KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Authors

  • Fahresi Eka Siska, Eva Rita, Wardi.

Abstract

ABSTRAK
Dalam proyek konstruksi, keterlambatan proyek dapat didefenisikan sebagai terlewatnya batas
waktu penyelesaian proyek dari waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, atau dari waktu yang
disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian suatu proyek. Banyak permasalahan yang
mengakibatkan kegagalan suatu proyek, salahsatunya yaitu keterlambatan dalam penyelesaian proyek
yang dilaksanakan di kabupaten Pesisir Selatan. Hasil monitoring danevaluasi Dinas Pekerjaan Umum
kabupaten Pesisir Selatan Bidang Bina Marga yang dilaksanakan pada setiap akhir tahun anggaran
khususnya untuk periode tiga tahun terakhir memberikan suatu kesimpulan bahwa keterlambatan pada
pekerjaan konstruksi merupakan temuan dominan. Keterlambatan proyek di kabupaten Pesisir Selatan
pada tahun 2013 rata-rata mencapai 17,8%, kemudian pada tahun 2014 rata-rata sebesar 18,61%, pada
tahun 2015 rata-rata sebesar 14,65 % dan pada Oktober 2016 kecendrungan keterlambatan masih
ditemukan yaitu hamper mencapai 11,5%. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis factor
dominan penyebab keterlambatan proyek konstruksi jalan di kabupaten Pesisir Selatan serta mencari
solusi untuk mencegah atau meminimalisir potensi keterlambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek
konstruksi jalan tersebut. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dimana pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner pada owner, kontraktor dan konsultan. Sedangkan pengolahan data dilakukan
dengan SPSS, kemudian dilakukan validasi pakar. Dari hasil analisis terbentuk 9 faktor baru penyebab
keterlambatan proyek yaitu sumberdaya, manajerial, penjadwalan dan lingkungan, metode pelaksanaan,
tenaga kerja dan material, komunikasi, peralatan, pengendalian dan perencanaan. Dari 9 faktor tersebut
yang menjadi factor dominan penyebab keterlambatan adalah factor sumberdaya dengan variable
keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja, kekurangan material pada waktu
pelaksanaan konstruksi dan kurangnya jumlah peralatan yang digunakan pada waktu pelaksanaan
konstruksi dengan nilai loading factor untuk factor sumber daya yaitu sebesar 35,953%. Solusi alternatif
yang harus diterapkan untuk meminimalisir keterlambatan yaitu : keuangan, material, peralatan,
manajerial, tenagakerja, koordinasi dan komunikasi, desain dan lingkungan

Published

2019-11-17