IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BASO - BATAS KOTA PAYAKUMBUH (STA 102+000 - 107+000)
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), yaitu metode yang dikembangkan oleh U.S. Army Corps of Engineers dan direkomendasikan dalam standar ASTM D6433. Metode PCI dilakukan dengan membagi ruas jalan menjadi unit sampel atau segmen, kemudian dilakukan survei visual untuk mengidentifikasi jenis, luas, dan tingkat keparahan (severity level) kerusakan. Studi kasus dilakukan pada ruas Jalan Baso – Batas Kota Payakumbuh (STA 102+000 – 107+000) , dibagi ke dalam segmen penelitian 100 m agar kondisi perkerasan dapat direpresentasikan secara lebih akurat. Jenis kerusakan yang dominan ditemukan meliputi retak kulit buaya (alligator cracking)1.173,78 m2, tambalan (patching) 1.219,62 m2, lubang (pothole) 63,34 m2, dan amblas (depression) 24,55 m2. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai PCI rata-rata berada pada kategori sedang (Fair) (43,9). Berdasarkan hasil tersebut, prioritas penanganan yang disarankan adalah overlay untuk kerusakan sedang. Kebutuhan pekerjaan overlay meliputi penutupan retak seluas 1.173,78 m², kebutuhan lapis perekat 1.707,63 liter, campuran aspal panas 51,32 m³, AC-WC sebesar 3.222,26 ton, dan bahan anti pengelupasan sebanyak 521,64 kg. Beberapa faktor kerusakan jalan yaitu sistem drainase yang tidak memadai. Penelitian ini menegaskan bahwa metode PCI mampu memberikan gambaran kondisi jalan secara kuantitatif dan menjadi dasar pengambilan keputusan yang lebih efektif bagi instansi pengelola jalan dalam merencanakan strategi pemeliharaan yang berkelanjutan.
Kata Kunci: Pavement Condition Index (PCI), perkerasan lentur, kerusakan jalan, Baso – Batas Kota Payakumbuh, overlay, drainase.