ANALISIS KEBUTUHAN TROTOAR SEBAGAI JALUR PEJALAN KAKI DI JALAN KALIMANTAN KOTA LUBUKLINGGAU

Authors

  • Rizka Melida Universitas Bung Hatta

Abstract

Berjalan kaki merupakan alat penghubung antara suatu moda dengan moda angkutan yang lain (fruin, 1979). Upaya berjalan kaki merupakan bentuk sarana transportasi paling sederhana dalam melakukan kegiatan dari satu tempat menuju tempat lainnya. Dengan berjalan kaki orang bebas untuk mengatur langkah, berbelok, berhenti, dan bebas mengatur kontak dengan lingkungannya. Spreiregen (1965) menyatakan bahwa berjalan kaki bukan sekedar moda transportasi tapi juga merupakan sarana interaksi dan komunikasi sosial masyarakat. Salah satu jenis jalur pejalan kaki yaitu trotoar, trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Jalan kalimantan Kota Lubuklinggau merupakan salah satu jalan yang berada pada daerah pasar, pusat pertokoan, stasiun kereta api, dan terminal angkutan umum sehingga lokasi jalan ini memiliki aktifitas yang tinggi. Ditinjau dari kondisi eksisting, pejalan kaki dijalan kalimantan Kota Lubuklinggau menggunakan badan jalan sebagai lintasan untuk berjalan kaki. Salah satu faktor yang menyebabkan pejalan kaki menggunakan badan jalan yaitu tidak tersedianya jalur khusus bagi pejalan kaki serta pada bagian jalan kalimantan yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai lintasan berjalan seperti drainase tertutup dan bahu jalan telah dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima dan parkir kendaraan bermotor

Downloads

Published

2020-11-09