PENENTUAN BOBOT PENILAIAN KINERJA KONTRAKTOR BERDASARKAN SISTEM MUTU BERBASIS TQM
Abstract
Kegagalan mutu pada proyek-proyek konstruksi terutama proyek yang dilaksanakan kontraktor kecil pada umumnya disebabkan oleh sumber daya manusia yang kurang memenuhi standar minimal kualifikasi dan kecendrungan hanya sekedar memenuhi syarat administrasi saja. Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat mengakibatkan proses dan hasil akhir dari pelaksanaan konstruksi sering menyimpang dari perencanaan awal sehingga berpengaruh pada hasil yang didapat yaitu mutu, waktu dan biaya. Hal ini tentunya menimbulkan tantangan sendiri dalam usaha pengembangan jasa konstruksi di Indonesia secara umum dan Kabupaten Kerinci Khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga hal utama diantaranya pertama untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja kontraktor berdasarkan sistem mutu berbasis TQM, kedua untuk mengetahui variabel terbaik yang mempengaruhi penilaian kinerja kontraktor berdasarkan sisitem mutu berbasis TQM dan ketiga untuk mengetahui faktor-faktor kritis dalam penilaian kinerja kontraktor berdasarkan sistem mutu berbasis TQM. Faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja kontraktor berdasarkan sistem mutu berbasis TQM adalah: faktor manajemen SDM, faktor kebijakan dan strategi, komitmen, manajemen proses, manajemen sumber daya, dan Quality Awareness. Sementara untuk faktor kritis dari penilaian kinerja kontraktor berdasarkan sistem mutu berbasis TQM adalah: Komitmen dengan bobot sebesar 48,8%, Kebijakan dan Strategi dengan bobot sebesar 22,1%, Manajemen Proses dengan bobot sebesar 13,5%, Quality Awareness dengan bobot sebesar 7,5%, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dengan bobot sebesar 5,1%, dan Manajemen Sumber Daya dengan bobot sebesar 2,9%.
Kata Kunci : Kegagalan Mutu, Kontraktor, TQM
References
Prawirosentono,S. (2001), Filosofi Baru tentang Manahemen Mutu TerpaduAbad 21, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Pribadi K.S, Affandi.F, Firmandi.A. (1998), Jurnal Teknik Sipil Vol.5 No.1Januari 1998, Institut Teknologi Bandung.
Rothery, B. (2000), ISO 9000 dan ISO 14000 untuk Industri Jasa, PPM, Jakarta.
Singarimnbun,M. (1989), Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta.
Soenarno (2003), LPJK Harus Berbenah Diri. www.lpjk.or.id. Download internet 10 Agustus 2008.
Suardi, R. (2004), Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta.
Tika, M.P (2005), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Tjokrowinoto,M. (1981), Tahap – Tahap Penelitian Sosial Dalam Metodologi Penelitian, Lembaga Pendidikan Doktor UGM, Yogyakarta.
Toruan, R.L (2005), Panduan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Turin, (1975), Aspects of the economic of construction.
Wiryodiningrat, P. (1997), ISO 9000 Untuk Kontraktor, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yustiarini, D. (2007), Proses Jaminan Mutu dalam Rantai Pasok padaIndustri Konstruksi, Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung