PENILAIAN TINGKAT KENYAMANAN BERJALAN PADA JALAN RADEN SALEH KOTA PADANG SEBAGAI KAWASAN PERKANTORAN

Authors

  • Kartika Aulia Rachmi
  • Tomi Eriawan
  • Fidel Miro

Abstract

Abstrak

Kedudukan berjalan adalah sebagai alat penghubung antara moda angkutan yang tidak mungkin dikerjakan oleh moda angkutan lain, selain itu berjalan merupakan salah satu sarana transportasi yang menghubungkan antara fungsi kawasan satu dengan yang lain. Jalur pejalan kaki berasal dari bahasa yunani dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan berjalan. Walkability bertujuan memberikan informasi tentang infrastruktur pejalan kaki saat ini di kota-kota tertentu dan dapat digunakan untuk mengembangkan dan mengusulkan solusi yang berfokus pada pejalan kaki. Terdapat sembilan parameter yang digunakan dalam  mengembangkan walkability dengan survei yang dicatat di form khusus menilai suatu kawasan tertentu.  Metodologi yang digunakan adalah observasi, dimana peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek yang akan diteliti baik terhadap kondisi fisik maupun non fisik secara langsung. Persepsi pejalan kaki diperoleh melalui kuisioner yang di gambarkan dengan memberikan penilaian terhadap aspek non fisik yaitu tentang kenyamanan pejalan kaki terhadap ketersediaan sarana dan prasarana. Hasil kajian memperlihatkan nilai walkability adalah 52,2 atau berada di rating kuning (waiting to walk)/ cukup baik untuk berjalan, dan 43,28% pejalan kaki menyatakan kurang nyaman yang disebabkan kurangnya fasilitas pejalan kaki. Dari nilai walkability dan persepsi pejalan kaki tersebut dapat memberikan indikasi perbaikan yang perlu dilakukan, hal tersebut mengacu kepada perbaikan fasilitas pejalan kaki pada kawasan yang diteliti dengan mengacu pada parameter yang digunakan.

Kata Kunci: Jalur Pejalan Kaki, Walkability, Fasilitas Pejalan Kaki,  Persepsi

References

Daftar Pustaka

Amo, Farisa M. (2013). Analisis Kebutuhan Jalur Pedestrian Di Kawasan Kota Lama Manado. Jurnal Arsitektur. Vol.5(1): 1-9.

Anggriani, Ninik. (2009). Pedestrian Ways Dalam Perancangan Kota. Medan: Yayasan Humaniora.

Iswanto, Danoe. (2006). Pengaruh Elemen – Elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman. Vol. 5(1): 21-29.

Kanadeva, Cynthia Luna dan Ernawati, Jenny. (2017). Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali. Universitas Brawijaya. Jurnal arsitektur.

Krambeck, Holy. (2006). The Global Walkability Index. Departments Urban Studies and Planning & Civil And environmental Engineering, Cambridge.

Leather et all. (2011). Walkability And Pedestrian Facilities In Asian Cities. Filipina: Assian Development Bank.

Miro, Fidel. (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Munawar, Ahmad. (2004). Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset.

Saleh, Sofyan M. (2017). Pengaruh Kenyamanan Terhadap Penerapan Konsep Walkable Di Kawasan Pusat Kota Lama. Jurnal Teknik Sipil. Vol 1(1): 271-284.

Sumber Pengertian. (2018). Pengertian Kuesioner Lengkap (Tujuan, Fungsi, Jenis-Jenis Dan Syarat). [Internet]. Tersedia di: Http://www.Sumberpengertian.Co/Pengertian-Kuesioner.

Supramono Dan Sugiarto. (1993). Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014/ Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan.

Premier’s Physical Activity Taskforce. (2007). Walk WA: A Walking Strategy for Western Australia 2007 – 2020. Department of Sport and Recreation, Government of Western Australia.

Tinumbia, Nuryani. (2017). Pengukuran Walkability Index Pada Ruas Jalan Di Kawasan Perkotaan. Jurnal Jalan-Jembatan. Vol.34: 115-127.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Gota et all. (2011). Walkability Surveys In Asian Cities. Manila: Clean Air Initiative for Asian Cities (CAI-Asia) Center, Asian Development Bank, Fredkorpset, and the Shakti Foundation.

Downloads

Published

2019-02-19