ADAPTIVE REUSE BANGUNAN EX. PENJARA LAMA KOTA BUKITTINGGI SEBAGAI PERFORMING ARTS CENTER

Authors

  • Rizki Oktavianda
  • Jonny Wongso
  • Ariyati Ariyati

Abstract

Kawasan bersejarah sangat potensial untuk di kembangkan sebagai wilayah yang memiliki cagar budaya,
secara fisik masih menyisakan jejak – jejak sejarah dalam pembentukan ruang kota. Bangunan Penjara
lama kota Bukittinggi merupakan salah satu bangunan kompleks termasuk cagar budaya kota
Bukittinggi. Keberadaan bangunan di pusat aktivitas kota, kondisi bangunan yang tidak terawat serta
bagian-bagian dari bangunan yang mulai rusak, sehingga terjadinya penurunan kualitas bangunan sebagai
kawasan yang memiliki nilai historis di kota Bukittinggi. Tujuan penelitian untuk menciptakan kegiatan
/ fungsi baru, dengan memanfaatkannya kembali bangunan cagar budaya dengan fungsi
Performing Arts Center dan mengetahui pengaruh konsep adaptive reuse pada bangunan cagar
budaya agar masyarakat berperan aktif dalam proses pelestarian bangunan. Dalam penelitian ini
menggunakan metode regeneratif mengingat bagaimana pemulihan sebuah bangunan bersejarah yang
ditinggalkan dan awal program regeneratif baru berkontribusi pada peningkatan rasa memiliki dan
identitas sebuah kota. Performing Arts Center yang terapkan bersifat publik, menambah bangunan
baru dengan pendekatan infill design dengan penarikan garis sumbu bangunan cagar budaya
untuk merespon tapak. Menggunakan skin bangunan pada bangunan baru, dalam hal ini juga
sebagai elemen merefleksikan bangunan cagar budaya yang ada di site dan efektif mengontrol
transmisi suara dan menyaring cahaya yang masuk. Memberi ruang pengikat untuk
menghubungkan dan menikmati bangunan baru dan bangunan cagar budaya.
Kata Kunci: adaptive reuse, performing arts center, pelestarian, bangunan cagar budaya, kota
Bukittinggi

Downloads

Published

2019-02-20