ANALISA TINGKAT KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE IRI(INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX) DAN METODE BINA MARGA DAN JENIS PENANGANANNYA (STUDI KASUS RUAS JALAN SIMPANG MUARO KALABAN-MUARO BODI STA 88+000 SAMPAI STA 98+000
Abstract
Saat ini Jalan lintas Sumatera di Kabupaten Sijunjung yang menghubungan antara Kota madya Sawahlunto dan Kabupaten Darmasraya memiliki kondisi yang buruk dan kritis. Di badan jalan terdapat banyak lubang dan genangan air yang membuat pengendara harus lebih berhati-hati saat melintasi jalan tersebut, karena banyaknya jalan yang rusak sehingga sering terjadi kecelakaan. Untuk dapat mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan, menentukan nilai kondisi lapis perkerasan atau persentase tingkat kerusakan yang terjadi serta jenis perbaikan yang tepat pada perkerasan jalan, maka dilakukan penelitian pada permukaan jalan tersebut. Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode IRI (International Roughness Index) dan metode Bina Marga, dimana pengambilan data dilakukan dengan mengukur kerusakan jalan persegmennya (1km) untuk mengetahui kerusakan apa saja yang ada tiap segmen jalan tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan kerusakan jalan pada km 88+000-98+000 adalah lubang,retak buaya,tambalan,retak memanjang,dan amblas. Nilai IRI dengan kondisi jalan didapatkan sebagai berikut: Pada km 88+000-89+000 yaitu 2,5(baik), pada km 89+000-90+000 yaitu 3,5(baik), km 90+000-91+000 yaitu 5(sedang), km 91+000-92+000 yaitu 2(baik), km 92+00093+000 yaitu 5,5(sedang), km 93+000-94+000 yaitu 8,8(rusak ringan), km 94+00095+000 yaitu 2,6(baik), km 95+000-96+000 yaitu 9,3(rusak ringan), km 96+00097+000 yaitu 13(rusak berat), km 97+000-98+000 yaitu 5,2(sedang). Untuk metode Bina Marga didapat nilai prioritas jalannya 6.Kata kunci: Nilai IRI, Bina Marga, kondisi kerusakan, Nilai Prioritas.
References
Departemen Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan jalan dan jembatan. Edisi ke 2 “Teknik Evaluasi Kinerja Perkerasan Lentur”. Direktorat jenderal Bina Marga, 1983, Manual Pemeliharaan jalan. No. 03/MN/B/1983, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendera Bina Marga. Direktorat jenderal Bina Marga, 1990, Tata cara penyusunan program pemeliharaan jalan, Departemen
Pekerjaan Umum, Direktorat jendral Bina marga. Hardiyatmo, Hary Christady. 2007. Pemeliharaan jalan raya, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Pres, Yogyakarta. Hartom, 2005,Perencanaan teknik jalan 1. Hendarsin, SL.2000. “Perencanaan teknik jalan raya”, Politeknik Negeri Bandung. Bandung. Hutauruk, Andi Gumonggom.2015. analisis prediksi kondisi perkerasan jalan menggunakan pendekatan HDM-4 untuk penanganan jalan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kementrian Pekerjaan umum, 2011, Tentang tata cara pemeliharaan jalan, peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011, Jakarta. Pasaribu, Rizki Saputra. 2017. Analisa kondisi kerusakan jalan dan lapisan tambahan (overlay) pada ruas jalan raya pasar kemis tanggerang. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993. “Prasarana danlalu lintas jalan”. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 34 tahun 2006.“Tentang jalan”. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 13/PRT/M/2011. “Tata cara pemeliharaan jalan”.
Putra, Adek Kurnia, 2019. Analisa tingkat kerusakan perkerasan lentur dengan metode Pavement Condition Index (PCI) dan Bina Marga. Padang: Universitas Bung Hatta. Setiawan Ary, dkk, 2012. Penggunaan Metode International Roughness index (IRI), Surface Distress index (SDI) dan Pavement Condition Index (PCI) untuk menilai kondisi jalan. Wonogiri. Sukirman, S,(2010), Perkerasan lentur jalan raya, Bandung: Nova Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 Tranggono, Moch, 2006. “Teknik evaluasi kinerja perkerasan lentur”. Departemen Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. Undang-undang Republik Indonesia nomor 38 Tahun 2004. “Tentang Jalan