WUJUD PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDU KASUS: KAWASAN SERIBU RUMAH GADANG)

Authors

  • Septina Anggraini
  • Ezra Aditia
  • Harne Julianti Tou

Abstract

 

Abstrak

Partisipasi masyarakat dalam melestarikan kawasan cagar budaya adalah salah satu prioritas yang harus tercapai dalam setiap kegiatan pemanfaatan cagar budaya. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat haruslah berdampak pada meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan cagar budaya seperti benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan struktur cagar budaya karena masyarakatlah yang akan berperan aktif pemerintah hanya mengayomi serta mengawasi agar tidak keluar dari norma dan hukum yang berlaku tentang pelestarian yang semestinya. Dalam penelitian ini digunakan berbagai tinjauan teori atau tinjauan pustaka yang berkaitan dengan kriteria cagar budaya, pelestarian, tingkat partisipasi serta wujud partisipasi. Sedangkan untuk mencapai sebuah tujuan penelitian ini dugunakan tahapan analisis diantaranya membagi zona kawasan seribu rumah gadang, identifikasi cagar budaya diiantaranya benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan struktur cagar budaya berdasarkan Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, identifikasi karakteristik tingkat partisipasi masyarakat serta wujud partisipasi masyarakat dalam melestarikan kawasan cagar budaya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 8 zona yang dibagi atas Kaum/Suku pemilik rumah gadang, tingkat partisipasi masyarakat pemilik rumah gadang dan masyarakat bukan pemilik rumah gadang tergolong dalam katagori baik dengan hasil penilaian diatas 50% dengan wujud partisipasi masyarakat terhadap benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan struktur cagar budaya merupakan wujud partisipasi secara langsung dan partisipasi masyarakat terhadap lingkungan Kawasan Seribu Rumah Gadang dalam wujud bergotong royong atau kerja bakti dalam melestarikan Kawasan Seribu Rumah Gadang sebagai kawasan cagar budaya.

 

Kata kunci: Cagar budaya, partisipasi masyarakat, pelestarian, wujud partisipasi.

 

Abstract

The indulgence of community, preserving cultural heritage areas is one of the priorities that must be achieved in every utilization. To attain the conservation efforts carried out by the community must have an impact on increasing public awareness of the importance of the existence of cultural heritage such as objects, buildings and structures because it is for people who will play an active role in protecting and supervising them so they do not get out of the norms and laws proper preservation. In this study a variety of theoretical reviews or literature are used in the criteria of cultural heritage, preservation, level of participation and form of participation. Whereas to achieve a goal this study was used stages of analysis, including dividing the zones of a one thousand rumah gadang. In other hand to identification of cultural heritage among objects, buildings and structures based on government regulation number 11 of 2010 concerning cultural heritage, identification of the characteristics of the level of community participation and the form of community participation in preserving the cultural heritage area. Based on the results of the study that there are 8 zones divided into tribes / house owners, the participation rate of the owner of the house and the non-owner of the house is categorized as good with an assessment above 50% with the form of community participation in cultural heritage objects, buildings and structure are a form of direct and community participation in the environment of One Thousand Rumah Gadang village in the form of cooperating or working together to preserve as a cultural heritage area.

                                                                                   

Key word: Cultural heritage, participation, conservation

References

Pontoh, N. K. (1992) Preservasi dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori Perancangan Kota. Jurnal PWK

Jalal, F. dan Supriadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

Mikkelsen, Brita. (2003). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Yogyakarta: Yayasan Obor

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Alex S Nitisemito, 1998, Marketing, Ghalia Indonesia, Jakarta

Attoe, W. (1979). Architecture and Critical Imagination. Jakarta: Erlangga.

Attoe, W. (1989). Perlindungan Benda Bersejarah. Jakarta: Erlangga.

Azwa,S (1995). Sikap Manusia: Sika dan Pengukuran. Liberty

Budiharjo E (1995). Tata Ruang Pembangunan Daerah

Conyers, D .(1991). Social planning in the third world. Yogyakarta: UGM Press

Danisworo, M. (1980). “Konseptualisasi Gagasan dan Upaya Penanganan Proyek Peremajaan Kota” Pembangunan Kembali (Redevlopment) Sebagai Fokus.Arsitektur ITB.

Davis, Keith dan John W. Newstrom. (1985) Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Dusseldorp, (1981). Participation In Planning Development Influence By Government Of Developing Countries At Local Level In Rural Area, Wageningen.

Dalam Sugiyah, S (2001) Partisipasi Masyarakat dalam Politik, Jakarata.PT

Gufrhon, M. (1994). “Perlindungan Bangunan Bersejarah di Kota Bandung”. Tugas Akhir. Departemen Teknik Planologi ITB.

H.A.R Tilaar (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.

I Nyoman. S. (2010). Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010)

John M. Echols dan Hassan Shadily. (2000). Kamus Inggris Indonesia An EnglishIndonesia Dictionary. Jakarta : PT. Gramedia.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nadjmuddin Ramly.( 2005) Membangun Lingkungan Hidup Yang Harmonis & Berperadaban, Grafindo Khazanah Ilmu, Jakarta,

Notoadmojo,S (1997). Sarwoso. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan

Robbins, Stephen P., (1998). Organization Behavior, Concepts, Controvercies, Application, seventh edition, Englewood Cliffs

Scanlan, Burt. K.(2004) Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,

Siswanto, (1987), Manajemen Tenaga Kerja, Penerbit Sinar Dunia, Bandung.

Siti Irene Astuti Dwiningrum. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slamet, Y. (1993). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Slamet, Margono. (1985). Pengantar Sosiologi,CV. Rajawali, Jakarta.

Sumaryadi, I Nyoman, (2010). Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama

Sumampouw, Monique. (2004). Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi

dengan Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif. Jacub Rais, et al. Menata Ruang Laut Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 1999. Pembangunan : Dilema dan Tantangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya

Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri.

Downloads

Published

2018-08-24