KAJIAN KESIAPAN MASYARAKAT PULAU PENYENGAT SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA
Abstract
ABSTRAK
Pulau Penyengat termasuk kedalam destinasi wisata budaya yang ada di Kota Tanjungpinang yang terletak di Kecamatan Tanjungpinang Kota. Wisata religi yang sangat kental yaitu terdapat dipulau Penyengat misalnya wisata ziarah, Pulau Penyengat juga memiliki peningalan bangunan sejarah Kerajaan Riau Lingga, kesenian melayu, gurindam 12, dan adat istiadat yang masih kental dengan keaslianya. Masyarakat Pulau Penyengat identik dengan budaya melayu. Melihat potensi yang dimiliki oleh Pulau Penyengat, dalam tugas akhir ini dilakukanlah kajian kesiapan masyarakat Pulau Penyengat sebagai kawasan wisata. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan masyarakat Pulau Penyengat sebagai kawasan wisata melalui analisis penilain daya tarik objek wisata, atraksi wisata, fasilitas pendukung wisata, dan penilaian terhadap kesiapan masyarakat. Dari hasil penilaian terhadap kawasan wisata masyarakat Pulau Penyengat telah siap dengan ditetapkanya Pulau Penyengat sebagai kawasan wisata yang dilihat dari partisipasi masyarakat terhadap wisata di Pulau Penyengat itu sendiri. Melihat potensi yang di miliki oleh Pulau Penyengat lebih besar di wisata budaya maka dapat dikembangkanlah atraksi wisata budaya yang belum ada di Pulau Penyengat seperti atraksi budaya terkait atrksi aktif dan atraksi pasif yaitu: adat istiadat, syair, tarian, pantun dan permainan tradisional.
Kata Kunci:KawasanWisata budaya, Kesiapan Masyarakat, Pulau Penyengat
ABSTRACT Penyengat Island includes cultural tourism destinations in Tanjungpinang City located in Tanjungpinang City District. Religious tourism that is very thick, among others, is Stinging Islands including pilgrimage tours, Penyengat Island also has a building that has a history of the Riau Lingga Kingdom, Malay arts, 12 gurindam, and customs that are still thick with authenticity. Penyengat Island community is synonymous with Malay culture. Seeing the potential released by Penyengat Island, in this final project a review of the preparedness of Penyengat Island as a tourist area was carried out. This study is aimed at studying the readiness of Penyengat Island as a tourist area through an analysis of tourist attraction, interesting tourism, tourism support facilities, and comparing the readiness of the community. From the results of the assessment of the Penyengat Island tourist area, it is ready with the stipulation of Penyengat Island as a tourist area which is seen from the community's participation in tourism on Penyengat Island itself. Seeing the potential possessed by Penyengat Island is greater in cultural tourism, it can be developed from cultural tourism that does not yet exist on Penyengat Island related to culture that is associated with active and agreed upon attractions such as: customs, poetry, dancing, rhymes and traditional games.Keywords: Cultural Tourism Areas, Community Readiness, Penyengat Island
References
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Asyari, Hasbullah. 2015. Buku Pegangan Desa Wisata Materi Bimbingan Untuk Desa Wisata. Jogjakarta: Pustaka Zeedny.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Antara, Made, dkk, 2016. Panduan Tata Kelola Desa Wisata Kendaren. Bali Percetakan Pelawa Sari.
Zam, Mochtar. 2006. Butang Emas Warisan Budaya Melayu Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Yayasan Pusaka Bunda CV. Data Makmur Setia.
Kementrian Pariwisata, Panorama Foundation, GIZ-SREGIP, Gunung Api Purba, BAPPEDA Prov. NTB, Disbudpar Prov. NTBBuku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau, Jakarta Selatan, DKI Jakarta:Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka UsahaKementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
B. Tugas Akhir
Putri, Vebi Santia, 2015.Pengempangan Objek Wisata Panorama Baru Kota Bukitting, Tugas Teknik Perencanaan dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang: Universitas Bung Hatta.
Megie, Andika 2018.Pengempangan Objek Wisata Puncak Cemara Kota Sawah Lunto, Tugas Teknik Perencanaan dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang: Universitas Bung Hatta.
C. Terbitan Terbatas
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang, 2010.
Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kota Tanjungpinang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, 2015.
Rencana Strategis Pariwisata Kota Tanjungpinang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, 2018.
Data Kepariwisataan Kota Tanjungpinang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, 2018.
Propil Desa dan Kelurahan Penyengat, Kantor Kelurahan Penyengat, 2016.
Monografi Kelurahan Penyengat, Kantor Kelurahan Penyengat 2016.
Diktat Perkuliahan Pembangunan Perdesaan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang 2013.
D. Jurnal
David Weaver. 2010. Tourism Geographies: An International Journal of Tourism Space, Place and Environment. Asian ecotourism: Patterns and themes.
Chee-Hua, Chin, May-Chiun, Lo, Peter Songan, Vikneswaran Nair. 2014. Rural tourism destination competitiveness: Astudy on Annah Rais Longhouse Homestay, Sarawak. Procedial Sosial and Behavioral Sciences (144) 35– 44.
Vytautas Barkauskas, Kristina Barkauskiene, Edmundas Jasinskas. 2015. Analysis of macro environmental factors influencing the development of rural tourism: Lithuanian case, Procedial Sosial and Behavioral Sciences (153) 36–52.
Ahmad Fitri Amir, Ammar Abd Ghapar, Salamiah A. Jamal, Khairun NajiahAhmad. 2014. Sustainable tourism development: A study on community resilience for rural tourism in Malaysia, Procedial Sosial and Behavioral Sciences (213) 167–172.
Vincentia Reni Vitasurya. 2015. Local Wisdom for Sustainable Development of Rural Tourism, Case on Kalibiru and Lopati Village, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta. Procedial Sosial and Behavioral Sciences (168)116–122.
Vytautas Snieška, Kristina Barkauskiene, Vytautas Barkauskas. 2014. The impact of economic factors on the development of rural tourism: Lithuanian case. Procedial Sosial and Behavioral Sciences (156) 280–285.
Fong Sook Fun, Lo May Chiun, Peter Songan, Vikneswaran Nair. 2014. The impact of local communities’ involvement and relationship quality on sustainable rural tourism in rural area, Sarawak. The moderating impact of self-efficacy, Procedial Sosial and Behavioral Sciences (144) 60–65.
Mariana Balan, Cristina Burghelea. 2015. Rural tourism and its implicantion in the development of the Fundata Village. Procedial Sosial and Behavioral Sciences (14) 288–297.
Fina Delfiliana. 2016. Kajian Tingkat Kesiapan Masyarakat Terhadap Kawasan Tambak Lorok Terhadap Pengembangan Kampung Wisata Bahari. Ruang (218).
Yusuf Manggala, Moch.Mustam. 2014. Analisis Faktor - Faktor Dalam Partisipasi MasyarakatPada Pembangunan Desa Wisata Genting Kabupaten.
E. Internet
Sasrawan Hedi. 2018. Pengertian Desa Menurut Para Ahli [internet] tersedia di https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/07/16-pengertian-desa-menurut-para ahli.html.
Sasrawan Hedi. 2018. Dua Puluh Pengertian Kota Menurut Para Ahli [internet] tersedia di https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/07/20-pengertian-kota-menurut-para-ahli.html?m=1
Wikepedia, 2018. Desa Wisata [internet] tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata
Berdesa 2018 Apa Beda Desa Wisa Dan Wisata Desa [internet] tersedia di http://www.berdesa.com/apa-beda-desa-wisata-dan-wisata-desa.