IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PASCA DI RELOKASI PADA KAWASAN GOR H.AGUS SALIM KOTA PADANG
Abstract
Abstrak
Daerah perkotaan merupakan wadah konsentrasi permukiman penduduk dari berbagai kegiatan ekonomi dan sosial yang mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Kehadiran pedagang kaki lima sering dikaitkan dengan dampak negatif bagi lingkungan perkotaan, dengan munculnya kesan buruk, kotor, kumuh dan tidak tertib. Proses perencanaan tata ruang, sering kali belum mempertimbangkan keberadaan dan kebutuhan ruang untuk PKL. Ruang-ruang kota yang tersedia hanya difokuskan untuk kepentingan kegiatan dan fungsi formal saja. Kondisi ini yang menyebabkan para Pedagang Kaki Lima berdagang di tempat-tempat yang tidak terencana dan tidak difungsikan untuk mereka. pemerintah telah menyediakan tempat khusus untuk para PKL agar terlihat lebih rapi dan tidak mengganggu ketertiban masyarakat yang ingin melakukan kegiatan olahraga pada kawasan Gor H.Agus Salim ini. Penataan dilakukan pada tahun 2014 terdiri dari 30 lapak. Berdasarkan hasil analisis karakteristik PKL tentang kesesuaian lokasi maka lokasi yang disediakan pemerintah telah sesuai dengan kriteria penentu penataan lokasi PKL, dan analisis keuntungan dan kerugian PKL Pasca relokasi dapat diketahui Ternyata terdapat 48 % pedagang menyatakan pendapatan mereka meningkat setelah direlokasi dan peningkatan pendapatan mencapai 83 %. Dan 33 % dari pedagang menyatakan keuntungan yang mereka hasilkan tetap / sama dengan penghasilan mereka sebelum di tempatkan pada lokasi ini. Dan analisis kepuasan terhadap fasilitas dapat diketahui bahwa 67 % dari responden menilai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sudah memuaskan, karena menurut mereka dengan disediakan tempat dan disediakan fasilitas seperti etalase sudah cukup, dan mereka bisa berjualan dengan nyaman tanpa ada gangguan dari satpol PP. Dan 33 % menilai tidak memuaskan.
Kata kunci: pedagang kaki lima, relokasi, identifikasi
Abstract
The urban area is a place of concentration of residential settlements from various economic and social activities that have a very important role in people's lives. The presence of street vendors is often associated with negative impacts on the urban environment, with the emergence of a bad, dirty, rundown and disorderly impression. The spatial planning process often does not consider the existence and space requirements for street vendors. Available city spaces are only focused on the interests of formal activities and functions. This condition caused the street vendors to trade in places that were not planned and not used for them. the government has provided a special place for street vendors to look neater and not disturb the orderliness of the people who want to do sports activities in the this Sports Center area. Arrangements were made in 2014 consisting of 30 stalls. Based on the analysis of street vendor characteristics about the suitability of the location, the location provided by the government is in accordance with the street vendor location structuring criteria, and analysis of street vendor profits and losses. And 33% of traders stated that the profits they made remained / equal to their income before being placed in this location. And analysis of facility satisfaction can be seen that 67% of respondents considered the facilities provided by the government were satisfactory. And 33% considered it unsatisfactory.
Keywords: street vendors, relocation, identification
References
Peraturan daerah Kota Padang no. 3 tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima
Peraturan Pemerintah no. 39 Tahun 2006 tentang Tata cara pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Ramli, rusli. 1992. Pedagang kaki lima. Jakarta
Arikunto, S. 2006. Metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Budi ari, 2006. Kajian lokasi pedagang kaki lima berdasarkan preferensi PKL serta persepsi masyarakat sekitar di Kota Pemalang, Tesis, Magister Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Semarang.
Ahmadi Widodo, 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL (studi kasus: Kota Semarang). Universitas Diponegoro
Antara I. A, 2016. Beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima di Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal ekonomi pembangunan Universitas Udayana, Volume 5 nomor 11.
Enggoresta, Yosia. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang migran etnis minang masakan padang di Kota Denpasar. Dalam jurnal ekonomi E-ISSN: 2303 – 0178.
Maulidiyah, F. D. A. 2015. Kriteria Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Berdasarkan Preferensi Perdagangan Kaki Lima di Kawasan Pasar Baru Gresik. Dalam jurnal teknik perencanaan wilayah dan kota. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Novelia A.S, 2015. Kriteria penentu lokasi pedagang kaki lima berdasarkan preferensi pedagangnya di kawasan perkotaan Sidoarjo. Dalam jurnal teknik ITS Vol. 4, no. 1, ISSN: 2337-3539.
Widjajanti, 2009. Karakteristik aktivitas pedagang kaki lima pada kawasan komersial di pusat Kota. Dalam jurnal teknik perencanaan wilayah dan kota ISSN 0852- 1697. Fakultas teknik Undip.
Mc Gee dan Yeung 1977. Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima. https://media.neliti.com/media/publications/182511-ID-Karakteristik-aktivitas-pedagang-kaki-lima