POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO

Authors

  • Diki Juliyansyah Putra Universitas Bung Hatta
  • Tomi Eriawan Universitas Bung Hatta

Abstract

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan permukiman berguna untuk mengetahui lokasi lahan yang sesuai maupun tidak sesuai untuk dikembangkan sebagai permukiman. Kesesuaian lahan permukiman tersebut melakukan pengelompokkan wilayah lahan berdasarkan tingkat kecocokannya untuk kawasan permukiman (Ritung2007). Kecamatan Tebo Tengah terdiri atas 10 desa dan 2 kelurahan. Kecamatan ini memiliki luas sebesar 45.602 Ha dan merupakan kecamatan terluas kedua setelah Kecamatan Sumay di Kabupaten Tebo. Kecamatan Tebo Tengah didominasi oleh kawasan perkebunan yang mencapai 31.640,69 Ha atau sebesar 69,38% dari total luas Kecamatan Tebo Tengah, sedangkan kawasan permukiman hanya 999,82 Ha atau sebesar 2,19% dari total luas. Kawasan permukiman di Kecamatan Tebo Tengah masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan total luas lahan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka akan bertambah juga kebutuhan permukiman dan mengakibatkan bertambahnya jumlah lahan permukiman. Maka dari itu dilakukan analisis kesesuaian lahan untuk mengetahui lahan yang sesuai dan layak untuk dijadikan sebagai permukiman di Kecamatan Tebo Tengah. Menurut Permen PU No.41 Tahun 2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya ada beberapa persyaratan dalam menentukan lahan yang sesuai untuk permukiman, yaitu :  Morfologi datar sampai bergelombang  Kelerengan 0-15%  Tersedia sumber air  Tidak berada pada daerah rawan bencana  Terlayani prasarana dan sarana  Tidak berada pada kawasan lindung METODE Dalam analisis kesesuaian potensi pengembangan kawasan permukiman perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai variabel dalam penentuan kesesuaian lahan permukiman tersebut. Berdasarkan variabel tersebut dilakukan analisis berupa pembobotan dan analisis overlay berupa buffer dan intersect. Adapun analisis yang digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan permukiman tersebut ialah analisis kesesuaian fisik, analisis efek samping bencana alam, analisis aksesibilitas dan prasarana lingkungan, serta analisis pelayanan sarana. Data yang digunakan ialah data fisik (curah hujan, jenis tanah, kelerengan, morfologi, sumber air), data tingkat bencana (banjir dan longsor), data aksesibilitas dan prasarana (jalan, listrik, air bersih), dan data pelayanan sarana (sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana perdagangan dan jasa). Tahapan analisis yang digunakan mengacu kepada sistem eliminasi sesuai persyaratan permukiman pada Permen PU No.41 Tahun 2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya. Dengan memangkas lahan kriteria tidak sesuai pada tiap tahap analisis. Tahap pertama ialah analisis kesesuaian fisik, tahap kedua analisis kesesuaian bencana alam, tahap ketiga analisis aksesibilitas dan prasarana, tahap keempat analisis pelayanan sarana, dan tahap terakhir perbandingan hasil 4 analisis tersebut dengan kawasan lindung. Pada tiap tahap analisis tersebut dilakukan eliminasi pada lahan yang tidak aman bencana, tidak terlayani, kurang terlayani, dan cukup terlayani prasarana dan sarana. Tiap memasuki analisis selanjutnya lahan yang digunakan hanya yang sesuai fisik, sangat aman bencana, sangat terlayani dan terlayani prasarana dan sarana.

Downloads

Published

2022-08-25