EVALUASI PROGRAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) NAGARI BANAI DI KABUPATEN DHARMASRAYA

Authors

  • Astri Ivo
  • Harne Julianti Tou
  • Wenny Widya Wahyudi

Abstract

PENDAHULUAN Musrenbang pada hakikatnya adalah forum perencanaan pembangunan formal yang berusaha mempertemukan aspirasi masyarakat dari bawah dengan usulan program pembangunan dari instansi pemerintah[1]. Nagari Banai memiliki jarak dari pusat ibukota Kabupaten yaitu 57 Km dengan aksesbilitas masih dominan dalam kondisi rusak, baik itu rusak ringan dan rusak berat, untuk itu perlunya penilaian perencanaan pembangunan aksesbilitas di Nagari Banai ini dilakukan dengan mengusulkan program sesuai dengan kebutuhan Nagari Banai yang disebut dengan Musrenbang dalam kurun waktu 2 (dua) tahun yaitu tahun 2017 dan 2018 telah ditemukan beberapa kesenjangan yang terjadi seperti kurang efektif dan efisiennya dalam pembangunan aksesbilitas tersebut yang bertujuan untuk melihat perkembangan dan pembangunan aksesbilitas jalan di Nagari Banai sehingga dapat menilai kebutuhan masyarakat guna untuk mensejahterakan masyarakat dalam melakukan aktivitas dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya serta mempermudah masyarakat dalam pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan ke luar Nagari Banai. METODE Metode analisis yang akan di digunakan dalam evaluasi program pelaksanaan (Musrenbang) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nagari Banai di Kabupaten Dharmasraya yaitu analisis deskritif kualitatif dengan cara mengambarkan dan membandingkan serta menilai kesesuaiaan aksesbilitas di Nagari Banai dengan Program Musrenbang Nagari sehingga dapat mengetahui program kebutuhan Nagari dengan cara pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi lapangan[2] HASIL DAN PEMBAHASAN Aksesbilitas di Nagari Banai memiliki kondisi jalan baik dan buruk dimana dengan jenis jalan aspal, beton, kerikil dan tanah. Terdapat 46 aksesbilitas ruas jalan yang menghubungkan satu kegiatan ke kegiatan lainnya di dalam Nagari Banai. Bisa dinyatakan bahwa aksesbilitas di Nagari Banai dalam kondisi rusak/buruk yaitu untuk aspal 5%, beton 15%, kerikil 16% dan tanah 62% dari hasil rasio jalan rusak di Nagari Banai yang mengakibatkan lemahnya peningkatan produksi lahan pertanian dan perkebunan sehingga masyarakat susah dalam pengangkutan hasil panen untuk dijual kedaerah luar supaya medapatkan laba yang tinggi pula. Selain itu moda angkutan umum juga sangat sulit didapatkan untuk menuju ke Nagari Banai ini dikarenakan jarak tempuh yang sangat jauh (2 hingga 3 jam) dan biaya yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan masyarakatnya sulit untuk interaksi keluar daerah[3]. Gambar 1. Peta Kondisi Aksesbilitas Nagari Banai Dengan adanya peta kondisi aksesbilitas Nagari Banai dapat dilihat sejauh mana perkembangan dan pembangunan aksesbilitas di Nagari Banai. Analisis pengelompokan program sesuai dengan kondisi di lapangan dengan parameter kesesuaiannya yaitu berdasarkan kebutuhan Nagari dilihat dari guna lahan nagari dengan dasar pertimbangannya yaitu program dibutuhkan jika menghubungkan permukiman dengan permukiman, program kurang dibutuhkan jikan menghubungkan permukiman dengan perkebunan, program tidak dibutuhkan jika menghubungkan perkebunan dangan perkebunan , sehingga penulis mengusulkan program yang belum termasuk ke dalam program Nagari sesuai dengan kebutuhan Nagari yaitu seperti tabel dibawah ini: Sumber:Hasil Analisis,2021 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa usulan program