PENILAIAN TINGKAT KESESUAIAN FASILITAS PEJALAN KAKI BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA DI JALAN SAMUDERA PANTAI PADANG

Authors

  • Sulistia Annisa
  • Tomi Eriawan
  • Fidel Miro

Abstract

ABSTRAK

Kedudukan berjalan adalah sebagai alat penghubung antara moda angkutan yang tidak mungkin dikerjakan oleh moda angkutan lain, selain itu berjalan merupakan salah satu sarana transportasi yang menghubungkan antara fungsi kawasan satu dengan yang lain. Jalur pejalan kaki berasal dari bahasa yunani dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan berjalan, untuk itu perlu memperhatikan kenyamanan berjalan dengan menilai kesesuai terhadap 10 fasilitas jalur pejalan kaki yang tersedia untuk dibandingkan dengan PERMEN PU No. 3 Tahun 2014 dan juga dibutuhkan penilaian oleh pengguna jalur pejalan kaki itu sendiri dan dihitung tingkat kepuasannya menggunakan metode likerts dengan indeks kepuasan rata-rata pengguna yaitu sebesar 51,27% yang dinilai sedang, selanjutnya menilai indeks walkability yang bertujuan untuk memberikan informasi terhadap kualitas dan kondisi fisik fasilitas dan lingkungan di sekitarnya dengan  menggunakan 9 variabel dari ADB (asian development bank) dengan indeks kualitas rata-rata mencapai 54,46% cukup nyaman untuk berjalan (waiting to walk), setelah didapatkan hasil selanjutnya melakukan perbandingan analisis kesesuain fasilitas dengan penilaian responden yang ditemukan permasalahan-permasalahan yang sering dikeluhkan oleh pengguna terhadap kondisi eksisting kawasan dan penilaian yang kurang dari standar kesesuaian dan kualitas lingkungan untuk diperbaiki dan diadakan program penanganan.

Kata Kunci: Penilaian, Jalur Pejalan Kaki, Walkability, Persepsi, Fasilitas

 

ABTRACT

Mobility is a means of conncting between modes of which others may not be able to work, and also that walking is one of the means of transportation between the functions of one area and the other. Pedestrian way come from greek where they come from the word pedos meaning foot, so that pedestrians are to be defined as pedestrians people on foot, whereas streets are a medium aon earth that makes walking. To properly pay attention to the comfort of walking, assessing the availability of 10 facilities available for to PERMEN PU No 3 2014’s and to using educational assessments from pedestrians themselves, and measuring satisfaction levels using likerts with the average user satisfaction  index which 51,27% average. Following the valuation of the index of walkability aimed at providing information on the quality  and physical condition of fasilities and the environment using the 9 variables of the ADB (Asian Development Bank) with an average quality index of 54,46% comfortable enough to walk (waiting to walk), the results will the be compared to the survey of this facility with the assessment of respondents which many users face problems often critical to the existence of real estate and poor judgement.

Keywords: Assessment, Pedestrian Way, Walkability, Perception, Facilities

References

Daftar Pustaka

Alprilino, R., Eriawan, T., & Aditia, E. (2019). Evaluasi Ketersediaan Elemen Perancangan Kota Pada Koridor Jalan Gajah Mada Kota Padang. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University, 2(3).

Anggriani, Niniek. 2009. Pedestrian Ways Dalam Perencanaan Kota. Surabaya: Yayasan Humaniora.

Gota et all. (2011). Walkability Surveys In Asian Cities. Manila: Clean Air Initiative for Asian Cities (CAI-Asia) Center, Asian Development Bank, Fredkorpset, and the Shakti Foundation.

Kanadeva, Cynthia Luna dan Ernawati, Jenny. (2017). Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali. Universitas Brawijaya. Jurnal arsitektur.

Leather et all. (2011). Walkability And Pedestrian Facilities In Asian Cities. Filipina: Assian Development Bank.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga

Prasetyaningsih, Indah. 2010. Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Pasar Malam Ngarsopuro Surakarta, (Online), Vol. 7, (https://perencanaankota.blogspot.com/2015/08/karakteristik-pejalan-kaki.html, Diakses 02 November 2018).

Pratiwi, F.D. 2011. Studi Karakteristik Pergerakan Pejalan Kaki Di Pedestrian Road Stadiun Tugu Yogyakarta, (Online), Vol. 3,

(https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/19670, Diakses, 18 Juni 2018).

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan. Berita Negara RI Tahun 2014. No. 315. Mentri Pekerjaan Umum. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Lembaga Negara RI Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Lembaga Negara RI Tahun 2007. Sekretariat Negara. Jakarta.

Saleh, Sofyan M. (2017). Pengaruh Kenyamanan Terhadap Penerapan Konsep Walkable Di Kawasan Pusat Kota Lama. Jurnal Teknik Sipil. Vol 1(1): 271-284.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tinumbia, Nuryani. (2017). Pengukuran Walkability Index Pada Ruas Jalan Di Kawasan Perkotaan. Jurnal Jalan-Jembatan. Vol.34: 115-127.

Visty, S., Eriawan, T., & Triana, E. (2019). KUALITAS PELAYANAN PEMANFAATAN JALUR PEJALAN KAKI DI KORIDOR BUNDO KANDUANG DAN GEREJA KOTA PADANG. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University, 1(3).

Downloads

Published

2020-03-01