FEMINISME DALAM NOVEL ATHIRAH KARYA ALBERTHIENE ENDAH MELALUI ANALISIS KODE SEMIOTIK SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan feminisme dalam novel Athirah karya Alberthiene Endah melalui analisis kode semiotik serta implikasinya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan sejumlah konsep teoretis seperti feminisme yang dikemukakan oleh Fakih (2013), semiotik yang dikemukakan oleh Hoed (2014) dan teori pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang dikemukakan oleh Emzir dan Rohman (2015). Data dalam penelitian ini adalah kata-kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam novel Athirah karya Alberthiene Endah yang diterbitkan oleh Naura Books tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah: (1) membaca berulang-ulang secara keseluruhan novel tersebut untuk memahami isinya secara utuh, (2) membaca bagian-bagian novel yang berkaitan dengan feminisme menggunakan lima kode semiotik, (3) mencatat kata, frasa, kalimat atau paragraf yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data dilakukan adalah deskriptif analitis yakni: (1) membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data, (2) mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data, (3) menuliskan `model` yang ditemukan, (4) koding yang telah dilakukan. Hasil analisis data menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, feminisme ideologi yang dituangkan oleh pengarang meliputi: (1) marginalisasi perempuan, seperti sikap Emma menghentikan ucapannya karena ia tidak bisa melarang suaminya, (2) subordinasi perempuan, seperti sikap menunjukkan marahnya dengan bebunyian benda karena ia tidak mampu melawan kehendak suaminya, (3) kekerasan perempuan, seperti mencari kedamaian kemana-mana, dan (4) stereotipe perempuan, seperti membangunkan dan menyuruh anak-anaknya tidur. Kedua, kode semiotik, yang ditemukan adalah (1) hermeneutic, seperti Emma sedang termenung memandang ke pintu, (2) proaeretic, seperti banyak orang menjauh dari perahu, (3) budaya, seperti Emma membalut tubuhnya dengan gaun sutera Sengkang, (4) semik, seperti menunjukkan amarah dengan bebunyian benda, dan (5) simbolik, seperti Emma menaiki becak. Ketiga, implikasinya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah guru bisa menyampaikan novel dan hasil penelitian ini dalam mengajarkan dan menerapkan perilaku yang baik, seperti ikhlas, sabar, dan bertanggung jawab. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa novel Athirah merupakan sebuah novel yang banyak mengajarkan perilaku yang baik dalam keluarga dan bermasyarakat. Perilaku ini dapat ditiru siswa sambil belajar bahasa dan sastra.Kata kunci: feminisme, kode semiotik, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Downloads
Published
2017-07-28
Issue
Section
Articles