pembangunan Nagari terdapat dua usulan yang mana berada di ruas 2 dan ruas 10 yang menghubungkan permukiman dengan permukiman dan perkebunan, dengan jumlah program kebutuhan yaitu 40 program, program yang kurang dibutuhkan yaitu 2 program, dan program yang tidak dibutuhkan yaitu 2 program dengan total ruas perkerasan jalan yaitu 46 ruas. Penilaian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana perkembangan dan pembangunan aksesbilitas jalan di Nagari Banai yang membutuhkan aksesbilitas untuk melakukan aktifitasnya dan memperlancarkan pengangkutan barang dan jasa sehingga dapat menghemat waktu tempuh perjalanan. Setelah dilakukan penilaian terhadap identifikasi aksesbilitas di Nagari Banai terdapat penilaian yang dilakukan oleh peneliti terhadap program Musrenbang Nagari Banai dalam kurun waktu tahun 2017 yaitu total 17 program aksesbilitas jalan, namun yang terlaksana ada 4 program, ditahun 2018 terdapat 31 program aksesbilitas jalan, namun yang terlaksana ada 7 program[4]. Dalam penilaian ini menggunakan tahap penilaian berdasarkan waktu, lokasi dan panjang jalan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu sebagai berikut: No Program Penilaian Akhir Jalan Tahun 2017 1 Pembangunan Jalan aspal hot mix Rencana 20 Km, eksisting 4,39 Km 2 Pengerasan jalan Mongge Siung Rencana 17 Km, eksisting 3 Km 3 Jalan rigit beton Rencana 6 Km, eksisting 6 Km 4 Pengerasan jalan Mudik Bugah Rencana 17 Km, eksisting 4 Km Tahun 2018 1 Lanjutan aspal jalan hot mix dari Bugah ke Lubuk Labu Rencana 20 Km, eksisting 4,39 Km 2 Pengerasan jalan Simpang Tombang ke Mudik Banai Rencana 5 Km, eksisting 5 Km 3 Pengerasan jalan Numbai Siung Rencana 5 Km, eksisting 5 Km 4 Jalan Rigit Beton Jorong Sampola Rencana 5 Km, eksisting 5 Km 5 Pembangunan jalan produksi Rencana 4 Km, No Program Penilaian Akhir Jalan kelompok tani Bugah Kecil eksisting 4 Km 6 Pembangunan jalan produksi kelompok tani Mudik Lago Rencana 4 Km, eksisting 2 Km 7 Pembangunan jalan produksi kelompok tani Lubuk Telaok Rencana 5 Km, eksisting 3 Km Sumber:Hasil Analisis,2021 Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2017 dan 2018 yang telah sesuai dengan capaian nya yaitu di tahun 2017 terdapat 1 program sesuai rencana dengan target yang diharapkan, sedangkan untuk tahun 2018 terdapat 4 program sesuai dengan target yang diharapkan. KESIMPULAN DAN SARAN Pembangunan aksesbilitas yang bertujuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan antar nagari sehingga dapat memberikan dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Dengan adanya aksesbilitas tersebut dapat membangkitkan semangat pertisipasi masyarakat untuk ikut menyumbang fiikran dan tenanganya dalam pembangunan nagari dengan melakukan musyawarah melalui masyarakat kepada tokoh adat dan pemerintah nagari banai dan masyarakat telah merasakan apa saja keuntungan dalam program musrenbang dalam bentuk nyata DAFTAR PUSTAKA [1] Seknas Fitra, 2015. Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa, http://infoanggaran.com/ensiklopedia/musyawarahperencanaan-dan-pembangunan-desa/ (diakses pada februari 2018) [2] Akbar, Firyal 2018. Studi Evaluasi Kebijakan (Evaluasi Beberapa Kebijakan di Indonesia) Ideas Publishing, Gorontalo [3] Republik Indonesia. 2018. Dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nagari Banai Tahun 2017- 2018. Lembaga Negara RI Tahun 2018. Sekreteriat Negara. Jakarta [4] Republik Indonesia. 2019. Dokumen Profil Nagari Banai Tahun 2019. Lembaga Negara RI Tahun 2019. Sekreteriat Negara. Jakarta

Downloads

Published

2021-08-26