IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE DENGAN PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JARAK JAUH DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG
Abstract
Perubahan hutan mangrove dengan pemanfaatan data penginderaan jarak jauh di KecamatanBungus Teluk Kabung Kota Padang dengan cara di analisis dan di identifikasi perubahannya
dari tahun ke tahun. Cara/metode yang digunakan intrepretasi dan survei dengan melakukan
pengamatan dan pengukuran di lapangan. Pengamatan dilakukan terhadap keragaman
vegetasi setiap unit sample lahan hutan mangrove. Data yang digunakan Foto Udara Tahun
1989, Citra Quickbird tahun 2007 serta Citra Quickbird tahun 2012. Ke tiga data tersebut di
ditumpangsusunkan/dioverlaykan kemudian di croschek dengan memakai alat untuk
menentukan Kordinat yaitu: Global Position Spasial (GPS) ke lapangan atau ke lokasi untuk
memastikan lokasi hutan mangrove. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai
tropis, yang berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove
banyak ditemui di pantai, teluk yang dangkal, delta dan daerah pantai yang terlindung. Di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang ditemukan 14 (empat belas) jenis mangrove
yaitu; jeruju hitam (Acanthus ilicifolius), paku laut (Acrostichum aureum), piai lasa/paku laut
(A. speciosum), perpat kecil (A. cornicullatum), tanjang merah (B. gymnorrhiza), tanjang (B.
sexangula), tengar (C. tagal), dungun (Heritiera globasa), teruntum merah (L. littora), nipah
(N. fruticans), bakau minyak (R. apiculata), pedada/berambang (S. alba), pedada (S.
caseolaris), dan nyirih (X. granatum). Selanjutnya ditemukan 13 (tiga belas) jenis mangrove
ikutan di seluruh lokasi pemetaan yaitu; butun (Barringtonia asiatica), cemara laut (Casuaria
rukam), bintan/ambacang laut (Cerbera manghas), tuba laut (Derris trifoliate), kacangan
(Desmodium umbellatum), waru laut (Hibiscus tiliaceus), tapak kuda (Ipomoea pes-caprae),
mengkudu (Molinda citrifolia), nibung (Onchosperma tigillaria), pandan (Pandanus
odoratissima), kacang kayu laut (Pongamia pinnata), gegabusan (Scaevola taccada), dan
ketapang (Terminalia catappa). Hasil Penelitian menunjukan terdapat 13 titik lokasi hutan
mangrove di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang pada tahun 1989 dengan luas
119,49 Ha , pada tahun 2007 dengan luas 87,55 Ha, dan pada tahun 2012 dengan luas 73,73
Ha. Dari hasil data yang ada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung kondisi hutan mangrove
mengalami penurunan luas (degradasi) dari tahun 1989 ke tahun 2007 sebesar 31,94 Ha,
kemudian dari tahun 2007 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 13,82 Ha, secara
keseluruhan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang mengalami penurunan
sebesar 45,76 Ha dekade 23 tahun. Penuruan luasan ini terjadi di kawasan Labuhan Tarok,
Kawasan Pasar laban, Kawasaan Gunung-gunung Cindakir, Kawasan Ujung Cindakir,
Kawasan Ujung Betung, Kawasan Labuhan Cino, Kawasan Teluk Buo, Kawasan Teluk
Siriah, Kawasan Pulau Setan, Kawasan Sungai Pisang, Kawasan Batu Tajarang, dan Kawasan Pulau Pasumpahan. Sedangkan kawasan Teluk Kaluang terjadi penambahan mangrove yang pada tahun 1989 luasannya 12,39 Ha dan pada tahun 2007 mengalami penambahan luas menjadi 14,10 Ha , begitu juga pada tahun 2012 luasnya bertambah menjadi 14,20 Ha. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Penurunan luas hutan mangrove diindikasikan oleh aktifitas manusia, dan gangguan manusia. Sedangkan pada sisi lain penambahan mangrove melalui proses suksesi banyak terjadi di kanan kiri sungai atau muara sungai akibat adanya pendangkalan sungai dengan pertambahan sedimentasi yang terakumulasi. Laju perubahan penutupan hutan mangrove diperoleh dengan membagi selisih luasan dalam tahun 2007 dan 1989 dengan selisih tahun 2007 dan 1989, dibagi 18 karena selisih tahunnya 18 tahunan, dengan laju 1,77 Ha pertahun. Sedangkan selisih luasan dalam tahun 2007 dengan tahun 2012 sebanyak 5 tahun, maka dibagi 5 karena selisih tahunnya 5 tahun, dari data yang ada mangrove mengalami penurunan luas dengan laju 2,76 Ha pertahun. Secara keseluruhan mangrove di Kecamatan Bungus Teluk Kabung mengalami penurunan luas dengan laju 2,26 Ha per tahun. Laju perubahan penurunan luas hutan mangrove dari tahun ketahun diindikasikan dengan adanya tanaman jeruju dan sejenisnya yang menandakan bahwa hutan mangrove telah rusak. Perlu penanganan yang serius dan regulasi yang baik.
Kata Kunci : mangrove, penurunan luas, degradasi, interpretasi
Downloads
Published
2017-07-08
Issue
Section
Articles