PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN MARANSI AIA PACAH KOTA PADANG

Authors

  • Agus Wahyudi
  • Nazwar Djali
  • Indra Khaidir

Abstract

Petumbuhan kota menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi, sehingga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan. Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting. Kualitas sistem suatu kawasan dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang  nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan menggunakan Metode Gumbel maka didapat curah hujan rencana. Curah Hujan didapat dari 2 stasiun. Dalam menghitung curah hujan digunakan Rata-rata aljabar maka didapat curah hujan rata-rata. Dengan menggunakan peta kontur untuk perencanaan 10 tahun didapat debit banjir rencana 5,1 𝑚3/dt. Perencanaan drainase menggunakan penampang segi empat untuk saluran sekunder dengan lebar saluran (b) 0,94 meter, dengan tinggi muka air (h) 0,47 meter, dan tinggi saluran (H) 0,67 meter. Saluran tersier dengan lebar (b) 0,76 meter, dengan tinggi muka air (h) 0,38 meter, dan tinggi saluran (H) 0,58 meter. Sedangkan penampang trapesium untuk saluran sekunder dengan lebar saluran (b) 0,68 meter, dengan tinggi muka air (h) 0,59 meter, dan tinggi saluran (H) 0,79 meter. Sedangkan saluran tersier dengan lebar saluran (b) 0,55 meter, sedangkan tinggi muka air (h) 0,48 meter, dan tinggi saluran (H) 0,68 meter.
 
Kata Kunci : Drainase, Banjir, Penampang

References

Bambang Triadmodjo. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta:Beta Offset. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumber Daya Air. Standar Perencanaan Irigasi KP-03. Bagian Saluran. 2010. Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Kontruksi dan Bangunan. 2006. Dr.Ir.Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta:Andi. I Made Kamiana. 2010. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Palangkaraya: Graha Ilmu.

Soemartono

Downloads

Published

2019-02-20