Arahan Pengembangan Perkebunan Komoditi Kopi Robusta di Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat

Authors

  • Fikri Julianti Aulia
  • Harne Julianti Tou
  • Wenny Widya Wahyudi

Abstract

Pengembangan sektor pertanian merupakan kebijaksanaan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah khususnya di wilayah kecamatan, karena umumnya perekonomian daerah-daerah di indonesia masih bertumpu pada sektor pertanian. Pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat menetapkan komoditi kopi kedalam tujuh macam komoditi yang diunggulkan.Tapi semenjak Kabupaten Pasaman mengalami pemekaran sangat disayangkan tanaman kopi yang dimiliki petani pada saat ini produksinya terus berkurang.Tujuan dalam penelitian untuk mengetahui potensi dan masalah pengembangan perkebunan komoditi kopi dan menghasilkan arahan pengembangan komoditi kopi robusta. Data yang digunakan adalah Data primer dengan melihat kondisi kawasan perkebunan kopi robusta serta melalui wawancara untuk mendapatkan informasi sistem agribisnis perkebunan kopi robusta  sedangkan data sekunder merupakan berupa data dari instansi pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan BAPPEDA Pasaman Barat. Kemudian untuk analisis menggunakan menggunakan metode overlay dan matching dalam menentukan kesesuaian lahan selanjutnya analisa komparatif antara teori tentang budidaya tanaman kopi dengan kondisi eksisting perkebunan kopi di Kecamatan Talamau. Hasil dari penelitian ini yaitu sektor hulu untuk peningkatan kualitas komoditi kopi dan produktifitas tanaman kopi, sektor hilir merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditi kopi robusta dan Sektor Penunjang adalah kegiatan sarana dan prasarana penunjang dalam upaya meningkatkan hasil produksi tanaman kopi robusta di Kecamatan Talamau.

Kata kunci : Perkebunan, Arahan, Kopi Robusta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRACT

The development of the agricultural sector is a strategic wisdom in implementing regional development especially in the districts, because of the general economy of the regions in indonesia is still resting on the agricultural sector. In the strategic plan (Renstra) Office of West Pasaman Plantations set commodity coffee into seven kinds of commodities are seeded. But since the Pasaman undergoes expansion very unfortunate coffee plant owned by farmers at the moment of its production continues to decrease. The goal in research to find out the potential and the problems of the development of commodity coffee plantations and produce robusta coffee commodity development direction. The data used are the primary Data by looking at the condition of the plantation area of robusta coffee as well as through interviews to get system information agribusiness plantations robusta coffee while the data is in the form of secondary data from institutions the Government namely, the Central Bureau of statistics (BPS) and West BAPPEDA West Pasaman. Then for analysis using the method using overlay and matching in determining the suitability of land for subsequent comparative analysis between the theories about the cultivation of coffee with the condition of the existing coffee plantations in district Talakmau. The results of this research that is the upstream sector to improve the quality and productivity of the commodity coffee coffee plant, downstream sectors is a series of activities ranging from collection products farmer, processing, storage and distribution of commodities of coffee Robusta and Ancillary Sectors is supporting facilities and infrastructure activities in an attempt to improve the results the production of robusta coffee crop in district Talamau.

Keywords: Gardening, Referrals, Robusta coffee

References

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zafrullah ( 2009). Prospek Pegembangan Komoditi Unggulan Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Pasaman Barat. Padang: Jurusan Perencanaan Wilayah Kota Universitas Bung Hatta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat.

Balai Besar Penelitian Dan Sumber Daya Lahan Pertanian. (2011). ”Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian”. Bogor.

Dinas Perkebunan Pasaman Barat tahun 2018.

Djaenudin, dkk. (2003). “Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian”. Bogor: Balai Penelitian Tanah

Efrison Perwira. (2006). Arahan Pengembangan Kawasan Perkebunan di Kabupaten Rokan Hulu. Padang: Jurusan Perencanaan Wilayah Kota Universitas Bung Hatta

Eka Maidisa.(2018).Strategi Pengembangan Agribisnis Kayu Manis di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.padang : Jurusan Perencanaan Wilayah Kota Universitas Bung Hatta

Julianti Tou, Harne. (2014). Diktat

Perkuliahan. Padang:UBH

Peraturan menteri pertanian “tentang pedoman penanganan pascapanen kopi” nomor 52/permentan/ot.140/9/, 2012.

Peraturan menteri pertanian republik indonesia “tentang pedoman teknis budidaya kopi yang baik” nomor 49/permentan/ot.140/4/2014 /permentan/ot.140/1/.2014

Rencana Tata Ruang (RTRW), Kabupaten Pasaman Barat, 2010-2030.

Sitorus, S.R.P. (2001). Pengembangan Sumber

Daya Lahan Berkelanjutan. Bogor

Ritung S, dkk.(2007). Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Bogor: Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre

Syafrizal, dkk. (1997). Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat. Prisma. LP3ES. No 3. Hal:27-28

Undang-Undang No 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan

Undang-Undang No 16 Tahun 2016 Tentang Balai Penyuluhan Pertanian

Downloads

Published

2019-02-25