasan kerawanan banjir sedang seluas 148,37 Hektar.

 

Kata Kunci :  Tingkat Kerawanan Banjir , Pola Ruang,  Permukiman.     

 

 

Abstract

Flooding is a relatively high flow of water on the surface (surface water) and cannot be accommodated by drainage channels or rivers. In 2011, Lengayang Sub-district experienced a major flood due to flooding, which was linked to rising sea levels and caused severe damage. This research was conducted using the Geographic Information System (GIS) approach used by Dedi Hermon with 4 parameters of flood vulnerability, namely: 1. slope, 2. soil type, 3. level of rainfall, 4. land use. These four parameters have their own indicators and values to determine the level of flood vulnerability. The method used is scoring method, overlay method and description analysis method which is assisted by ArcGis 10.3 software. The results of the analysis of the four parameters found that Lengayang District has 3 levels of vulnerability. First, the high level of flood hazard with an area of 8,357 hectares or 13.11% is spread throughout Nagari in Lengayang District. Both the level of vulnerability to flooding is being spread in all villages in Lengayang District with an area of 10,749 hectares or 16.88%. Three levels of low flood vulnerability are scattered in Nagari Kambang, Nagari Kambang Timur, Nagari Kambang Utara, and Nagari Lakitan Tengah with an area of 44,593 hectares. After the coating process between flood flood level map and residential space pattern in the 2010-2030 South Coast Regency Spatial Plan, there are settlements in 767.85 hectares of high flood-prone areas in Lengayang District. And settlements in moderate flood-prone areas covering 148.37 hectares

 

Keywords: Level of Floods, Space Pattern, Settlement.

 

References

Eddy Prahasta, 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (perspektif Geodesi dan Geomatika), Bandung.

Hermon, Dedi 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi. UNP Press

Kuswardoyo, dalam buku pandua pebelajaran geografi

Nur Syam AS, Arahan Penanganan Kawasan Rawan Banjir Berbasis Gis (Geography Information System) Di Kecamatan Tamalate Kota Makassar, UIN Alauddin Makassar

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010-2030

Eko Van Rizki, kajian potensi rawan bencana longsor dikecamatan tanjung raya melalui pendekatan Sistem Informasi Geografis, 2015. Universitas Bung Hatta.

Taufiq gerry Ernaldo, Kajian Ancaman Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Pesisir Selatan, 2016. Universitas Bung Hatta.

Suhardiman, Zonasi Tingkat Kerawanan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis (Sig) Pada Sub Das Walanae Hilir, 2012. Universitas Hasanuddin.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan, Kecamatan Lengayang dalam angka tahun 2016

Data Klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun klimatologi Sicincin Padang.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Peraturan Direktur jendral bina pengelolaan daerah aliran sungai dan perhutanan sosial, 2013

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 837/Kpts/Um/11/1980 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.41/prt/m2007 tentang kawasan budidaya, kesesuaian lahan kawasan peruntukan permukiman

Wicke Widyanti Santosa. 2015. Kajian Pemetaan Tingkat Kerawanan Banjir Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Das Beringin, Kota Semarang).

Pedoman Pengedalian pemanfaatan Ruang di Kawasan rawan Bencana Banjir.

Downloads

Published

2018-08-24