IDENTIFIKASI TINGKAT KEKOTAAN NAGARI-NAGARI DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
Abstract
AbstrakPerkotaan adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Terdapat berbagai teori yang menjelaskan tentang kriteria perkotaan. Nagari-nagari yang ada di Kecamatan Lubuk Basung, berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No.37 Tahun 2010 telah dilihat status kekotaannya, namum perlu adanya pembaruan status tersebut dengan menggunakan metoda yang lebih komplek. Metoda analisis yang digunakan terdiri dari Analisis Kebijakan untuk melihat status kekotaan yang ada pada kebijakan terkait, Analisi Perbandingan dimana merupakan pembandingan kriteria kota dengan kondisi eksisting nagari, Analisis Skoring dilakukan dengan cara memberikan pembobotan pada masing-masing kriteria yang ada dan dilengkapi dengan standar kecukupan sarana perkotaan. Terdapat lima nagari yang ada di Kecamatan Lubuk Basung diantaranya Nagari Manggopoh, Nagari Garagahan, Nagari Kampung Tangah, Nagari Kampung Pinang dan Nagari Lubuk Basung. Status kekotaan masing-masing nagari, terdapat satu nagari yang masih tergolong desa yaitu Nagari Garagahan, tiga nagari yang baru mulai mencirikan kota yaitu Nagari Manggopoh, Nagari Kampung Tangah, dan Nagari Kampung Pinang, serta satu nagari yang hampir mencirikan kota yaitu Nagari Lubuk Basung.
Kata Kunci : Identifikasi, Kriteria Kota, Tingkat Kekotaan
Abstract
Urban is an area that has the main activity is not agriculture with the arrangement of the function of the area as a place of urban settlement, centralization and distribution of government services, social services, and economic activities. There are various theories that explain urban criteria. Villages in Lubuk Basung Sub-district, based on the Head of the Central Statistics Agency Regulation No. 37 of 2010 have seen the status of the city, but there is a need to update the status using a more complex method. The analysis method used consists of Policy Analysis to see the existing urban status of the relevant policy, Comparative Analysis which is a comparison of city criteria with existing village conditions, Scoring Analysis is done by giving a weighting to each of the existing criteria and is equipped with adequate facilities standards urban. There are five villages in Lubuk Basung District, including Manggopoh Village, Garagahan Village, Kampung Tangah Village, Kampung Pinang Village and Lubuk Basung Village. The urban status of each village, there is one village that is still classified as a village, Village Garagahan, three village which have just begun to characterize the city, namely Nagari Manggopoh, Nagari Tangah, and Nagari Kampung Pinang, and one village that almost characterizes the city, Nagari Lubuk Basung.
Keyword : Identifikation, Criteria of City, Urban Level
References
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R, 1989. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Branch, Melville. C.1995. Perencanaan Kota Komprehensif. Pengantar dan Penjelasan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa: Penerbit Alumni. Fergiono, Nico. 2014. Klasifikasi dan Tipologi Desa Kota.[Internet]. https://nicofergiyono.blogspot.com/ 2014/06/klasifikasi-dan-tipologidesa-kota.html(diakses tanggal 23 Mei 2019 jam 13:15) Hagget, Peter. 1970, Geography, A Modern Synthesis. 3rd Edition, London: Harper and Row Publisher. Ilhami, 1990. Strategi Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya Koestoer (2001) Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Khusus. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Konsultasi Skripsi Tesis. 2014. Perencanaan Kota dan Daerah: Morfologi Kota.[Internet]https://skripsikonsult asi.blogspot.com/2014/08/judultesis-perencanaan-kota-dandaerah_19.html(diakses tanggal 23 Mei 2019 jam 13:15) Kartohadikusumo, Soetardjo, 1953. Desa, Balai Pustaka, Jakarta. Prijono Tjiptoherijanto. 2000. “Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia”. www.geocities.com Peraturan Menteri Dalam Negeri No.2 Tahun 1987 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No.37 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan.
Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan. Sagung, Alit Widyastuti. 2011”Jurnal Teknik: Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik,” ISSN 09:1412-1867 SNI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Sujarto, Djoko. 1989. Faktor Sejarah Perkembangan Kota Dalam Perencanaan Perkembangan Kota. Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB. Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa.
Yunus, Hadi Sabari. 1994. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Yunus, Hadi Sabari. 2000, Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar Zahn, Markus. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sujarto, Djoko. 1989. Faktor Sejarah Perkembangan Kota Dalam Perencanaan Perkembangan Kota.Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB.Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kota Padang Tahun 2010-2030.