IDENTIFIKASI SIMPUL KEGIATAN BERDASARKAN PADA POLA NAIK TURUN PENUMPANG PENGGUNA TRANS PADANG (Studi Kasus : Koridor 1, Lubuk Buaya-Pasar Raya)
Abstract
Abstrak
Keberadaan simpul tentunya harus mempunyai konektivitas dengan kegiatan sekitar simpul karena mempengaruhi kegiatan-kegiatan disekitar simpul, semakin tinggi pelayanan kegiatan disekitar simpul maka seharusnya semakin tinggi pula penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus. Sehingga perlu dilakukan identifikasi simpul kegiatan berdasarkan pada pola naik turun penumpang pengguna Trans Padang koridor 1 untuk mengetahui pola pergerakan pada simpul dan hubungan simpul dengan kegiatan sekitar simpul. Pada tahap pengumpulan data metode yang digunakan yaitu survey primer dan survey sekunder. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam Identifikasi Simpul Kegiatan berdasarkan pada pola naik turun penumpang Trans Padang adalah dengan menggunakan analisis hubungan pola naik turun penumpang dengan skala kegiatan sekitar simpul/halte. Maka pada 2 rute perjalanan terdapat masing-masing 38% dan 43% simpul yang memiliki hubungan positif antara pola naik turun penumpang dengan skala kegiatan sekitar simpul.
Kata kunci: Identifikasi, Pola Naik Turun, Simpul Kegiatan.
Abstract
The existence of a node must of course have connectivity with activities around the node because it affects activities around the node, the higher the service activities around the node, the higher the passengers who should get up and down at a bus stop. So it is necessary to identify the activity node based on the ups and downs of passengers using the Trans Padang corridor 1 to determine the pattern of movement in the node and the relationship between the node and the activities around the node. At the data collection stage the methods used are primary survey and secondary survey. While the analytical method used in the Identification of Activity Nodes based on the up and down patterns of Trans Padang passengers is by using an analysis of the relationship of the ups and downs of passengers with the scale of activities around the node / stop. Then in 2 travel routes there are 38% and 43% of nodes which have a positive relationship between the ups and downs of passengers and the scale of activities around the node.
Keywords: Identification, Up and Down Patterns, Activity Nodes.
References
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Basuki, Kami Hari. 2006. Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum Studi Kasus Rute TerboyoPudakpayung, Semarang Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil.Volume 14, NO. 3, EDISI XXXVI Oktober 2006. ISSN: 0854 1809 Departemen Perhubungan. 1996. Pedoman Teknik Perencanaan Halte dan Tempat Pemberhentian Bus. Dephub. Jakarta Nasution, S, 2009, Metode Research, Bumi Aksara : Jakarta Nurmandi, A. (1999). Manajemen Perkotaan " Teori Organisasi Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi mewujudkan kota cerdas". Yogyakarta: JKSG Miro, Fidel, 2005, Perencanaan Sistem Transportasi,Bandung. Morlok, Edward K, 1995, Pengantar Tejnik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga: Jakarta
Tamin, OZ, 2002. Perencanaan, dan Permodelan Transportasi Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung. Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.Penerbit ITB. Bandung Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota.